Empat

41 9 2
                                        

Aku mematung cukup lama saat sudah berhadapan dengan Kevin, keringat bercucuran membasahi pelipisku.

"Tenang Alvia tenang!" batinku.  "Tapi aku mau ngomong apa?" tanyaku pada diri sendiri

"Ayok ngomong Alvia, kalau tidak kamu gak bisa kembali kebarisan" ancam Raka yang membuatku langsung tersadar dari lamunan

Aku sadar kalau saat ini hanya aku saja yang berdiri disini. Sementara Kayla, dia ternyata sudah dibolehkan kembali kebarisan oleh kak Raka. Karna Kayla sudah berhasil merangkai kata kata romantis buat Kevin dan tentu saja semua siswa tertawa dengan kelucuan dan kepolosan yang dibuat Kayla dan itu juga yang membuat Kevin tersenyum kecil kepadanya.

Walau senyum itu sangat tipis, tapi Kayla berhasil dan dia diperbolehkan kembali kebarisan.

"Lo mau ngomong atau mau terus mematung dihadapan gue" ucap Kevin datar tanpa ekspresi

Dalam sedetik aku langsung tersadar dan keringat makin bercucuran sejadi jadinya. Membentuk sebuah bendungan diwajahku, sampai bibir mungil merahku juga berubah menjadi putih😰😰

Aku menarik napas dalam dalam menghirup udara disekitarku yang terasa sedikit menjauh dariku

Aku kembali fokus menatap kedepan dan menatap sebentar kearah Raka lalu membalikkan badan dan .menatap semua orang yang saat ini juga sedang menatapku. Aku mengambil mikrofon yang diberikan kakak osis cantik kepadaku.

Aku mulai berbicara, seluruh siswa terkejut mendengar apa yang keluar dari mulutku. Karna, bukanlah seperti kata romantis yang baru saja ku lontarkan, melainkan isi dari curahan hatiku sendiri:(

"Sebenarnya saya adalah penggemar kakak dari SMP, mungkin kakak dulu tidak mengenal saya, tapi saya sangat mengenal kakak. Kakak sangat populer diseluruh sekolah, sampai akhirnya saya juga ikut menyukai kakak. Tapi perasaan saya ini tidak lebih dari seorang fans dengan idolanya. Kakak tau? Kakak adalah manusia terindah yang Tuhan ciptakan didunia ini" ucapku diluar kendali

Semua orang menatapku, mulut mereka terbuka lebar mendengar apa yang baru saja ku sampaikan. Aku seperti orang bodoh didepan sini. Aku tidak tau harus berbuat apa lagi.

Mataku kembali tertuju kepada kakak osis cantik yang memberikan ku mikrofon tadi dan mengembalikan mikrofon yang ku pegang ketangannya. Saat itu juga aku membalikkan badan dan kembali menatap sosok cowok bertubuh kekar tinggi yang saat ini juga ikut mematung menatapku.

"Lo bisa kembali kebarisan" kata Kevin masih tetap menatapku dingin

Dia sama sekali tidak tersenyum mendengar perkataan ku barusan. Aku jadi takut kalau habis ini kak Kevin akan membenciku. Karna aku sudah berani menyatakan perasaan ku didepan banyak orang, didepan semua siswa PELITA HARAPAN.









Hay readers maaf ya chapter ini dikit🙏🙏 Aku janji deh dichaptar selanjutnya akan update cerita yang panjang😊

Jangan lupa bintangnya😁 mau komen juga silahkan😊😊

Salam
evii_r

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Berawal Dari ChatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang