Part 03

3.1K 24 0
                                    

.
.
.
.
.

Saat Raisa melangkahkan kakinya masuk kedalam rumahnya. Ia terkejut mendapati Alex berada di depan pintu. Alex menatapnya dengan tatapan yang tajam.

"Wah hebat ya Lo, bisa diantar cowok tajir". Kata Alex

"Eh enggak kak tadi itu...

Namun perkataan Raisa di potong Alex.

"Cih. Anak sama Ibu sama saja". Kata Alex sambil mendecih.

Raisa yang mendengar Ibunya di sangkut pautkan merasa tak terima.

"Jaga omongan elo ya, Ibu gue itu baik". Kata Raisa dengan menahan emosi

"Ya ya terserah". Kata Alex sambil menuju kamarnya.

Tak lama Ibunya datang. Ia menuju putri kesayangannya.

"Anak mama udah pulang?". Tanya Ema sang ibu

"Iya ma baru aja". Kata Raisa

"Ya sudah sana ke kamar dan mandi, kamu agak bau". Kata Ema

Mendengar hal itu Raisa mencium badannya. Namun, rupanya ia ditipu sang ibu.

"Ihh. Mama aku gk bau tau". Kata Raisa kesal

Melihat anak perempuannya masuk ke kamar dengan kesal Ema cuma tersenyum. Kemudian melanjutkan aktivitasnya yang tertunda.

-------------------------------#---------------------#----------------------------#----------------

Di dalam kamar Raisa merasa badannya capek semua. Ia berfikir kalau hari ini sangat melelahkan. Setelah berdiam diri dengan cukup. Raisa melangakahkan kakinya menuju kamar mandi. Ia merasa kalau berendam dengan air dingin dapat menyegarkan badannya.

Sekitar 40 menit Raisa akhirnya selesai mandi. Ia melihat ke handphonenya ada banyak chat dari Wulan. Raisa membuka dan membaca chat itu. Ternyata, Wulan dan Chintya mengajaknya keluar bersama besok. Ia tersenyum setelah membacanya namun Raisa tidak membalas pesan dari Wulan. Ia berfikir minta ijin dulu.

---------------------#-----------------------#------#------------------------#'--------------------''''--

Ema baru saja selesai masak. Ia kemudian menatanya di meja makan. Ema memanggil semuanya ketika sudah selesai. Semuanya sudah berkumpul di meja makan. Fahri nampak heran karena baru pertama melihat masakan yang di masak sang istri.

"Masak apa ma?". Tanya Fahri

"Pindang Patin pa". Jawab Ema

"Wah enak nih". Kata Fahri lagi

"Tumben ma masak pindang". Kata Raisa

"Iya mama rasa udah lama gk merasakan pindang". Jawab Ema

Sementara Alex diam saja. Ia terlihat tidak ingin berbicara. Ia hanya ingin cepat selesai makan dan pergi ke kamarnya. Fahri mencicipi masakan tersebut.

"Emm enak ma, benarkan sa, lex?". Tanya Fahri

"Iya pa enak". Jawab Raisa

"Biasa aja". Jawab Alex datar

Mendengar hal itu Ema menjadi agak sedih. Sementara Fahri agak marah melihat kelakuan sang putra.

"Udahlah ma, biar anak ini sesukanya aja". Kata Fahri

Selesai makan Alex bangkit dan berjalan menuju ke kamarnya. Fahri kembali agak kesal karena kelakuan sang anak. Raisa kemudian teringat sesuatu yang ingin ditanyakan.

" Ma, Pa. Em aku boleh minta ijin gk besok mau pergi keluar". Tanya Raisa

"Sama siapa?". Tanya Fahri

"Sama temen temen pa". Jawab Raisa

"Kalo papa sih boleh, coba tanya mamamu". Kata Fahri

"Boleh nggak ma?". Tanya Raisa

"Iya boleh". Jawab Ema sambil tersenyum.

"Makasih ma, pa". Kata Raisa gembira

Raisa pun bangkit menuju kamarnya. Ia kemudian menghubungi Wulan.

"Halo Sa kenapa?". Tanya Wulan

"Wul gue besok ikut". Kata Raisa

"Oh yaudah, oiya besok kita berempat". Kata Wulan memberi tahu

"Berempat? Sama siapa satunya". Tanya Raisa

"Sama sepupu gue". Jawab Wulan

"Oh yaudah". Kata Raisa

"Udah dulu ya Sa, gue di panggil mama ini". Kata Wulan

"Ok bye wulan". Kata Raisa

"Bye". Kata Wulan

Raisa pun mematikan sambungannya. Ia mengingat ada pr yang harus di kerjakan. Ia bangkit menuju meja belajarnya. Mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh.
.
.
.
.
.
.
.

STEP BROTHER [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang