chapter 1

168K 1.2K 18
                                    

Dinda seorang gadis berusia 17tahun ia tinggal di kos kosan jauh dari orang tuanya yang tinggal di desa yang ayahnya adalah seorang juragan tanah yang kaya.
Dinda gadis manis bertubuh semok, tingginya hanya 156cm beratnya 58kg, payudaranya ukuran 36B, bokong nya besar dan pinggangnya kecil, rambutnya panjang, ia punya seorang teman yaitu Tama, anak kota yang ramah dan mau membantunya banyak hal di kota, Tama juga tidak terlalu tinggi untuk ukuran orang indonesia dia sedang tingginya 168cm beratnya 52kg cenderung kurus.
Saat ini mereka kelas 3 SMA

Tama "kenapa bengong?" Sambil menepuk bahu Dinda

Dinda "yeh.. gue remedi nih fisika"

Tama "kirain apaan.. kapan remedial nya?"

Dinda "nanti jam 2 pas pulang sekolah.."

Tama "hmm" hanya bergumam

Dinda "temenin yaaa tam.. pliss"

Tama "iya..ntar gue bantu deh"

**

Jam 3 sore setelah Dinda menyelesaikan ujian ulang fisika, mereka pun pulang. Seperti biasa Tama akan mengantar dan menjemput Dinda, respect nya tinggi terhadap Dinda, karena Dinda sangat baik terhadap banyak orang, dan Tama kesal kalau ada anak laki laki yang ngomongin body nya Dinda.

Sore itu saat sudah dekat kos Dinda, hujan turun amat deras, namun Tama tetap melanjutkan perjalanan dan sesampainya dikos tempat parkir Tama melihat badan Dinda yang basah, BH nya terlihat jelas karena bajunya yang basah dan transparan, Dinda menutup payudaranya

Dinda "liat apa lu?"

Tama "yah elah kaya iya aja lu"

Dinda "yee songong" kemudian dibuka nya tangannya yang menutupi payudaranya

"Ayo masuk" lanjut Dinda

Kamar berukuran 3x4 yang cukup luas untuk kamar kos dengan kamar mandi didalam

Dilemparkannya baju kaos Dinda yang agak besar kearah Tama

Dinda "ini gede kok.. ama gue aja gobor"

Tama "hmm" ia segera melepaskan bajunya

Dinda yang ingin masuk kekamar mandi tiba tiba terpeleset dan terjatuh, Tama sempat sedikit tertawa dan segera membantu Dinda

Dinda "sakiiitt.. ketawa lagii"

Tama "haha ia ia sini"

Namun Tama melihat gundukan payudara yang kencang dan kenyal, diam diam Tama tidak sengaja menyentuhnya, dan Dinda tidak merespon, Tama mengangkat Dinda, Dinda melingkarkan tangannya dileher Tama

Tama "hati hati.. mangkannya, ganti bajunya disini aja sih.. kaya gua bakal liat aja" jawabnya nyolot

Dinda "bener yaa.. awas lu"

Tama duduk didepan laptop posisinya membelakangi Dinda

Dinda mulai melepaskan pakaiannya sedikit sedikit, kancing baju itu mulai terlepas satu persatu, ia membuka bajunya dan tanpa ia sadari Tama memperhatikan dari layar laptop, Tama pun sengaja menoleh ke Dinda karena ia penasaran.

Dinda yang membuka BH nya juga, yang dalan keadaan tubuhnya tak mengenakan sehelai benangpun terkaget

Dinda "Tamaaaa" teriaknya

Tama "hahaha bercanda deng"

Dinda "gak lucu tau nggak.. liat sana nggak.."

Dinda menutup payudaranya dengan kedua tangannya

Tama "ia ia.." ia kembali melihat kedepan

Jantung mereka sama sama berdegup kencang, ada perasaan aneh yang mengalir dikedua nya.

Dinda segera memakai kaus tanpa menggunakan bra

Tama "itu kenapa nggak pake BH?"

Dinda "nunjuk nunjuk lagii ahhh malu" jawabnya sembari menutup wajah.

Tama "lah emang kenapa? Keliatan juga, udah pernah liat juga punya lo"

Dinda "diih.. kapan??"

Tama "barusan hehe"

Suasana pun hening Tama memilih milih film di laptop

Dinda "tam.."

Tama "hmm"

Dinda "mmm ga jadi deh"

Tama "kenapa diin?"

Dinda "penasaran ajah"

Tama "sama sih gue juga, tapi gue nggak berani"

Dinda "dih emang mau ngapain nggak berani segala? Lo mikir jorok yaaa"

Tama "dikit sih hehe"

Tama melihat kembali kearah payudara Dinda yang putingnya menyembul lancip dibalik kaus,
Tama memberanikan diri, ia memegang payudara Dinda

Dinda "tam.." dinda memegang pergelangan tangan Tama

Tama "sedikit aja din.."

.
.
.
.

Sedikit SajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang