Kejadian kelam sudah berlalu. Pembunuh Yoo Lana, Jennie Kim, Lalisa Manoban, dan Kim Jisoo sudah ditangkap dan akan dijatuhkan hukuman yang setimpal akan apa yang sudah ia perbuat.
Dan ini sudah banyak hal yang terlewatkan setelah semua bencana menyedihkan itu terjadi. Jika kalian bertanya tentang surat kabar yang sewaktu itu polisi mencari keberadaan blackpink (baca chapter 'a newspaper'), itu merupakan suruhan kakek rose. Karena saat itu sudah seminggu rose tidak kembali ke rumah begitupun tiga temannya yang lain.
Dan kini, rose berada di rumah sakit jiwa. Mentalnya rusak sejak melihat kejadian pembunuhan sahabatnya didepan matanya sendiri. Ia kacau. Tidak mau bertemu siapa siapa kecuali perawat karena takut, jarang makan, bahkan tak bisa tidur.
Jimin sering ke ruman sakit untuk menjenguk rose. Namun, karena rose masih takut bertemu siapa siapa kecuali perawat, jimin hanya bisa menitipkan sebucket bunga mawar pink. Bunga kesukaan rose. Tidak heran jika rose tak bisa tidur maka, ia akan menatap bunga itu dan memain mainkan kelopaknya hingga ia bisa tidur.
Lain sisi dari rose, bangtan tak kalah kacaunya. Mereka masih larut dalam kesedihan akan perginya tiga gadis yang sempat mengisi hari hari mereka, termasuk rose yang kini tidak tau bagaimana keadaannya.
Jennie meninggal karena kehabisan darah. Nyawa lisa terenggang karena sayatan yang ada dipergelangan tangannya sangat dalam sehingga nadinya ikut tersayat, dan jisoo dinyatakan meninggal karena pendarahan serius di lehernya yang tertancap kaca mengiris urat nadinya.
Rasanya seperti mimpi saja. Mereka baru saja kenal dalam waktu satu bulan. Dan tak menyangka jika tiga nyawa sudah lenyap begitu saja oleh orang yang sama. Jika diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan, bangtan ingin mengetahui lebih lanjut tentang rahasia lana dan awalnya menanyakan apakah lana memiliki kekasih atau tidak.
Sehingga lana tidak meninggal dan mereka tidak melibatkan blackpink dalam kasus tersebut. Rasa bersalah pun semakin bertambah pada bangtan karena mereka tidak bisa melindungi keempat gadis, rekan mereka yang sudah banyak membantu mencari tau pembunuh lana. Hingga blackpink rela mengorbankan nyawanya agar bangtan tidak menjadi sasaran akan dendam jackson.
Apalagi setelah menyadari jika taehyung memiliki rasa terpendam dengan jennie. Seokjin dan namjoon terjebak cinta segitiga dengan jisoo. Jungkook yang menyesal karena tidak bisa mengutarakan perasaanya dengan lisa, serta jimin yang menunggu entah berapa lama lagi agar rose bisa sembuh. Sedangkan yoongi dan hoseok tak bisa berbuat banyak selain berusaha menghibur temannya yang perasaanya terputus begitu saja.
"Apa semua sudah siap?" tanya namjoon dari kursi kemudi.
"sudah." sahut hoseok.
Mobil yang berisi tujuh lelaki itu pun melaju membelah jalanan. Hari ini adalah peringatan hari kematian jisoo, jennie dan lisa ke satu tahun. Itu artinya, sudah satu tahun setelah kejadian itu bangtan lalui tanpa mereka. Begitupun dengan rose.
Tak lupa saat mereka menuju pemakaman, seokjin turun sebentar untuk membeli beberapa bunga agar diletakkan diatas makam ketiga gadis yang sengaja dimakamkan berdekatan. Setelah membeli bunga, seokjin kembali masuk kedalam mobil. Ada tiga jenis bunga berbeda yang ada dipangkuannya. Dan masing masing adalah bunga kesukaan ketiga gadis mendiang.
Gladioli untuk jisoo, daisy untuk jennie, dan lily untuk lisa. Seokjin tersenyum melihat bunga bunga yang dipangkuannya tak kalah cantik dengan gadis gadis yang menyukainya.
Sesampainya dipemakaman, bangtan berjalan menuju makam tiga gadis itu. Mereka meletak bunga yang mereka bawa di makam masing masing. Menjadi pengganti bunga bunga yang sudah layu.
Tak lupa bangtan membersihkan sedikit pekarangan makam agar terlihat lebih bersih dan rapi. Serta memanjatkan doa. Ketujuhnya masih tak bergeming. Larut pada pemikiran masing masing. Memori mereka seolah terputar pada masa masa yang telah dilalui dengan keempat gadis yang kini tak dapat mereka jumpai.
"Ayo, pulang." ajak yoongi.
Berat rasanya jika harus cepat meninggalkan tempat ini. Namun mau bagaimana lagi? Yang berlalu biarlah berlalu. Jadikan pelajaran untuk memulai hari yang baru. Sehingga jisoo, jennie, dan lisa pun dapat pergi dengan tenang. Selanjutnya, mereka akan menunggu kapan waktunya mereka dapat bertemu kembali dengan rose.
Bangtan berjalan menyusuri jalan setapak pemakaman, tak banyak suara yang mereka keluarkan karena masih sibuk dengan pikiran masing masing.
Tetapi, berhentinya jungkook secara tiba tiba yang jalan lebih dulu didepan mereka, ikut membuat mereka berhenti. Kebingungan akan apa yang dilakukan jungkook.
Jungkook melepas kacamata hitamnya, mencoba memperhatikan dengan seksama apa yang indra penglihatannya tangkap didekat posko penjagaan pemakaman yang tak jauh dari mereka.
"Hey, jung? Ada apa?" tanya taehyung. Namun jungkook tak menjawab. Terlalu fokus pada objek pandangnya. Sampai seokjin menepuk bahunya.
"Kenapa memukulku sih?" syukurlah. Seokjin kira jungkook kesambet. Melihat sekarang lokasi mereka masih di pemakaman.
"Kenapa berhenti? Ayo jalan!" ujar seokjin.
Jungkook tampak berpikir sejenak sebelum menjawab, "Apa cuma aku yang merasa jika mereka bertiga yang di posko sana itu tak lain dari lisa, jisoo dan jennie?" Ucapnya menunjuk posko penjagaan.
"Yaampun jung, kau ini menghayal ya? Mereka kan sudah-----
Seokjin terdiam. Benar, disana berdiri tiga orang gadis yang sangat mirip dengan jisoo, jennie, dan juga lisa! Mereka juga membawa bucket bunga yang sama seperti bunga yang mereka bawa.
Tetapi, jika dilihat lebih jelas lagi, mereka benar benar sangat mirip dengan tiga gadis mendiang. Hingga bangtan dibuat merinding saat tiga gadis itu berjalan mendekat kearah mereka.
"Permisi...boleh kami bertanya?" tanya gadis yang membawa bucket gladioli. Itukan bunga kesukaan jisoo. Dan yang membawa pun sangat mirip dengan jisoo.
"Y-ya?" tanya jimin hati hati.
"Lokasi makam kompleks anggrek dimana ya? Karna saat di posko penjagaan, petugas keamanannya tidak ada" ucap gadis itu.
"O-oh? D-disana..." jimin menunjukkan daerah dimana ketiga rekan gadis mereka dimakamkan. Sama, di kompleks anggrek.
"Terimakasih...oh ya, perkenalkan... Aku sooya."
"Aku ruby."
"Aku lili."
"Sampai jumpa nanti!" tiga gadis itu berlalu dari hadapan bangtan yang masih membeku. Mereka tidak tau harus melakukan apa selain berlari masuk ke mobil.
Entah mungkin karena nama mereka yang hampir mirip, wajah juga tak jauh berbeda, serta bunga yang mereka bawa juga sama dengan bunga kesukaan jennie, lisa, dan jisoo.
Bangtan tak mau berpikir lebih jauh. Badan mereka cukup tegang dan wajah mereka masih pucat akibat bertemu tiga gadis tadi. Mereka itu---bukan arwahnya jennie, lisa dan jisoo kan?
Setelah semuanya sudah masuk kedalam mobil, namjoon segera melakukan tugasnya menjadi supir. Namun, kejanggalan terjadi saat namjoon menghentikan mobil secara tiba tiba. Dan jantung mereka berdegup semakin kencang saat melihat kearah pemakaman,
tiga gadis itu tidak ada lagi.
THE END.
•=•
a/n : ada yang kepikiran tentang reinkarnasi? Wkwk.
Terima kasih~^^♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold✔
FanficKetika Jisoo dan tiga sahabatnya harus ikut mencari siapa pembunuh gadis yang menjadi ratu ketujuh lelaki itu. ft. BTS