#10-p.m

48 18 9
                                    

SELAMAT MEMBACA TENTANG KISAH YANG DATANG DARI PENULIS AMATIRAN SEPERTIKU🌚
-
-
"Ge, gue pen itu deh" mintanya sambil menunjukkan stand tukang jagung bakar.

"Jagung bakar?" tanyanya memastikan.

Geana mengangguk sambil memasang puppy eyesnya "iyaa" .

"Yaudah yuk turun" ajak Gelan membuat Geana langsung berbinar dan turun dari mobil.

"Ayok, Gelan.." kata Geana menarik pergelangan Gelan terburu.

"Iya sabar" ucap Gelan lembut.

Setelah itu mereka memesan jagung bakar dan duduk ditepi jalan yang lumayan ramai. Geana terus saja memandang jagung bakar yang sedang di bakar.

"Liatinnya jangan segitunya,gak bakal kemana itu jagung" ucap Gelan sontak membuat Geana mengerjapkan matanya seperti orang bodoh.

"Ee..nggk...kok biasa aja" ucapnya langsung meneggakkan tubuhnya salah tingkah.

Gelan hanya tersenyum melihat tingkah Geana yang sangat gemas.

"Nih neng jagung bakarnya,spesial buat kapel gols, kalo kata jaman sekarang mah" ucap pedagang jagung bakarnya sambil bergurau.

"Eeh...enggk mang kita cuma temen" ucap Geana sontak membuat Gelan diam.

Jleb

Teman, haha iya gue sampe lupa kalo gue cuma temennya. Batin Gelan

Gelan sadar kok soal itu,memang iya dia dan Geana tidak ada hubungan yang harus di spesialkan tapi ia sekarang sedang berusaha buat menjadi bagian hidup Geana setelah kedua orang tuanya.

"Oalah padahal kalian teh kapel gols pisan" ucap si mamang lagi.

"Enggk ma..."

"Masih calon pacar saya mang" ucap Gelan santai memotong ucapan Geana yang hendak berkomentar lagi.

Geana melolot kearah Gelan,apa maksudnya dari ucapannya.

"Eeh enggak man..."

"Makan jagung bakarnya atau pulang" ancam Gelan, membuat Geana kicep.

Pasalnya jagung bakar adalah salah satu makanan favoritenya, tidak mungkin dia pulang dan tidak makan jagung bakarnya.

Dan Geana sibuk dengan makanannya beda dengan Gelan ia sibuk memandang Geana sambil memakan jagung bakar.

-ooo-

Sudah dua jam lamanya mereka di puncak dan Geana sedari tadi tidak ada capeknya sama sekali,memotret yang ala  aestheutic gitu katanya.aouthor ~kaya aouthor aja Geana

"An, lo dari tadi gak cape apa,motretin tuh pemandangan?" tanya Gelan.

"Nggaklah, ini tuh salah satu kesukaan gue, kalo udah soal foto ala aesthetic" jawabnya dengan bangga.

"Duduk!" ucap Gelan penuh penekanan membuat Geana menunduk dan duduk disebelah Gelan.

Dan mereka pun hanyut dalam pikiran masing-masing,hingga Gelan merogoh saku jaketnya hendak mengambil sesuatu.

"Lo..perokok?" tanya Geana kaget setelah Gelan sudah menggenggam benda yang tadi ia ambil dari saku jaketnya, pasalnya ia baru tau kalau Gelan perokok.

Gelan tetap diam tidak menjawab.

"Sejak kapan lo perokok?" tanya Geana. Gelan masih saja diam tidak menjawab pertanyaan Geana.

"Ge...JAWAB!" ucapnya meninggi.

"SEJAK DULU GUE EMANG UDAH PEROKOK" ucap Gelan reflek meninggikan suaranya, seolah sadar ia langsung memeluk Geana.

"An, maafin gue, gue gak bermaksud buat bentak lo, demi apapun maafin gue" ucapnya merasa bersalah.

Geana masih saja diam dalam pelukan Gelan, ia sedikit kaget dengan bentakan Gelan yang tiba-tiba, ia bisa mengartikan dalam bicara Gelan yang begitu marah,ia yakin pasti Gelan perokok karena keadaan.

"Gea, gue perokok karena keadaan" terjawab sudah pertanyaannya,benar apa adanya Gelan perokok karena keadaan.

"Lo bisa ngertiin gue kan,dalam artian bentakan gue kalo gue gak mau ada yang usik gue" ucapnya lirih. Mereka masih berpelukan dalam keadaan yang begitu tegang.

"Lo bisa ngertikan An?" tanyanya masih merasa bersalah.

Geana tidak merespon sama sekali ia masih setia mendengarkan penuturan Gelan. Geana bakal mengerti Gelan perokok karena keadaan. Tapi, ia tidak suka cowok perokok, ia benci cowok perokok.

"Gue tau lo perokok karena keadaan tapi bisa gak mulai sekarang berenti?" akhirnya Geana bersuara membuat Gelan menunduk melihat Geana yang ada di pelukannya.

"Gue bakal jarang-jarang kok ngerokoknya" ucapnya santai.

"Iihh...kalo jarang-janrang berarti masih ngerokok dong?" ucapnya kesal.

"Yahkan jarang, gue ngerokok kalo gak ada lo kok" ucapnya masih santai.

"Gak intinya sekarang jangan ngerokok lagi!" ucapnya membuat Gelan mengerutkan dahinya.

"Kok lo ngatur gue sih?" tanyanya jail.

Seolah mengerti Geana langsung salah tingkah, ia lupa ngapain juga ngelarang-larang Gelan, mamanya bukan, kakak bukan, apalagi pacar aja bukan.

"Bukan git..."

"Gak papa gue suka" ucap Gelan memotong ucapan Geana,lagi dan lagi Geana salah tingkah di buatnya membuat Gelan gemas.

"Makasih An." ucap Gelan tiba-tiba.

Geana mengerutkan dahinya " untuk...?"

"Mungkin, udah menerima gue di kehidupan lo, seperti sekarang, gue bakal turut apa kata lo, lo larang gue buat ngerokok? Mulai sekarang gue berenti ngerokok tapi kalo ke pepet boleh ya" ucapnya panjang lebar,sambil bergurai kecil.

Geana tersenyum " makasih juga, gue suka lo ada di sini" ucap Geana jujur, membuat Gelan sedikit kaget tapi, masa ia seoarang Gelan menunjukan ke kagetannya oh tidak mungkin, ia menahan kagetannya mati-matian.

Tunggu gue Gea,buat nyatain perasaan gue yang sebenarnya.

Gelan Prambudi...

Dan malam itu adalah saksi di mana sepasang manusia yang sedang jatuh cinta tapi belum ada pun dari salah satunya mengungkapkan perasaanya.

***

Vote terimakasi

-
Ig: mrsikahnd_

GeAn  [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang