lighters

1.4K 252 6
                                    

Kalau kata Renjun, Jeno itu seperti buah stroberi.

Sama-sama candu.

Renjun menyukai semua hal yang berbau stroberi, termasuk Jeno.

Terlihat asam dari luar, namun setelah dicoba rasa manis akan menguar dari buah itu.

Begitupun Jeno.

Terlihat dingin dari luar, namun didalam nya terdapat sosok yang hangat.

Setelah resmi— ekhem berpacaran kemarin, keduanya tengah menikmati udara sore yang tidak terlalu panas hari ini dengan berjalan disekitar komplek rumah Renjun.

Tadinya Renjun menolak ajakan tersebut, namun dengan alasan,

"Kau tega membiarkanku jalan-jalan sendiri setelah menempuh perjalanan cukup jauh?"

maka dengan berat hari Renjun iya-kan.

"Mau eskrim?"

"Mau!" jawab Renjun cepat, "Rasa stroberi yaa."

"Loh aku hanya bertanya, bukan menawarkan."

Renjun mendengus lalu berlalu meninggalkan Jeno kesal. Salah memang terlalu berharap banyak pada Jeno yang memiliki hobi main-main saja.

Jeno yang melihat kekasih barunya itu merajuk hanya terkekeh sambil berjalan kearah kedai eskrim, memesan satu cup eskrim sesuai dengan pesanan Renjun sedangkan dirinya hanya memesan sekaleng soda yang memang disediakan disana.

Jujur saja Jeno tidak mengira akan berakhir menjadi sepasang kekasih dengan Renjun. Pertemuan yang tidak sengaja justru membuat Jeno menyukai bahkan jatuh cinta pada pria kecil itu.

Jeno yang tadinya memiliki hobi balapan atau nongkrong bersama teman-teman nya mulai berubah sejak bertemu Renjun. Ia lebih memilih menghabiskan waktu dengan merokok ditaman komplek rumah Renjun dengan harapan akan bertemu pemuda manis itu lagi, dan ya berakhir seperti sekarang

"Nih," tangan Jeno terulur memberikan satu cup eskrim, "Tidak usah merajuk, jelek."

Wajah cemberut Renjun langsung berubah menjadi seperti anak kecil, bibir mungil yang tadinya mengerucut pun berubah menjadi cengengesan yang terlihat menggemaskan dimata Jeno.

"Terima kasih Jeno, memang terbaik hehe."

Kemudian Jeno mengajak Renjun untuk duduk di pinggir jalan dekat tukang bakso yang memang berjualan disitu. Sengaja, memang hanya itu tempat strategis nya.

"Suka sekali rasa stroberi? Sejak dulu kalau beli eskrim yang kau beli itu saja."

"Iya! Kalau cokelat sedikit pahit, tidak suka. Kalau vanilla terlalu manis, tidak suka juga. Kalau jeno suka apa?"

"Suka Renjun."

Warna pink yang ada di eskrim perlahan berpindah ke pipi Renjun. Wajahnya tiba-tiba memanas padahal Jeno hanya berkata yang sejujurnya.

"Aku tanya rasa eskrim!"

"Tadi cuma bilang suka apa bukan suka rasa apa."

"Ya sudah ulang! Jeno suka rasa apa?"

"Aku tidak suka makanan manis."




Renjun kuat :)



"Jeno," panggil Renjun

"Ya?"

"Menurutku Jeno itu seperti stroberi."

Dahi Jeno mengkerut bingung, "Kenapa?"

"Asam."

"Tidak semua stroberi asam Renjun, buktinya eskrim tadi manis." dengus Jeno malas.

"Ih aku belum selesai!"

"Lalu?"

"Malas ah dipotong tadi, pokoknya Jeno itu seperti stroberi!"

Bocah memang.

Jeno menghabiskan sodanya dalam sekali tegukan sebelum membuang kalengnya asal, "Kalau menurutku kau seperti pematik."

"Pematik? Panas?"

"Renjun kau ini polos atau bodoh sih?"

Mata Renjun memicing tajam kemudian mencubiti lengan Jeno dengan brutal, "Enak saja!!"

"Baiklah baiklah, maaf. Intinya kau itu pematik."

"Kenapaaa?"

"Karena aku membutuhkan nya setiap saat."

Jeno menoleh kearah Renjun sambil tersenyum,

"Aku tidak bisa kalau tidak merokok, makanya aku perlu pematik. Aku tidak bisa kalau tidak melihat senyum yang indah, makanya aku perlu dirimu."


Selain kepribadian nya, Jeno juga mampu untuk membuat pipi Renjun menghangat.









tbc

strawberries and cigarettesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang