ENAM

17 1 0
                                    

Sahabat hanyalah musuh yang bersembunyi dibalik indahnya pertemanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sahabat hanyalah musuh yang bersembunyi dibalik indahnya pertemanan.

°°°°°°°°

Hal yang sangat menyebalkan bagi Zanna adalah ketika kelasnya ditugaskan untuk mengerjakan tugas secara berkelompok. Tentu saja tidak akan ada yang secara sukarela mengajak Zanna masuk kedalam kelompok mereka. Zanna selalu menjadi siswa terakhir yang mendapat kelompok. Tapi, bukan iitu masalahnya, Zanna sangat malas dengan kebisingan, suara jeritan tidak jelas yang sangat menganggu telinganya. Pembagian kelompok selalu diiringi suara ribut dari siswa yang heboh menentukan kelompok mereka.

Seperti sekarang, Zanna bedecak malas melihat teman-temannya berebut kelompok dengan sahabat ,atau berebut ingin mendapatkan siswa jenius untuk masuk kedalam kelompok mereka. Zanna sendiri tidak terlalu pandai, namun perlu dicatat Zanna juga bukan gadis yang bodoh. Nilai Zanna sangat melejit di bidang bahasa. Namun, karna paksaan dari ibunnya, Zanna terpaksa masuk kedalam kelas IPA. Untung saja Zanna dapat mengatur kemampuannya. Meskipun nilainya tidak pernah menjadi yang paling tinggi-kecuali nilai Bahasa, tapi nilai Zanna juga tidak pernah menjadi yang paling sedikit. Beruntung nilainya masih dalam kategori pas-pasan.

Zanna hanya pasrah saat dirinya dimasukkan kedalam kelompok yang isinya kurang satu siswa. Zanna tidak masalah sebenarnya, tapi, kenapa ia harus sekelompok dengan Neti?

Dengan sifat Zanna yang lebih suka menyendiri, membuat teman sekelasnya enggan mendekati Zanna, meskipun begitu, mereka juga terlihat biasa saja, tidak membenci atau mencaci Zanna. Ya, kecuali tiga siswi yang saat ini menjadi tim kelompok Zanna. Neti memang termasuk kedalam golongan siswi populer disekoalahnya. Zanna merasa ia tidak pernah mengganggu kehidupan Neti, tapi Neti selalu terlihat sewot kepada Zanna.

Hari ini, seorang guru Matematika memberi 50 soal yang harus dikerjakan oleh setiap keompok. Sudah sepuluh menit waktu mengerjakan, kelompok yang lain sibuk mengerajakan bagiannya masing-masing. Berbeda dengan Zanna yang hanya melihat-lihat soal didepannya. Neti yang menyuruh Zanna tetap diam, ia bilang ia yang akan mengerjakan tugas tersebut,dibantu oleh dua temannya. Zanna sangat yakin ini bukanlah niat baik, pasti Neti sedang merencanakan sesuatu. Tapi Zanna memilih diam saja, ia tidak mau tenaga dan suaranya terbuang untuk ribut tidak jelas.

Dua jam waktu pelajaran yang Zanna habiskan dengan membaca novel telah berlalu. Pak Erik yang merupakan guru Matematika kembali kekelas untuk memeriksa tugas yag diberikan.

"Bagaimana anak-anak, tugasnya sudah selesai?"

"Belum,pak!" Seru siswa secara serempak.

Pak Erik menghela napas, "Baiklah, tugas dikumpulkan minggu depan. Tidak ada alasan untuk tidak mengumpulkan. Kalau ada kelmpok yag tidak mengumpulkan , akan ada konsekuensi, mengerti?"

"Siap,pak!"

Pak Erik meningalkan kelas setelah mengucap salam. Siswa kelas Sebelas IPA empat mulai kembali ke posisi masing-masing.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fetch HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang