Silvi: baik, kalem, pendiam, penakut, dan pintarSilva: jago berantam, pemberani, berandal, dan agent rahasia
Shinta: sahabat silvi, sifatnya sama persisi seperti silvi, bahkan lebih penakut dari silvi.
.........................................................
Author pov
Di sebuah sekolah yang memang sangat banyak terjadi bullying, entah kemana guru dan pihak keamanan sekolah atau memang muridnya yang sangat pandai menyimpan rahasia, disekolah tersebuh sangat sering terjadi tawuran. ada 2 sekolah yang bedekatan yaitu SMA LENTERA DAN SMA NUSA BAKTI, mereka bersekutu untuk menindas dan memperbudak murid di kedua sekolah tsb.
"berikan semua uang kalian jika kalian semua mau selamat." kata salah seorang pemimpin aliansi.
"hey kenapa lo gak kasih semua? Berikan semua uang kalian, jangan ada yang menyisahkan." kata anak buah aliansi.
"kak jangan kak saya mau beli buku buat kembaran saya kami hari ini ulang tahun." ucap silvi dengan taku memberanikan diri berbicara berharap agar kakak kelasnya ini merasa iba dengan dirinya.
"lo sangka kita peduli dengan ulang tahun lo? Kita sama sekali gak peduli, sini." ucap kakak kelasnya sambil merampas semua uang yang ada ditangan silvi.
"udh silvi nanti aku pinjamin uang deh buat beli kado untuk silva, kamu tenang aja aku masih ada sisa kok." ucap shinta menenangkan silva yang sedang menangis.
"kenapa sih kita gak laporin aja sama guru, kalau mereka itu terus nindas kita, tapi sayangnya gak ada yang berani lakuin itu, secara mereka kan anak orang2 kaya. Apalagi kak zein dia kan anak yang punya yayasan sekolah ini." ujar shinta memelas.
"yaudah deh ayo kita belajar kita kan ada ulangan, dan itu lebih penting dari bahas masalah itu." ucap silva menyudahi pembicaraan mereka.
Tettt....teeetttt.....tteeeetttt."ta aku duluan ya aku mau ke toko buku mau beli kado buat silva dan makasih pinjaman uangnya, aku ganti kok." ucap silvi sambil melangkah pergi ke toko buku untuk membeli buku kesukaan silva.
Silvi pov
Aku senang banget bisa beli kado untuk silva semoga aja dia suka.
"va aku pulang." teriakku sambil membawa kantong kresek ditanganku dengan senang.
"ya selamat ulang tahun kembaran gue yang miripnya minta ampun." ucap silva sambil berlari memelukku.
"lo gak lupa beli gue kado kan?" tanyanya penuh selidik.
"ya gak lah aku gak mungkin lupa beli kado buat kamu." ucapku seraya memberikan kantong kresek yang ada ditanganku.
"nih kado buat lo." ucap silva menyodorkan sebuah paperbag yang sangat mewah dan tertulis di paperbag tersebut logo GUCCI.
"kamu gak salah kasih aku ini?" tanyaku bingung sambil memandang paperbag mewah tersebut. Yang berbading terbalik denganku yang hanya memberikan sebuah buku yang dilapisi kantong keresek.
"ya biar lo sedikit tau gaya jangan kudet-kudet gini." ucapnya sambil membaca buku THE REID yang aku bawakan untuknya.
Biarpun harganya murah tapi aku senang dia menerima hadiah kecil yang aku berikan untuknya.
"disekolah lo ada yang gangguin lo?" tanyanya yang membuatku kaget.
"kalau ada lo bilang aja sama gue."
"va gak ada hal2 yang begituan disekolah aku, kami disana untuk belajar bukan untuk berantam." ujarku meyakinkannya silva untuk percaya.
"baguslah kalau begitu, gue tidur dulu." ucapnya meyudahi pembicaraan kami malam ini, dia pun memejamkan mata dan tertidur disampingku.
Aku bangun dan memgambil handuk lalu mandi dan ikut berbaring disebelah silva yang sudah terlelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Disguise Of A Twin
Fantasyaku sangat sedih melihat kembaranku yang sangat aku sayang terbaring lemah dirumah sakit karena ia dianiaya disekolahnya, lalu aku memutuskan untuk mengantikan dirinya dan membalas apa yang telah mereka lakukan pada kembaranku. Bila polisi tid...