.
.
.
..
.
.
Di taman bermain ini Raisa dan sahabatnya menikmati waktu linurnya. Jangan lupakan sepupu Wulan yang merupakan orang yang mengantar Raisa pulang. Yap, David merupakan sepupu Wulan, awalnya Wulan terkejut melihat David dan Raisa saling kenal. Tapi setelah Raisa menceritakan kejadian yang sebenarnya membuat Wulan percaya dengan cerita tersebut.FLASHBACK ON
"Elo". Kata Raisa menunjuk David
"Hai". Balas David sambil tersenyum melihat muka Raisa yang terkejut
"Loh, kalian berdua saling kenal". Kata Wulan bergantian menatap kedua orang itu
"Iya sebelumnya dia adalah orang yang mengantarku pulang waktu hujan itu, jadi yah kami saling kenal". Kata Raisa kepada Wulan
FLASHBACK OFF
"Eh guys, kita main itu aja yuk". Ajak Chintya kepada teman-temannya
"Main apa lagi sih? Aku tuh udah capek". Keluh Wulan kepada Chintya yang tidak merasa capek padahal dari tadi mereka sudah hampir main di seluruh permainan yang ada di wahana itu.
"Lebay". Kata Chintya kepada Wulan, sedangkan David dan Raisa memandang mereka biasa saja
"Chin, temani ke toilet yuk". Ajak Wulan kepada Chintya
"Idih, ogah". Jawab Chintya masih merasa kesal dengan Wulan
"Ayolah Chin, nanti gua traktir bakso deh". Tawar Wulan kepada Chintya
"Emm, okelah". Jawab Chintya dengan muka senang seketika mendengar kata traktir
"Giliran di traktir aja langsung seneng". Kata Raisa melihat perubahan muka Chintya
"Kayak, situ enggak". Balas Chintya mengingat Raisa juga seneng kalau mendapat traktiran
"Udah yuk, emm..Sa, Vid kalau kalian bosan nunggu kita, kalian bisa kok main berdua. Nanti kami nyusul". Kata Wulan
"Hemm, baiklah tapi jangan lama". Kata Raisa menatap Wulan
"Dan elo Vid, jaga Raisa". Kata Wulan kepada sepupunya
"Ck, iya iya. Tenang aja sahabat elo ini pasti aman kok". Kata David
Wulan dan Chintya pergi dari hadapan Raisa dan David. Raisa memandang mereka berdua hingga hilang di balik kerumunan. Tersisalah David dan Raisa yang masih sama-sama diam.
"Sa, kamu mau main atau duduk di taman aja sambil nunggu mereka berdua". Tawar David kepada Raisa
"Emm, di taman aja Dave". Kata Raisa kepada David
Mendengar hal itu David mengangguk dan mereka berjalan menuju taman. Duduk di bangku yang berada di taman tersebut, melihat orang-orang yang bermain bersama keluarganya.
"Sa, tunggu di sini sebentar ya". Kata David sambil menatap Raisa
"Ya, Dave jangan lama-lama". Kata Raisa
"Iya tenang aja cuma sebentar kok". Kata David
David berjalan meninggalkan Raisa seorang diri duduk di bangku yang ada di taman. Raisa melihat banyak anak kecil yang lagi bermain dengan keluarganya, membuat ia mengingat kenangan saat ia berusia delapan tahun di mana saat itu ayahnya belum berubah. Itu adalah kenangan yang ia rindukan sekaligus ia ingin lupakan, karena ternyata sang ayah yang ia sayangi meninggalkan ia dan ibunya tanpa sebab yang jelas. Ia ingin sekali bertemu dengan ayahnya. Namun, apa daya sang ayah meninggalkan mereka tanpa ada jejak sama sekali. Tak terasa air mata mengalir membahasi pipinya.
"Nih, jangan sedih lagi". Kata David sambil menyodorkan es krim
Raisa yang terkejut langsung mengusap air matanya. Ia langsung mengubah mimik mukanya dan berpura-pura tersenyum, menatap David yang tengah menyodorkan sebuah es krim.
"Thanks". Kata Raisa sambil tersenyum
"Aku gk tau kamu suka es krim rasa apa, tapi feeling ku kamu suka rasa strawberry, jadi yah aku beli rasa ini". Kata David sambil duduk di sebelah Raisa
"Hmmm, aku suka rasa strawberry. Feelingmu hebat sampai tau rasa kesukaanku". Kata Raisa terkejut mendengar bahwa David berkata berdasarkan feelingnya.
"Jangan sedih, kan udah ada es krim". Kata David menatap Raisa
"Apaan sih, emang aku anak kecil". Kata Raisa sambil memukul lengan David. Kemudian keduanya terdiam, Raisa mulai memakan es krimnya.
"Emm, kita ke rumah hantu yuk". Ajak David tiba tiba
"Enggak ah, males". Kata Raisa masih memakan es krimnya
"Bilang aja takut". Kata David memancing
"Enggak ya, gak takut aku tu". Balas Raisa mulai terpancing
"Kalo gitu buktikan". Kata David karena Raisa sepertinya sudah mulai terpancing
"Oke, akan kubuktikan aku gk penakut". Kata Raisa sambil bangkit dari tempat duduknya
David dan Raisa berjalan menuju rumah hantu. Namun, sebelum mereka sampai mereka melihat seseorang uang mereka kenal.
"Eh itu, bukannya Alex siapa di sampingnya?". Kata David sambil memandangi Alex dari kejauhan
"Pacarnya". Kata Raisa malas kalau mengenai kakak tirinya itu
"Pacar? Siapa?". Tanya David kepada Raisa kepo
"Iya, Bella namanya". Kata Raisa
"Bella? Kayak pernah denger tuh nama". Gumam David yang terdengar oleh Raisa
"Ayolah katanya mau ke rumah hantu". Kata Raisa sambil menuju rumah hantu diikuti oleh David di belakangnya.
Di depan rumah hantu, Raisa memandang rumah itu biasa saja. Raisa bertekad akan membuktikan bahwa ia bukanlah penakut. Sementara David masih memikirkan siapa Bella, karena nama itu terdengar tidak asing baginya. Namun, ia masih belum bisa mengingat di mana ia pernah mendengar nama itu. Raisa memandang David yang masih terdiam dengan fikirannya sendiri.
"Kenapa, kamu takut ya? Dari tadi diam terus memikirkan hantu pasti". Ejek Raisa kepada David. Mendengar hal itu David langsung tersadar dari lamunannya
"Enak aja, gak mungkin seorang David takut sama hantu buatan". Balas David
"Yasudah ayo masuk". Kata Raisa kepada David
Keduanya memasuki rumah hantu itu. Mereka tidak sadar bahwa ada sepasang mata yang melihat dari kejauhan. Sepasang mata itu menatap mereka dengan tatapan tajam, seperti tidak suka dengan kegiatan yang mereka lakukan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
VOTE DAN KOMEN
.
.
JANGAN LUPA FOLLOW JUGA
.
.
.