LIMA

21 1 0
                                    

Senyum yang sempat hilang, senyum yang pernah padam, kini terbit kembali, bersama mentari yang mulai bersembunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyum yang sempat hilang, senyum yang pernah padam, kini terbit kembali, bersama mentari yang mulai bersembunyi.

°°°°°

Keesokan harinya, Zanna berangkat seperti biasa. Ia sempat melihat ibunya keluar rumah, tapi Zanna sama sekali tidak menyapanya.

Sesampainya disekolah, Zanna dikagetkan dengan kehadiran Javas didepan kelasnya, ia tersenyum manis. "Pagi Zanna!" Sapanya.

Zanna mengerutkan alisnya,ia membalas singkat tanpa tersenyum sedikitpun. "Pagi."

"Gue mau ngobrol,boleh masuk?" Tanya Javas.

Zanna mengangguk singkat, tanpa banyak bicara ia masuk kedalam kelasnya, diikuti Javas yang merasa sudah tidak aneh dengan sifat Zanna.

"Boleh gue duduk?" Tanya Javas.

"Ya." Zanna duduk dibangkunya. Javas ikut duduk di bangku kosong sebelah kursi Zanna.

"Lo ngga mau tanya gue ada perlu apa?"

"Ngomong aja," Zanna menjawab datar. Benar-benar tidak cocok jika diajak untuk becanda.

"Soal rencana kita nyari ayah lo."

"Kenapa?" Tanya Zanna, ia melirik sekilas pada Javas. Kemudian kembali fokus membolak-balik buku yang tadi ia ambil dari dalam tas.

"Gimana kalo nanti kita mulai nyari?" Usul Javas menyampaikan pendapatnya yang sudah ia pikirkan matang-matang semalam.

Zanna diam sejenak. Tangannya berhenti menggerakkan buku didepannya. "Nyari?" Ulang Zanna. Javas mengangguk.

"Kemana?"

"Clue kita cuma satu." Javas menautkan jari-jarinya, terlihat serius."sodara ayah lo yang ada di Bintaro."

Zanna kembali membolak-balik halaman, kemudian mengambil pulpen dan mulai menulis,mengisi PR yang tidak sempat ia kerjakan karena kejadian semalam.

Keadaan hening, hanya terdengar suara goresan pulpen dan suara gelang yang Zanna kenakan. Zanna memakai gelang yang bisa dibilang banyak,dengan satu jam tangan melingkar. Hal itu Zanna lakukan karena terdapat luka goresan ditangannya.

Sudah tidak asing melihat Zanna dengan banyak gelang ditangannya, kecuali jika upacara. Zanna tidak mau gelangnya diambil untuk kedua kalinya.

"Zanna?" Panggil Javas,merasa diabaikan.

"Aku udah bilang, aku nggak yakin," Jawab Zanna pada akhirnya.

"Kita coba dulu."

Keadaan kelas mulai ramai , Zanna sedikit tidak nyaman. Javas yang juga merasa demikian akhirnya memilih untuk pergi kekelasnya. " Gue ke kelas, nanti kita obrolin lagi."

Fetch HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang