Bukan siapa-siapa, namun terselip rasa cemburu disana.***
Berkat saran Ikhsan dan Dukungan dari Syifa, Ajeng aku berada di ruangan panas ini. Dosen ku yang satu ini biasa kami panggil si 'Om' julukan dari Ajeng yang tercetus gitu aja, dan kebanyakan mahasiswa bilang beliau ini killer walaupun ia jajaran dosen muda. Malahan Sampai ada grup chat 'Papa Muda Idaman' yang isinya fans bejibun si 'Om' ini.
Bayangin kalo tiap hari aku harus berurusan sama beliau? Sebanyak apa pandangan mata sinis yang natap aku? Huft,
"Kamu hubungi saya nanti, WhatsApp saya selalu aktif" kata beliau tanpa menoleh kepadaku
"Mending kalo langsung dibaca, kalo dianggurin sayang pak. Udah usaha nggak di hargain. Aduh, nggak deh pak" kataku pelan, beliau menoleh padaku sambil mengangkat sebelah alisnya "apa?"
"Ah tidak pak, besok saya temui bapak lagi bisa pak?" Kataku sedikit nyinyir abisnya ngeselin juga nih dosen satu, belum aja ketemu suami masa depan aku huh!
"Tetap hubungi saya saja" katanya lagi
"Kalau begitu saya minta kontak bapak boleh pak?" Kataku pelan
"Handphone kamu"
"Iya pak?"
"Sini"
"E- eh, ini pak maaf" meski ragu aku tetap mengulurkan tanganku untuk menyerahkan handphone kesayangan ku itu, wallpaper nya fotoku dan Ikhsan yang sedang saling menatap. Aku malu jika harus dilihat oleh dosenku sendiri
"Tidak aneh nilai kamu C, pacaran Mulu sih" beliau memberikan kembali miliku
"Ah, nggak kok pak"
"Masih tidak mengaku setelah saya melihat buktinya, mau mengelak pun tetap saja saya melihat kamu tersenyum di sana. Bilang settingan? Dasar anak muda jaman sekarang, nanti saya beritahu perbaikannya. Keluar!" Katanya penuh penekanan
Ardan Fabiansyah Akbar, dosen yang nyebelinnya nggak tanggung-tanggung nggak Mandang siapa yang lebih cantik, pinter bahkan nakal sekalipun pasti kena omelan dari si muka datar itu. Selama taat sama peraturan yang dia buat, kalian pasti aman tapi sekalinya melanggar kalian tidak akan bisa menghindar kecuali langsung menghadapnya dan meminta perbaikan atau pengulangan mungkin?
Katanya beliau belum menikah karena itu banyak mahasiswa, dosen dan staf kampus mendekatinya dengan terang-terangan. Syifa sama Ajeng juga samanya apa yang bisa dilihat dari pak Ardan selain mulutnya yang nyinyir itu? Nggak ngerti lagi deh sama dunia
Setelah keluar dari ruang dosen aku langsung berniat pulang saja, lagian sudah sore juga.
"Gimana? Udah?" Tanya Ikhsan begitu kami bertemu di sepanjang koridor depan ruang dosen, katanya bertemu orang yang special itu moodboster paling ampuh buat benerin suasana hati
"Udah" kataku sedikit sedih
"Jadinya gimana?"
"Katanya hubungi lagi nanti"
"Lo sih sekalinya cari gara-gara langsung ke si 'Om' kalo mau bandel pilih-pilih juga kali!" Kata ikhsan sambil menyentil dahiku dengan jentikan jarinya,
"Aw, sakit ih!" Ku pukul tangannya itu, dan berlalu mendahuluinya
"Gak usah ngambek, Lo gak bakat ngerajuk gitu. Bukannya manis malah asem tau"
"Lo emang manusia nyebelin yang gue kenal ya san, harusnya Lo lahir jadi beruang aja. Biarin nyebelin seenggaknya banyak uang hehe"
"Matre"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate my Lecturer cause you're my Husband | √
Fiksi RemajaKarena bayang masa lalu, Ardan rela menikah dengan mahasiswi yang tidak ia kenal. Sekilas melihat foto seorang gadis cantik membuat tanpa pikir panjang menyetujuinya, harapannya hanya ingin melihat kebahagiaan di mata sang gadis. "I love you, sir!"...