long night

5.4K 409 13
                                    

remember when we first met ..







Malam ini terasa dingin dari malam-malam sebelumnya. Jalanan yang biasanya begitu padat kini terlihat lenggang hanya dilewati beberapa orang saja. Bahkan sepertinya orang-orang yang berlalu-lalang malam ini terpaksa untuk keluar rumah karena kepentingan, mungkin.

Umumnya hal yang tepat untuk dilakukan dalam keadaan mendung dan angin yang sedikit kencang adalah bergelung diatas tempat tidur sambil menonton sebuah film ditemani dengan secangkir cokelat hangat, namun entah apa yang ada dipikiran pemuda manis dengan perawakan yang kecil ini hingga memilih untuk berkeliaran di komplek rumah hanya berlapis dengan piyama tipis saja.

Gila, satu kata yang ia terima lebih dari 3 kali malam ini dari orang-orang.

Orang waras mana yang akan melakukan hal serupa sepertinya? Tidak ada.

Yang pasti, pemuda ini cukup memiliki alasan untuk berkeliaran pada hampir tengah malam seperti ini.

Pertengkaran orangtua, biasa kan?

Sepasang kaki kecilnya ia arahkan menuju taman komplek, memilih untuk beristirahat sejenak disana sampai waktu yang tidak dapat ia tentukan. Setidaknya disini lebih tenang, pikirnya.

Hendak melangkah menuju bangku yang tersedia disana, mata nya tidak sengaja menangkap kehadiran oranglain yang sudah terlebih dahulu menempati tujuan nya.

Dia lelaki. Dilihat dari belakang, perawakan tubuhnya terlihat lebih besar daripada dirinya sendiri. Bahu lebar yang terlihat tegap itu terlihat cukup hangat karena dilapisi dengan jaket kulit berwarna hitam.

Dengan ragu, ia melangkah menuju tujuan awalnya. Berniat untuk benar-benar mewujudkan keinginan nya dan sekedar menyapa lelaki tersebut. Belum sempat ia mendaratkan bokongnya di bangku, lelaki itu sudah terlebih dahulu menolehkan wajahnya, menatal dirinya dengan wajah tanpa ekspresi yang terlukis disana,

"Eung, hai? Aku.. hanya ingin duduk disini."

"Ya," wajah datar itu kembali mengarahkan pandangan nya ke depan.

Pria yang lebih mungil kemudian duduk disampingnya dengan perlahan. Terlihat canggung, ragu ingin menyapa atau akan terus begini hingga salah satu dari mereka memutuskan untuk pergi.

"Namaku Renjun, namamu?"

Lelaki disebelahnya tersentak saat tiba-tiba pria manis-yang bernama Renjun ini tiba-tiba mengulurkan tangan kearahnya, berkenalan ya?

"Jeno," jawabnya sambil menerima uluran tangan Renjun.

"Senang berkenalan denganmu. Ngomong-ngomong tengah malam seperti ini kenapa berada diluar?"

Jeno mendecih pelan, "Bukankah harusnya aku yang memberikan pertanyaan seperti itu? Orang gila mana yang mau berkeliaran tengah malam dengan cuaca seperti ini hanya dengan menggunakan piyama."

Renjun kira Jeno adalah pria dingin yang hanya bicara seperlunya. Tebakan nya meleset jauh kali ini, ternyata lelaki dihadapan nya cukup ceweret.

"Menyebalkan, bukan urusanmu!"

"Oh jelas ini urusanku, aku tidak mau orang-orang mengira aku menculik bocah tk."

"Terserah."

Kemudian hening. Keduanya sama-sama menikmati suasana seperti ini,

"Hey, Renjun, tolong nyalakan rokok ku."







.. you said, "light my cigarette."







strawberries and cigarettesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang