💀 5️⃣ 💀

826 107 14
                                    

apakah ada yang masih menunggu cerita ini update😂?

Hongjoong benar-benar dibuat pusing dengan berita yang baru saja ia terima dari Mingi. Jalanan yang akan mereka lewati buat pulang jam 9 pagi nanti tiba-tiba rusak parah.

Kenapa Mingi bisa tahu? Karena beritanya disiarkan tadi malam lewat tv. Dan Hongjoong sudah berjelajah ke alam mimpi lebih dulu daripada yang lain.

"Terus kita gimana balik nya nih?" tanya Wooyoung panik. Yeosang melirik Wooyoung dengan tatapan malas.

"Diem bisa gak sih congor lo? Nanya kapan balik mulu, lo gak kasian sama Kak Hongjoong yang daritadi juga pusing mikirin gimana caranya mau balik?" ujarnya.

"Gak usah munafik deh, Sang. Lo pasti juga pengen cepet-cepet balik kan?? Lo juga pasti tambah parno abis liat San yang tiba-tiba banget ada luka gores di bahu kan?"

Ya Yeosang memang gak munafik sih. Dia takut, banget. Tapi Yeosang gak mau bikin Hongjoong dan Seonghwa tambah pusing. Sudah cukup beberapa hal aneh yang terjadi kemarin-kemarin bikin kedua kakak kelas nya itu pusing.

"Gue emang parno sama takut. Tapi gue juga ikutan mikir gimana caranya pulang, gak kayak lo yang ngedesak pulang mulu. Cari cara juga kek."

Dari arah kamar yang ditempati Seonghwa dan Hongjoong, Seonghwa keluar dengan muka sedikit sumringah yang membuat orang-orang di ruang tamu bingung.

"Gue nemu rute lain nih!" Seonghwa mengangkat hp miliknya sambil sedikit berlari lalu memberikannya ke Hongjoong.

"Tumben lo dapet sinyal kak?" celetuk Mingi.

"Tau nih, gue juga kaget. Udahlah yang penting kita bisa pulang yakan?"

"Lo yakin Hwa bisa lewat sini?" tanya Hongjoong setelah melihat peta di google maps.

Seonghwa mengangguk semangat, "iya, yakin! Lo teliti aja deh rutenya. Hampir sama kok kayak rute kita kemarin. Cuma bedanya yang ini lebih memakan waktu."

"Oke kita pul–"

"JONGHO BANGUN HO!"

Teriakan melengking dari San membuat semuanya berlari ke arah sumber suara.

•••

Brak!

Seonghwa menutup bagasi mobil sehabis selesai menaruh semua barang-barang di sana. Hongjoong sudah duduk manis di bagian kursi supir, yang lain posisinya masih sama seperti awal mula pergi ke villa.

Bedanya posisi kali ini

Kepala Jongho ada di paha San dan kakinya ada di paha Mingi. Anak itu gak bangun-bangun daritadi. Bikin semuanya panik. Udah dikasih minyak kayu putih sama freshcare juga gak mempan. Makanya semuanya setuju langsung bergegas pulang setelah San teriak.

"Sial, mobil nya gak bisa nyala!" seru Hongjoong yang membuat mereka semua menatap ke arah dirinya duduk.

"Joong jangan bercanda."

"Ngapain gue bercanda sih, Hwa? Timingnya gak tepat. Ini beneran gak bisa nyala mesinnya, coba deh."

Hongjoong keluar dan digantikan oleh Seonghwa sementara. Seonghwa mencoba memutar kunci nya berulang kali, namun hasilnya tetap sama—gak bisa hidup.

"Cek aki nya dong, siapa tau bermasalah di aki."

Hongjoong membuka bagian depan mobil miliknya lalu mengecek ke bagian aki.

"Gak papa kok, masih warna biru ini."

"Cek karburator nya deh. Kalo gak salah lo pernah gini juga kan waktu jalan sama gue?"

Hongjoong beralih ke bagian karburator. Mengutak-atik disana dibantu dengan Yunho yang baru aja keluar dari dalam mobil.

Lumayan lama mereka ber'eksperimen' tapi sepertinya gak ada hasil sama sekali.

"Kita tunda dulu ya pulangnya?" ucap Hongjoong akhirnya setelah merasa lelah berkutat lama di bagian dalam depan mobilnya.

"TUNDA?!" Yeosang menengok ke kiri, "sumpah young, lo jangan egois bisa gak sih???? kita semua juga mau pulang, bukan lo doang," ujarnya penuh amarah.

"Lagian kenapa coba milih liburan tuh ke villa yang ada di hutan gak jelas gini? Siapa yang jadi tumbal? Lo? Gue? Engga, kita semua yang jadi tumbal! Kita mana tau di daerah sini tuh gimana gimana nya. Tapi dengan bodohnya kalian malah setuju liburan kesini!"

PLAK!

Wooyoung memegang pipi kanan nya yang terasa panas dan sedikit kebas habis ditampar Yeosang lumayan kencang. Bukan tanpa alasan Yeosang menampar Wooyoung. Yeosang benar-benar bingung apa yang ada di dalam pola pikir Wooyoung.

"Enak, hm? Gue gak bakal main tangan kalo lo tetap diem dan gak banyak mulut. Gue gak peduli dengan title gue yang lebih lama temenan sama lo daripada mereka, karena justru itu gue bisa negur lo kayak gini."

"Gak usah nampar gue bisa kan?"

"Lo kalo gak digituin gak bakal sadar anjing!!"

Seonghwa buru-buru turun dari mobil dan beralih ke bagian kursi tengah, "eh udah udah, jangan berantem. Mending kalian balik ke villa dulu ya? Biar gue yang ngatasin masalah ini bareng Hongjoong dan Yunho."

•••

Wooyoung, Yeosang, Mingi, San, dan Jongho berkumpul di kamar yang ditempati Mingi dan San sebelumnya. Kondisi Jongho masih sama. Wajah pucat milik Jongho membuat keempat kakak kelasnya itu khawatir setengah mati.

"Jongho tadi kenapa, San?" Mingi gak sempat nanya ke San, dan baru bisa nanya sekarang.

"Gue gak tau. Tiba-tiba aja pas gue naik ke lantai 2, Jongho udah tergeletak gitu aja disana."

Tergeletak dikira apaan..

"Lo semua sadar gak sih kalo ada yang gak beres?"

"Sejujurnya gue sadar dari hari pertama nginap disini. Tapi karena gue gak mau kalian parno ya udah gue diem."

San menatap Wooyoung, "ya elah kok gak bilang sih, young? tau gitu kan kita bisa pulang lebih awal."

"Nah iya, goblok lo young," timpal Yeosang, "lo kok gak bilang sih?"

"Diem deh, Sang. Gue masih marah sama lo. Lagian ya gue udah ngajak lo semua balik tapi lo pada aja yang ga mau nurut."

Gak salah sih, kan kenyataannya emang begitu. Wooyoung selalu mengajak mereka pulang karena merasakan hawa yang gak enak di villa ini. Benar-benar membuatnya gak nyaman sama sekali.

Wajar kalau mata Wooyoung sering sekali terlihat merah. Itu karena dia kurang tidur.

Mau tau penyebabnya apa?

Ada suara ribut yang entah darimana asalnya selalu bikin Wooyoung terganggu.

makin kesini makin aneh aja ini cerita😭

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

vacances [ ateez ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang