B A B 5

51 10 0
                                    

▪︎ ▪︎ - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
▪︎

Sudut Pandang

J e o n J a e w o o n

▪︎
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - ▪︎ ▪︎

Karena kami tidak merasa terlalu lelah, kami memutuskan untuk pergi ke sebuah tempat. Jujur, aku baru disini dan aku belum mengetahui tempat tempat yang berada di... Scoala de Magicia. Seingatku itulah nama sekolah ini.

Menurutku letaknya cukup jauh. Tapi tidak benar benar sangat jauh, hanya jauh saja. Ketika kami tiba, aku takjub. Saat itulah Heuningkai memberi tahuku bahwa nama tempat ini adalah Danau Hillier. Danau ini benar benar seperti danau di negeri dongeng. Jangan menyalahkanku tapi aku merasa seperti putri kerajaan sekarang. Hahaha.

"Kuda itu cantik." Soyoon berseru. Dan seruannyalah yang menyadarkanku bahwa di area danau ini terdapat seekor kuda dengan warna keemasan. Dan terlihat.... ya, sebenarnya agak bosan mengatakannya, tapi ini fakta. Kuda itu terlihat ajaib atau mistis.

"Memang, kuda itu menjaga Danau Hillier ini." Jawab Soobin.

"Namanya Akhal-Teke." Heuningkai berbisik padaku dan aku mengangguk sebagai respon.

Ada sebuah pohon besar dan rindang yang tumbuh tak jauh dari danau. Kami memutuskan untuk beristirahat, duduk disitu. Aku menempatkan diriku di sebelah Heuningkai.

Kami berbincang bincang kecil. Aku dan Heuningkai melepaskan gurauan gurauan kami dan itu membuat mereka tertawa. That's right! Kawan seper-recehanku sudah kembali.

( waring lawakan super garing akan muncul. tapi jujur aja, gue ( author ) ngakak sendiri bacanya. karena humor gue emang anjlok. )

"Guys, tau gak? Ayah sama ibu gue nikah ditanggal yang sama, lho!" Heuningkai berujar. Lawakan garingnya itu ternyata membuat kami tertawa.

"Hyuka bego. Hahaha!" Aku berkata di sela tawaku.

"Jahat! Makanya kasih tips dong biar gue pinter."

"Ya tinggal jangan bego aja. Nanti kalau udah keluar dari sini, gue ojekin lo otak deh."

"Eh, jangan. Ojek yang online atau yang offline gak bagus tau. Masa pas gue pesen ojek online waktu itu, pas ngerem ojeknya berhenti mulu."

"Apasi lu. Dasar micin dikasih nyawa."

Harus kuakui. Humor mereka tak seberapa. Karena setiap lelucon yang aku dan Heuningkai utarakan membuat mereka tertawa terpingkal pingkal. Yah, meski aku sendiri tertawa paling keras. Kami sangat heboh sampai sampai orang orang yang lewat memandang kami aneh.

"Udahla, anju. Perut gue sakit, nih." Aku berkata sembari mengelus perutku.

"Yaudah, sana kalau mau boker, hahaha." jawab Heuningkai.

"Sht! Udah-udah. Kita mau bahas aeternum stone kan? Simpan dulu candanya untuk nanti, oke?" Yeonjun mengalihkan topik pembicaraan. Oh, iya. Aku hampir lupa.

"Tapi Hyung a--"

"Gak!" Sahut Yeonjun memotong perkataan Heuningkai. Karena kecewa, Heuningkai melemparkan tatapan sinis pada Yeonjun. Tapi dimataku, ia terlihat imut. Hahaha, sahabatku yang satu ini sangat lucu.

"Keluarkan sekarang." Akhirnya Taehyun bersuara.

"B-baiklah," Soyoon terbata-bata. Ia meraih sakunya dan mengeluarkan kotak kecil, lalu ia mengambil batu itu keluar. Tepat setelah dikeluarkan, curvim kami masing masing muncul dan mengelilingi aeternum stone. Kami semua bingung, karena kami tidak mengerti apa yang sedang para curvim lakukan. Yang kami lihat, mereka hanya mengelilinginya dan memandangnya.

Magic Island | Choi Beomgyu FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang