B A B 4

70 9 1
                                    

H e u n i n g k a i's
P.O.V

Aku merasakannya. Sekarang adalah waktunya. Yeonjun hyung dan Taehyun hyung sedang mengambil nilai mata pelajaran yang sempat tertinggal. Dan Soobin hyung dan Beomgyu hyung sedang mengerjakan tugas yang di beri oleh ketua asrama. Mereka semua sedang pergi, sibuk dengan urusan masing masing. Aku sendirian di kamar kami, ini adalah waktu yang tepat.

Karena hari ini adalah hari sabtu, aku dapat banyak waktu luang. Aku telah merencanakan ini sejak lama. Aku akan melakukan hal yang sudah lama ingin kulakukan. Hal yang dapat membuatku tenang. Aku melangkahkan kakiku pada tempat yang sudah kusiapkan.

"Akhirnya!"

Aku merebahkan tubuhku dan tertidur. Tidur... satu satunya hal yang ingin aku lakukan sejak lama. Karena kami selalu saja sibuk dengan sekolah aneh ini dan mencoba untuk memahami semua teka teki, sangat sulit bagiku untuk beristirahat.

매직 아이랜드

Aku menutup mataku lalu menghembuskan nafas perlahan lahan. Tak ada yang lebih baik dari ini, untuk saat ini.

"Hyuka?"

Suara itu menyadarkanku bahwa sekarang aku berada di sebuah tempat. Putih, dingin, kosong. Tiga kata itu cukup untuk mendeskripsikan tempat ini. Tetapi kemudian aku mengingat suara itu. Aku melihat sekeliling. Alisku bertautan ketika aku tak menemukan siapapun disekelilingku. Padahal aku dengan jelas mendengarnya.

Tapi, siapa pemilik suara itu? Aku seperti pernah mendengarnya.

"Hyuka ini gue, Jeon Jaewoon."

Kedua mataku terbuka lebar ketika suara itu kembali dan memoerkenalkan diri sendiri.

"Jaewoon?"

Secara refleks kakiku berlari dengan cepat. Seperti aku tahu dimana dia berada. Aku hanya mengikuti kemana kaki ini membawaku kecil. Entah mengapa, aku merasa kami semakin dekat. Dan benar saja. Semakin dekat, semakin aku dapat melihat tempat ini perlahan menjadi lorong Scoala de Magicia.

"Hyuka lu dimana?"

Suara itu semakin terdengar jelas di telingaku. Saat tempat ini sudah menjadi lorong sekolah secara keseluruhan, disana aku melihatnya. Aku menghentikan lariku dan mengubah kecepatanku menjadi jalan seperti biasa. Ketika ia telah berada di depanku, aku menepuk pundaknya perlahan. Ketika ia berbalik, aku mengukir sebuah senyum yang lebar.

Teman masa kecilku. Sahabat. Sosok yang selalu kurindukan. Aku tak percaya ia telah tumbuh menjadi sosok yang lebih dewasa. Dan tentu saja, lebih cantik. Aku bangga padanya.

"Woonie."

"Hyuka."

Kami berucap secara bersamaan. Hal itu membuat kami tersenyum. Selanjutnya kami saling berpelukan. Peluk adalah salah satu tindakan paling ampuh dalam melepas rindu. Aku senang sekali aku dapat memeluknya sekarang. Meski masih didalam mimpi.

Perlahan kami melepas pelukan kami. Aku teringat akan suatu hal. Ada alasan mengapa aku bertemu dengannya di mimpiku yang lalu. Dan aku harus mengatakan padannya secara langsung sekarang.

"Woonie, lo harus bantu kita."

"Bantu gimana maksudnya?"

"Inget kata kata gue, ya!" Ia menganggukan kepalanya.

"Temen lo udah nemuin aeternum stone. Bawa batu itu, jangan sampai hilang. Kalau lo ketemu cahaya ungu, masuk ke cahaya itu. Kalau udah sampai, jangan bingung dan ikutin aja orang orang. Gue bakal temuin lo di tempat dimana semuanya berawal."

Magic Island | Choi Beomgyu FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang