Love Life: "Hm. Lo dan gue, berdua."

1K 129 5
                                    

"Heh! Wonu?!" jovina yang sudah terlanjur geram dengan tingkah cowok itu, tak bisa lagi menahannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Heh! Wonu?!" jovina yang sudah terlanjur geram dengan tingkah cowok itu, tak bisa lagi menahannya. Entah dorongan dari mana Jovina sudah beranjak dari lapangan menghampiri Wonu yang sedikit jauh dari tempatnya. Hal itu tak luput dari perhatian anak futsal yang kebetulan sedang menepi dibawah pohon setelah berlatih futsal.

Cowok kurus tinggi, dengan mata tajam khas miliknya menoleh bersamaan dengan tubuhnya yang berbalik. Tak sengaja mendengar orang memanggilnya. Apalagi suara itu, Wonu sangat kenal. Gadis berponi tipis, dengan kuncir cepol itu datang menghampirinya. Dengan kaki yang dihentakkan dengan keras. Bahkan suaranya nyaring diantara lorong sekolah.

"Aduh! Eh Jo, sini aja! Duh. Heh! Malah diem aja lo! Bantuin nahan jovina dong!" Karin beridiri mengejar Jovina sebelum cewek itu marah-marah pada Wonu.

"Heh cowok kurus! Sini lo!" Cowok disebelahnya yang tak kalah tinggi itu mengankat sebelah alisnya. Mengulum bibirnya menahan tawa. Mendengar gadis yang ia ketahui bernama Jovina mengejek teman disebelahnya.

Wonu melotot. Tak menyangka gadis itu dengan lantang mengejeknya.

"Aduh Jo, balik kelapangan aja yuk. Enak adem." Karin menarik tangan Jovina. Membawanya kembali kelapangan namun suara cowok yang jadi emosi temannya keluar bersuara.

"Apa?"

"Apa-apa." Gadis itu menarik lengannya dari genggaman Karin. Menatap tepat pada iris mata hitam tajam milik sang puan. "Lo tuh gak ngehargain buatan Karin buat lo!"

Wonu membalas tatapan itu. Bergerak mendekat kearah gadis yang kini merngerjapkan matanya. Cowok itu tersenyum, meskipun tipis namun Jovina bisa melihatnya.

Jovina jadi kikuk sendiri ditatap dan disenyumin sedekat ini. Ia bergerak mundur .

"Gue bukan gak ngehargain, tapi gue udah punya."

"Y-ya kan! Karin udah cape-cape bikinnya!"

Gadis itu merutuki dirinya yang entah mengapa jadi gugup dan nge gas gini.

"Oke, gue terima. Tapi ada syaratnya,"

Cowok bernama wonu lagi-lagi membuat jantungnya berdetak tak karuan. Suaranya terdengar serius di telinga Jovina. "Ck, pakek syarat segala." Jovina melirik karin, sedangkan Karin menggeleng. "A-apa?" ia gugup lagi.

"Pulang sekolah, kita ketemuan depan ruang osis. Ngerti?"

"Kita?"

"Hm. Lo dan gue. Berdua."

"Ogah!" gadis itu buru- buru menolak.

Berdua? Apa yang akan dibilang teman-temannya nanti. Dibicarakan temannya gara-gara berduan dengan siswa favorit mereka. justru Jovina bakal jadi bahan gosip satu sekolah nanti.

"Kalo gak mau, gua gak bakal terima." Jovina mendelik. Ternyata cowok ini pandai mengancam. "Enak aja! Ini bikinnya pakek duit!"

"Yaudah." Sebelum cowok itu pergi beranjak. Jovina berucap. "Oke! Fix!" suaranya hampir saja terdengar seperti teriakkan. Ia terlalu kesal dengan cowok yang jadi primadona sekolahnya ini.

Love LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang