Five

63 13 1
                                    

Jam weker membangunkan diriku.
Kulihat tanganku memerah karena cengkraman tangan yang kuat.
Apa sebuah mimpi bisa menjadi kenyataan?? Sakit sekali!!.
Kepala ku masih saja terasa pusing dan berat ditambah lagi dengan luka cengkraman di tangan yang sedikit membiru.

Kulihat jam masih menunjukkan pukul lima pagi hari, dengan langkah kaki yang berat. Aku menuju kamar mandi untuk berendam sejenak.
Satu persatu pakaian ku lepaskan dan kubiarkan begitu saja di lantai yang kering.

" Ahhh nyaman sekali " gumamku.
Aku berpikir apa benar aku adalah seorang vampire?? Tapi bagaimana bisa?? Kulihat tanganku yang memerah.

Nia berdiri dan berjalan ke arah kaca.
Tangannya terulur untuk membuka lemari kaca tersebut.
Berbagai perlengkapan mandi ada disana seperti sabun mandi cair, facial foam,sikat gigi, pasta gigi, dan beberapa obat didalamnya.
Tangannya meraih cutter kecil yang tersimpan di dalam.

Nia kembali memasuki bathtub dan berendam, pikirannya mulai berkecamuk menjadi satu.
Satu pihak berpikir untuk tidak melakukan hal yang bodoh karena mimpi itu dan satu pihak lainnya berpikir untuk melakukannya agar membuktikan kebenarannya.

Goresan cutter berhasil membuat telapak tangan Nia mengeluarkan banyak darah. " Aaahhkk " pekik Nia yang mulai merasakan kesakitan.
Aku menyudahi acara berendam di bathtub karena darah sudah menyatu dengan air mandi. Sial!! Aku pasti sudah gila!!!, Batinku.

Dengan tangan gemetar menahan sakit, jubah mandi ku berhasil melekat sempurna menutupi tubuh polos diriku. Penglihatan mataku terasa mulai kabur dengan dengungan telinga membuat diriku jatuh lemas tersungkur di lantai kamar.

Tok tok tok

Kulirik arah pintu " nona saatnya bangun " itu suara Tina, tapi badanku semakin lemas??
Kulihat Tina berlari ke arah diriku dengan suara yang tak dapat ku dengar karena dengungan tadi.
Aku hanya mengangguk dan tersenyum lemas untuk menjawab pertanyaan yang tak jelas dari mulut Tina sebelum akhirnya diriku tergeletak pingsan di pinggir ranjang.

Nia berhasil membuat Tina semakin panik. Bagaimana tidak?? Banyak darah yang melekat di jubah mandi Nia dan itu membuat Tina, gadis muda itu kalang kabut.

Tina segera berlari menuju kamar mandi untuk mengambil obat p3k yang memang tersedia di setiap kamar rumah majikannya itu.
Dengan teliti Tina membersihkan bercak darah dan segera membalut telapak tangan nona mudanya.

" Nona...nona..." Tina memanggil dengan nada khawatir. Majikannya tak kunjung bangun dengan wajah yang semakin pucat dengan bulir keringat yang berada di pelipis nya.

" Apa anda baik-baik saja??"sahut Tina dengan nada khawatir. " Luka anda sudah saya balut nona " lanjutnya. Senyum Tina berkembang saat sang nona mulai sadar dari pingsannya.

Tangan Tina tak henti hentinya membuat kehangatan di telapak tangan Nia. Dengan lembut Tina berusaha menghangatkan tubuh Nia dengan suhu tubuh miliknya menggunakan telapak tangannya.

Nia menggenggam tangan Tina dengan lembut dan tersenyum manis ke arahnya, berusaha menampilkan dirinya bahwa Nia sudah baik-baik saja dan Tina tak perlu khawatir padanya. " Aku tak apa Tina, tenanglah " sahut Nia.

Tina menghentikan kegiatannya dan tangannya mulai memasukkan kembali obat p3k ke dalam tempatnya. Tina bertanya tanpa menoleh ke arah Nia " apa yang nona lakukan tadi??" Tina bangkit dari duduknya, " apa nona berusaha bunuh diri atau berusaha untuk meninggalkan kami semua yang ada disini??" Tina mulai menatap wajah Nia dengan bulir air mata yang menetes.

Nia berusaha bangun meskipun rasa pusing di kepala nya masih terasa
" Maaf membuatmu khawatir " Nia menggenggam kembali tangan Tina,
" Tapi aku hanya ingin memastikan diriku sendiri dan kau tak mungkin percaya akan hal yang ku alami " penjelasan Nia yang tenang membuat Tina mencoba mencerna perkataan majikannya itu.

[ B2 ] Vampire My Pretty ; The Kingdom Of DRACULATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang