Zanna. Gadis yang hidupnya kacau tak karuan. Gadis yang melakukan selfharm setiap kali merasa sedih. Sayangnya,ia merasa sedih sepanjang hari.
Javas menemukan Zanna diujung hidupnya. Ia juga yang meminta waktu untuk membuktikan bahwa Zanna 'layak' b...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Fetch Happiness."
°°°°°°°°°
PAGI datang seperti biasa, disambut hangatnya terik mentari. Diiringi kicau burung yang terdengar merdu. Juga suara ayam yang sesekali masih berisik. Hari ini cerah,namun sepertinya tidak berlaku pada gadis SMA yang kini menyisir rambutnya dengan malas.
Zanna,gadis yang semalam Baru saja akan mengakhiri hidupnya,namun gagal karena kehadiran sosok cowok yang sama sekali tidak ia harapkan.
Zanna menyambar ransel yang tergeletak diatas tempat tidur. Waktu masih menunjukkan pukul 6 lewat 5 menit. Tapi Zanna sudah mulai melangkah meninggalkan rumahnya.
Suasana sepi sudah tidak asing lagi bagi Zanna,tidak ada sarapan terhidang dimeja makan. Tidak ada sambutan selamat pagi dari penghuni rumah. Tentu saja,karena hanya Zanna yang menghuni rumah tersebut.
Zanna mulai menyusuri jalan raya,tidak berniat menggunakan kendaraannya. Jarak rumah Zanna Sampai sekolah kurang lebih hanya 30 menit jika jalan kaki. Padahal ada trsansportasi umum,tapi Zanna juga tidak berniat untuk menaikinya. Ia lebih memilih berjalan kaki.
Seperti biasanya,30 menit kemudian Zanna sudah tiba di sekolahnya. Ia berjalan menyusuri koridor. Tatapan datarnya sudah tidak asing bagi warga sekolah. Lagipula,tidak banyak yang mengenal Zanna disini,karena Zanna terlalu menutup dirinya dari dunia.
Zanna duduk di kursinya,di bangku deretan paling belakang, sendiri. Jumlah siswa dikelas Zanna memang ganjil,tapi Zanna malah merasa beruntung,ia dengan senang hati menjadi siswi yang duduk sendiri.
Bel berbunyi ketika Zanna terlelap sekitar 10 menit. Ia mengucek matanya yang masih terasa berat. Semalam ia memang sempat hampir mengakhiri hidupnya,tapi hari ini terasa biasa saja bagi Zanna.
Zanna mengikuti pelajaran seperti biasa,menjadi murid pendiam yang sangat jarang bicara.
°°°°°°°°
"Eh maaf,maaf." Javas reflek meminta maaf pada gadis yang baru saja ia tabrak punggungnya. Namun,gadis tersebut sama sekali tidak menoleh,ia hanya berdiri diam. Tidak juga membalas permintaan maaf Javas, ataupun marah karena merasa kesal.
"Ya ampun ,Lo tuh nggak lihat-lihat kalo jalan!" Hardik Haikal yang merupakan teman dekat Javas.
Javas mengehela napas malas,ia melihat gadis itu beranjak pergi, mengabaikan permintaan maaf darinya. Javas tentu saja kesal. Tapi,saat ia melihat rambut dan postur tubuh gadis itu,ia reflek berlari menyusulnya.
"Zanna?" Panggil Javas saat berhasil berada didekat gadis tersebut.
Zanna menoleh datar,tidak menjawab sapaan Javas yang kini menganga karena kaget. "Lo sekolah disini ternyata?"