part 2

89 8 0
                                    

         Author pov

     "silva mamah sama papah mohon sama kamu untuk balik sekolah lagi dan berhenti jadi agent rahasia negara karena itu gak ada untungnya buat kamu mereka gak menjanjikan apapun untuk kamu, mamah sama papah mau kamu bahagia." ucap dela kepada anak perempuannya itu.

     "udah deh kalian mendingan gak usah urusin aku, mending kalian  urusin aja perusahaan yang lebih kalian sayang dari pada aku sama silvi." ucap silva dengan santai sambil memakan camilan di tangannya.

      "silva mamah gak mau tau, kamu harus kembali sekolah, supaya masa depan kamu menjanjikan." ucap dela memohon pada silva.

     Tanpa menghiraukan perkataan kedua orang tuanya, ia lalu mengambil kunci mobil yang ada diatas meja dan pergi dengan mobil kesayangannya.

     Ya memang benar karena terlalu sibuk dengan perusahaan sampai kedua orang tuanya lupa kalau ada 2 orang putri yang sangat butuh kasih sayang mereka.

         Silvi pov

     "sil kamu belum siap nulisnya? ayo cepetan nanti udah bel kita gak sempat ke kantin deh." ajak shinta.

     "tunggu sebentar ta dikit lagi siap kok, 2 lembar lagi." jawabku tanpa berhenti menulis yang sebenarnya bukan catatan ku tetapi punya angel yang notabenya adalah adik dari ketua aliansi di sekolah ini.

     "udah dulu aku udah laper banget nih." kata shinta lalu menarik tanganku dan berjalan menuju kantin.

     "heh ngapain lo disini? Catatan gue udah siap? awas aja kalau belom siap lo bakal tau apa yang bisa gue lakuin." ancam angel sambil membengiskan mukanya.

     "dikit lagi kok kamu tenang aja aku bakal siapin setelah aku beli makanan." jawabku takut, dan tentu saja shinta sudah menjauh dariku, karena dia sangat penakut.

     "gue butuh buku itu sekarang." lanjut angel yang membuatku sangat kaget.

     "dan gue tau kalau catatan gue masih banyak yang belom lo tulis. Dan lo memang seharusnya gue hukum. Guys bawa dia sama temannya kita beri mereka pelajaran." perintah angel dan langsung dituruti oleh teman2 se gengnya.

     Disinilah aku di tempat yang gelap dan kotor tepatnya gedung tua dibelakang sekolah. Aku hanya bisa diam tanpa bisa membela saat shinta sahabatku dipukuli oleh teman2 angel. Aku hanya sedang menunggu giliranku dan terus memperhatikan shinta yang sudah lemah tak berdaya setelah tendangan kuat mengenai perutnya.

     "dan sekarang giliran lo cewek gal berguna." ucap angel yang langsung menarik rambutku hinga aku terhuyung ke belakang. 

     Mereka menginjak kaki ku dengan kuat dan membenturkan kepalaku ke dinding hingga banyak sekali darah yang keluar dari hidung dan luka bocor dikepalaku.

     "aakkkkhhh........ Angel sakitttt, angel aku mohon lepassss sakiiiitttt." teriakku sekuat tenang yang masih tersisa.

     Aku melihat mereka mengeluarkan sebuah benda yang bisa aku yakini itu pisau walaupun mataku sudah tidak bisa melihat dengan jelas lagi.

     Mereka mendekatkan pisau itu ke perutku dan rasa perih menyebar keseluruh tubuhku.

        Author pov

     Sekolah dibuat heboh dengan laporan jika murid terpintar disekolah itu sedang terbaring lemah di belakang sekolah dengan luka tusuk yang sangat dalam bahkan siapapun yang ada diarea itu akan mencium aroma darah yang sangat kental.

     "halo maaf tuan nyonya anak anda sedang kritis sekarang, mohon agar anda pergi ke rumah sakit pelita agar dapat melihat putri anda, saya kepala sekolah SMA LENTERA." ujar kepala sekolah dengan sangat panik.

     "ada apa dengan anak saya? Kenapa dia ada di rumah sakit?" tanya dela dengan sangat khawatir.

     "baiklah saya akan kesana sekarang," lanjutnya lagi sambil menutup telepon lalu langsung bergegas ke RS bersama suaminya, dan diikuti oleh silva.

         Silva pov

     Aku sangat terkejut saat kepala sekolah silvi menelopon mamah dan papah dan mengatakan jika silvi sedang kritis di RS. Dan aku merasa ada sesuatu yang tidak beres.

    Setibanya aku di RS aku melihat banyak sekali alat yang menempel di tubuh saudara kembarku itu, dengan mata yang tertutup rapat dan banyak luka pukul di sekujur tubuhnya.

   




     

The Disguise Of A TwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang