Uda lama nggak nyapa kalian lewat cerita. And lama banget nggak update, huhu.
Buat yang minta next chap, makasiii bangettt.
Happy reading :)
***
Kalo bukan karena dia dosen, udah pasti gue lempar pake sepatu muka datar so killer itu!
***
Sambil terus memastikan lembaran hardcopy ini agar tidak ada kesalahan dan rapih aku pergi cepat menuju kampus biar nggak nunggak hutang perbaikan, supaya nilai aman juga sih. Untungnya lagi Ikhsan bantuin selesai'in tugas kemaren kan, terus dijemput pagi banget malah, ini mah bukan aku yang semangat tapi dia yang semangat hehe.
Saat sampai di depan ruang dosen dan berpisah dengan Ikhsan aku tidak langsung masuk ke ruangan, tapi menghubungi pak Ardan terlebih dahulu.
You
Permisi pak, maaf pak saya ingin mengumpulkan tugas perbaikan kemarin pagi ini.
Pak Ardan
jadwal saya mengajar diluar, hari ini.
You
Tapi kata bapak hari ini dikumpulkan pak
Pak Ardan
Iya, bukan berarti dikumpulkan langsung ke saya kan?, Simpan di meja saya saja.
Shiitt, Kenapa nggak kemarin aja bilangnya, kalo gitu kan masih bisa nyicil hari ini juga seneng bener liat mahasiswanya ngomong yang nggak-nggak. Belum aja aku sumpahin dapet istri yang nyusahinnya sama kayak dia nyusahin orang Lain, mampus dah tuh!
You
Ah iya pak, terimakasih.
Huhu, kesel banget nggak sih. Mama.. mau pulang aja lagian liburan kan bentar lagi kenapa harus nunggak nilai sih bikin bete aja. Dengan langkah gontai aku memasuki ruang dosen dan menyimpan tugasku diatas mejanya pak Ardan,
"Kalo aja dia suami gue, udah gue acak-acak ini ruangan" kataku sambil menatap garang meja rapih bertumpuk kertas dihadapanku
Pukk
Eh? Apa tuh,
"Ngapain kamu pegang kertas jawaban saya!"
"E-eh, nggak pak. Nggak sengaja, kurang aqua saya pak"
"Hah?"
"Iya, nggak fokus pak! Beneran pak"
"Keluar!"
"Ah iya pak, ini perbaikan dari tugas bapak kemarin"
"Pegang sama kamu, balik kanan lalu keluar dari ruangan saya"
"Loh, tugas saya gimana pak?"
"Saya tidak menerima"
"Kok gitu sih pak, nggak adil! Saya cuma pegang kertas jawaban itupun nggak sengaja pak"
"Keluar saya bilang, harus pakai bahasa apa untuk buat kamu mengerti?"
"Ah yudahlah, saya keluar!"
Brukk
Kulempar tugas ku ke lantai, tepat di hadapannya lalu pergi dan menutup pintu dengan bantingan yang kuat, kakiku bahkan terasa sakit karena ku hentak.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate my Lecturer cause you're my Husband | √
Teen FictionKarena bayang masa lalu, Ardan rela menikah dengan mahasiswi yang tidak ia kenal. Sekilas melihat foto seorang gadis cantik membuat tanpa pikir panjang menyetujuinya, harapannya hanya ingin melihat kebahagiaan di mata sang gadis. "I love you, sir!"...
