B A B 1

136 12 2
                                    

▪︎ ▪︎ - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
▪︎

Sudut Pandang

J e o n J a e w o o n

▪︎
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - ▪︎ ▪︎




Putih juga dingin. Entah bagaimana aku bisa berada di ruangan ini sekarang.

"Halo?"

Aku menyapa. Entah pada siapa aku menyapa. Aku hanya berharap seseorang dapat mendengar suaraku. Karena aku merasa kesepian. Itu adalah ketakutan terbesarku, sendirian. Jika aku merasa sendiri, aku akan mencoba untui membuat teman baru dengan seseorang yang asing. Tetapi disini, aku benar benar sendiri dan tidak ada satupun orang yang bisa kuajak bicara.

"Woonie, bisa dengar gue gak?"

Aku terkejut bukan main. Aku mendengar suara seorang laki laki. Tetapi bukan suaranya yang membuatku terkejut, melainkan nama yang digunakannya untuk memanggilku. Hanya ada satu orang yang memanggilku dengan nama itu. Seseorang yang spesial yang telah lama hilang tanpa kabar. Seseorang yang begitu aku rindu.

"Hyu?" Aku menoleh dan melangkahkan kakiku kesana kemari. Berusaha untuk mencari sumber suara. Tetapi aku tak menemukan siapapun. "HYUNIE!" Aku kembali berseru nama panggilannya.

"Jaewoon! Jaewoon!"

Suara itu terus memanggilku. Ketika aku hendak berlari lebih cepat, aku terjatuh. Tidak ada yang sakit. Tetapi aku dapat merasakan tempat ini bergetar hebat. Dingin, sepi, sendirian, dan sekarang tempat ini bergetar getar seolah akan terjadi gempa bumi. Karena begitu takut, aku menutup mataku erat erat.

"JEON JAEWOON! Bangun sekarang! Kalau lo gak bangun, gue ceburin lo ke kolam!" Aku dapat mendengar suara laki laki dan dapat merasakan tubuhku yang bergoyang goyang karenanya. Laki laki itu mencoba untuk membangunkanku.

"Duh, iya iya. Bawel banget sih!" Perlahan aku membuka mataku yang tertutup rapat. Sepertinya itu karena mimpi aneh yang baru saja ku lalui.

"Namanya bagun tuh sama tubuh jiwa raganya juga dong! Itu namanya cuman melek!" Aku menghela nafas kasar sembari menatap kakak laki lakiku jengkel.

"Paan sih, Kuk? Lo juga belom mandi, kan?"

Jeon Jungkook, itulah namanya.

"Gue mandi gak nyampe lima menit juga beres. Lah elu, putri solo juga lebih cepet mandinya."

Mandi apaan tuh gak nyampe lima menit? Cuman nyiram air doang kali.

Tak mau berdebat lebih lama. Akupun memilih untuk mengalah. Aku bangun dan melangkahkan kakiku menuju kamar mandi dan masuk kedalamnya. Baru saja aku akan menutup pintu, kakakku kembali berseru.

"Jangan lama lama ya."

"Iya."

매직 아이랜드

Aku berlari secepat mungkin. Mencoba untuk menemui siapapun di jalan ini. Tak akan kusapa dengan gurauan garingku. Mungkin hanya selamat pagi lalu berjalan di depan ataupun belakangnya. Karena aku takut.

Magic Island | Choi Beomgyu FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang