Helaian nafas keluar dari bibir sewarna susu stroberi milik Jeongin, mobilnya tiba-tiba saja mogok diperjalanan menuju kampus dan pak Koji tidak bisa memperbaiki jadi mau tak mau ia harus menunggu tukang bengkel datang.
tentang menghubungi Minho ia sudah mencoba tetapi ponsel Minho tidak aktif, ia juga sudah mencoba menelpon siapapun yang sekiranya bisa ia mintai tolong namun hasilnya nihil tidak ada satupun yang menerima panggilan Jeongin.
"pak masih lama gak? setengah jam lagi Jeongin ada kelas."
"aduh gak tau mbak, ini tukangnya bilang sedang dijalan."
"Mbak Jeje mending didalam saja, disini panas mbak kasian dhen Hyunhonya." lanjut pak Koji.
Jeongin menggeleng, "didalam tambah panas pak, ini saya keluar gara-gara Hyunho nangis kepanasan didalam."
sekitar sepuluh menit kemudian sebuah mobil hitam berhenti di depan mobil milik Jeongin, ia kira itu adalah mobil tukang bengkel yang pak Koji pesan tetapi saat sang empunya turun Jeongin sedikit terkejut, ia tau lelaki itu, orang yang Jeongin tabrak dikampus, Hyunjin.
"mobilnya mogok? udah panggil bengkel?" tanya Hyunjin.
Jeongin mengangguk,"sudah kak, tapi belum datang."
"ada kelas?"
lagi-lagi Jeongin mengangguk, "ada tapi kayaknya saya skip buat hari ini."
"kenapa skip? bareng gue aja, gue juga mau ke kampus, gimana?" tawar Hyunjin.
Bisa Hyunjin tebak dari wajah Jeongin kalau perempuan itu takut dan bingung menimang tawaran Hyunjin, iya lah siapa yang tidak takut ketika diberi tumpangan oleh orang yang baru sekali dijumpai? mungkin hanya orang kepepet.
"gue gak maksa, kalo gitu gue pamㅡ"
"saya mau kak." potong Jeongin mencekal tangan berotot Hyunjin menimbulkan senyuman puas diwajah tampan pemuda itu.
"pilihan yang bagus, pak kami duluan." Hyunjin berujar sopan pada pak Koji yang sedari tadi hanya diam menjadi cameo dalam percakapan singkat dua orang didepannya.
"mbak Jeje beneran mau berangkat sama mas ini?" tanya pak Koji memastikan.
"iya, dia kating Jeongin pak gak usah khawatir, Jeongin bisa jaga diri."
"yaudah mbak hati-hati, mas saya titip mbak Jeje"
•••
hening, tidak ada yang membuka suara setelah keduanya berada dalam mobil, mereka hanya fokus pada kegiatan masing-masing, Hyunjin menyetir dan Jeongin membelai Hyunho dipelukannya tanpa berniat mencari topik, memang topik apa yang dibicarakan orang yang tidak saling kenal?
Hyunjin menghentikan laju mobilnya saat lampu lalu lintas menunjukan warna merah, melirik ibu dan anak disampingya dengan raut muka yang sulit diartikan, gemas? kesal? benci? ya seperti itu.
"kita belum resmi kenalan kan? gue Hyunjin Damaro." Hyunjin berujar tanpa mengalihkan pandang dari jalanan didepan sana.
"emmㅡya, saya Jeongin Nalandra, dan ini Hyunho Darlio." balas Jeongin dengan suara dibuat-buat seperti anak kecil.
Hyunjin gemas memandang wajah ceria Jeongin, "cantik." ucapnya tanpa sadar.
"eh kak bilang apa?"
"kamu cantik, cuma itu." balas Hyunjin santai membuat rona merah muncul dipipi perempuan manis itu.
"tipe ideal istri gue."
haii gua up terus cuz kaga ada kerjaan, jangan bosen yaa🐰

KAMU SEDANG MEMBACA
BUNDA | hyunknowjeong
FanfictionJeongin; janda anak satu, masih muda, masih kenceng. Warn: •GS •lokal •emm