Tragedi jidat San berdarah gara-gara kepentok ujung lemari besi kemarin bikin Seonghwa rada syok bentar. Ditambah dia abis dengar suara tembakan itu, makanya dia makin lemes aja.
Terus Seonghwa nanya ke Hongjoong tentang suara tembakan yang mungkin siapapun pasti dengar karena bunyi tembakan emang selalu nyaring kan ya, tapi Hongjoong tetap bersikeras gak dengar apapun setelah Seonghwa nanya hampir belasan kali lebih.
"Lo juga gak denger?"
San menggeleng, "engga tuh kak. Kapan sih? padahal gue sama yang lain kan gak ribut tuh."
Nah kan. Emang Seonghwa aja yang dengar. Ah mungkin dia lagi halu aja waktu itu gara-gara parno duluan.
"Suara apaan kak? Tembakan?" tanya Mingi yang baru keluar dari toilet. Seonghwa menoleh terus mengangguk antusias.
Mingi mengerutkan dahinya bingung, "gue sih gak denger tembakan ya kak. Tapi lebih ke bunyi orang minta tolong gitu. Gak terlalu jelas sih, cuman sayup-sayup doang."
Oke, ini apalagi?
"Kapan lo dengernya?"
Mingi mikir sebentar buat mengingat, "pas matlis tadi malam," lalu berlalu dari ruang tamu karena mau pergi ke kamar buat pakai baju.
Anying. Seonghwa rasanya mau angkat kaki dari sini aja sekarang.
"GI MINGI."
"Kenapa lagi kak?" Mingi terpaksa balik lagi ke ruang tamu. Padahal udah mau masuk ke kamar tadi.
"Lo dengernya sebelum apa sesudah jidat San kepentok?"
"Heh? San kepentok? Kapan?
San yang lagi duduk di sofa merotasikan bola matanya kesal, "masa lo gak liat sih perban segede gaban gini di jidat gue?" tanya nya sambil menunjuk ke arah jidat.
"Ya liat, cuman gue nanyanya kan kapan. Tadi malam?"
"Iya Song Mingi. Lo kalo udah tidur lupa deh sama dunia." balas San gemas.
Mingi cuman terkekeh pelan. Setelahnya dia balik badan lagi buat pergi ke kamar. Gak enak aja gitu keliaran gak pakai baju, soalnya dia gak terbiasa.
"San," panggil Seonghwa.
"Hm?"
"Lo ngerasa ada yang aneh gak sih sama villa ini?" tanya Seonghwa pelan. Akhirnya nanya juga setelah berpikir seribu kali.
San menggeleng sambil masih mencet tombol remote tv nya buat ganti-ganti saluran, gak ada yang seru sih.
"Eh.."
San menghentikan kegiatan nya itu terus fokus ke tv. Seonghwa pun melakukan hal yang sama. Jongho yang baru lewat sambil membelah apel ikutan duduk di sebelah Seonghwa pas liat berita di tv.
"Penembakan? Korban tewas di tempat? Luka jidat?" San terheran-heran melihat berita yang baru disiarkan itu.
"Dan kejadian terjadi pukul dua dini hari.." lanjut Seonghwa sambil membaca tulisan yang ada di bawahnya.
"IH BERARTI BENER DONG. SOALNYA JONGHO DENGER ADA SUARA TEMBAKAN GITU TADI MALAM! KAK SAN SAMA KAK SEONGHWA DENGER GAK? PASTI DENGER JUGA KAN?" kata Jongho heboh.
Seonghwa mau mengangguk, tapi kasihan sama San yang menggeleng dengan muka kebingungan. Terpaksa dia ikutan menggeleng. Jongho cemberut karena merasa gak ada yang sama kayak dia.
"Masa sih gak ada? Jelas jelas ada loh kak," kata Jongho lagi. San tetap kekeuh menggelengkan kepalanya.
Rasanya Seonghwa pengen nangis aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
vacances [ ateez ]
Mystery / Thrillertidak bisakah membiarkan kami liburan dengan tenang?