💀 0️⃣ 💀

1.7K 173 22
                                    

Seonghwa memijat pelipisnya sembari menghela nafas karena pening liat para adeknya—mungkin lebih tepatnya sih 'adek-adekan' ribut banget sekarang. Ributnya juga gak berfaedah. Cuman karena mereka bingung mau bawa apa aja buat liburan lusa.

"Ho, ngapain lo bawa apel kesana?" tanya Seonghwa bingung pas liat Jongho masukkin beberapa buah apel ke dalam koper nya.

Jongho menoleh, "nanti Jongho mau belah apaan disana kalau gak bawa apel?" katanya yang bikin Seonghwa makin pusing dengar alasannya itu.

"Gak usah, Jongho. Kita cuman liburan seminggu. Lagian disana pasti ada apel," kata Seonghwa lalu pergi ke kamar yang lain buat ngecek.

Wooyoung sama San sudah selesai berberes, jadi mereka sekarang rebahan aja di ranjang sambil baca thread cerita horror di aplikasi burung biru. Yunho sendiri masih bingung milih mau bawa sweater atau hoodie, padahal kalau mau bawa keduanya kan bisa...

Terus beralih ke Mingi yang lagi ribut sama Yeosang di dapur. Tau kenapa mereka ribut? Mingi mau bawa kecap, tapi Yeosang gak izinin. Masalah se simpel itu bikin seisi dapur dipenuhi teriakan mereka.

"TERSERAH GUE DONG MAU BAWA APA ENGGA!"

"GAK BOLEH! POKOKNYA GAK BOLEH TITIK!"

keinget cute girl kan jadinya.

"Kenapa lagi sih Mingi, Yeosang?" tanya Seonghwa yang sudah mulai lelah.

Mingi dan Yeosang menoleh bersamaan lalu saling tunjuk, "DIA NGESELIN!" kemudian saling tatap lagi dan saling melempar tatapan tajam juga, "NGAPAIN NGIKUTIN GUE?!"

Seonghwa pengen aja gitu banting meja makan, tapi dia gak mau wibawa sebagai kakak yang paling tua jadi hancur gara-gara masalah ini doang.

"Kak, masa Yeosang ga ngizinin gue bawa kecap? kecap doang ini.." kata Mingi ngehampirin Seonghwa sambil nenteng sebotol kecap.

"Nanti kalo persediaan kecap di rumah abis gue gamau beli ya!" sahut Yeosang dari belakang Mingi.

Mingi berbalik, "yang nyuruh lo beli emang siapa?" dan membalas dengan nada sewot.

"Lo lah! Lo kan sering nyuruh gue beli ini itu kalo udah abis. Orang kayak lo taunya ngabisin doang, mana tau dateng darimana," balas Yeosang gak mau kalah sewot.

Plis lah. Seonghwa pengen banget sehari aja gak ribut. Ini masalahnya cuman di 'mau bawa kecap doang' tapi ribut nya udah ngelebihin orang kayak mau cerai aja.

maap gak bermaksud apa-apa kok gaes, cuman perumpamaan doang;)

"Kak Seonghwa, Yeosang tuh!" adu Mingi.

"Ngadu terossss, kak jangan dengerin!" Yeosang ikut mengadu secara gak langsung.

"Kal-"

"Kenapa sih ribut-ribut? Kedengeran sampai studio gue nih," celetuk Hongjoong yang baru datang dengan headphone yang tergantung di lehernya.

"Lo urus sana, gue gak sanggup." Seonghwa milih buat ninggalin kedua bocah itu daripada mati muda gara-gara frustasi.

" Seonghwa milih buat ninggalin kedua bocah itu daripada mati muda gara-gara frustasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari yang ditunggu-tunggu sama mereka pun tiba. Akhirnya pergi liburan juga setelah seminggu lebih dua hari pusing ngerjain selembar kertas berisi soal yang belum tentu bisa nentuin masa depan.

ga deng canda.

"Gak ada yang ketinggalan lagi kan?" tanya Hongjoong memastikan. Semuanya menggeleng dan membuat Hongjoong langsung tancap gas setelahnya.

Btw, ada yang mau tau kelanjutan tentang kecap dibawa apa engga gak?

Jawabannya : Dibawa.

Setelah perdebatan panjang dan keputusan dari Hongjoong selaku ketua dari grup mereka, akhirnya sebotol kedelai hitam cair bercap burung bangau itu dibawa pergi juga.

Yeosang sama Mingi juga udah baikan. Emang tuh bocah dua kurang bisa akur. Satunya savage, satunya haha hehe mulu tapi kalo udah marah seremmm.

"Kak," Wooyoung majuin badannya ke depan buat ngomong sama Seonghwa yang posisi duduknya di sebelah Hongjoong.

Seonghwa sedikit kaget karena Wooyoung tiba-tiba muncul gitu aja, "Kenapa, young?"

"Bawa roti atau makanan ringan gak? Laper nih," rengek Wooyoung dengan tangan kanan yang memegang bagian perut.

"Bawa kok, tapi gue taroh di bagasi. Suruh Jongho, San, atau Mingi ambilin gih," kata Seonghwa.

Wooyoung berbalik ke belakang dan nemuin kedua teman yang udah dianggap keluarga serta satu adek kelas yang juga udah dianggap adek sendiri terlelap tidur. Wooyoung mana tega bangunin, lagian dia takut diamuk massal cuman karena mau minta ambilin makanan doang.

"Gak jadi deh kak," kata Wooyoung lalu balik duduk kayak semula.

"Kenapa lagi?" tanya Seonghwa tanpa natap Wooyoung. Dia lagi sibuk chat sama pemilik villa yang villa nya mau mereka sewa selama satu pekan nanti.

"Mereka modar semua. Ga tega gue bangunin nya,"

Gak lama habis ketiga anak ayam tadi tidur, penumpang kursi bagian tengah ; Yunho, Yeosang, dan Wooyoung juga ikutan tidur. Cuman Seonghwa sama Hongjoong yang masih melek.

Iya lah melek, kalau Hongjoong ikutan tidur yang ada tujuan mereka gak ke villa lagi cuy. Sedangkan Seonghwa sendiri kadang bantuin Hongjoong liatin google maps atau sekedar nemenin ngomong biasa biar gak bosan.

"Hwa, yang punya villa udah lo chat lagi kan?" tanya Hongjoong.

Seonghwa mengangguk walaupun gak keliatan sama Hongjoong, "udah kok, tenang aja," sahutnya.

"Btw, gue masih gak nyangka bisa nyewa villa mewah dengan harga semurah itu," kata Hongjoong.

"Gue juga. Tapi lo ngerasa aneh gak sih?"

Karena jalanan cukup macet, Hongjoong berhenti sebentar lalu menatap Seonghwa, "aneh kenapa?" tanyanya balik.

"Aneh aja gitu. Kok bisa dia nyewain villa sebagus dan semewah itu dengan harga yang murah," kata Seonghwa bingung.

"Ya...mungkin...karena baru dibangun juga kan katanya? Ya udahlah jangan berpikir negatif dulu, dari cara balas chat sama nyahut di telpon juga baik aja kok," kata Hongjoong menenangkan Seonghwa.

Seonghwa menghela nafas panjang lalu mengangguk meskipun masih ragu,

kira-kira keputusan yang diambil sekarang ini benar aja atau malah sebaliknya?

vacances [ ateez ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang