Proses Berhijrah

7 2 0
                                    

Dan aku memiliki prinsip jika KEKUATAN DOA ITU PASTI,ya..the power of pray,allah tidak butuh kita,namun kita yang butuh allah

Aku menjalani hari hari ku tanpa kabar dari denis lagi,aku berdoa agar aku terbiasa dengan ketidakhadirannya,dan aku bisa menerima semua ini dengan ikhlas,aku tidak dendam dengannya,namun aku ingat!

Aku tinggal di sebuah kos san yang tidak jauh dari kampus,selang waktu dua bulan,aku mendapatkan teman baru,namanya lala,ketika aku berkenalan dengan lala,aku jadi rindu kepada silvi,aku ingat dia ketika pertama kali mengajakku berkenalan,aku rindu dia,sangat rindu...

Aku berdoa semoga lala adalah orang yang baik,dan aku berdoa semoga dia bisa menjadi sahabatku..

Dan,sifatnya tak jauh berbeda dengan silvi,ya...aku bersyuku akan hal itu...

Kos san ku tidak jauh dari masjid,kira kira hanya butuh waktu satu menit untuk menuju kesanna dengan berjalan kaki

Aku yang awalnya jarang untuk melakukan shalat berjama'ah,kali ini aku beristiqomah agar selalu bisa menyempatkan waktuku untuk ke masjid,shalat berjama'ah dan mengaji walau tak lama

Aku yang awalnya belum bisa menutup auratku sepenuhnya,kini aku berusaha untuk selalu memakai hijab ku ketika berada di luar kos -an

Aku merasakan jika aku sudah menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya,aku selalu berdoa kepada allah agar tidak jatuh cinta dengan orang yang salah lagi,dan aku bedoa agar aku bisa mendapatkan imam yang bisa menuntunku menuju ke surga-Nya

Tak lelahnya aku berhenti berdoa,aku selalu berdoa,berdoa dan berdoa,karena aku sudah menyerahkan segalanya kepada allah,dan aku yakin,allah tidak akan mengecewakan hambanya yang senantiasa berusaha dan selalu bedoa

Malam ini,mama menelfonku,menanyakan kabarku dan hubunganku dengan denis

(Percakapan dalam telfon)

"Assalamu'alaikum via,gimana sama kuliahnya?temen kuliahnya?,temannya,kos san nya?,apa masiih tetap dengan denis?" tanya mama dengan pertanyaan yang panjang...

Mau tidak mau aku harus menjawabnya dengan jujur,karena aku sudah janji dengan diriku sendiri bahwaa aku akan menjadi pribadi yang lebih baik,ya salah satu tidak akan berbohong pada hal sekecil apa pun

"Wa'alaikumussalam mama,Alhamdulillah ma,temen kuliah baik semua,temen kos san via Cuma satu namanya lala,sifatnya gak jauh beda sama silvi lo ma,anaknya juga baik,sebenernya via udah putus sama denis ma,dia selingkuh,via ga cerita sama mama karena takut mama kepikiran,tapi gapapa ma,sekarang via udah bisa kok lupain denis,alhamdulillah..."

"Alhamdulillah kalo temennya via baik semua,kenapa gak dari awal via cerita sama mama?,sudah mulai ada yang ditutupi ya?"

"Bukan gitu ma,via Cuma gapengen mama jadi kepikiran,sekarang via udah bahagia kok,udah baik baik aja,alhamdulillah ma...via sekarang hijrah"

"Via sekarang hijrah?Alhamdulillah....semoga istiqomah anak mama,ini alasan kenapa mama biarin via,karena jika hijrah karena keinginan sendiri itu lebih baik nak,daripada paksaan dari orang lain,mama seneng dengerny,seneng banget"

"Aamiin maa,doain via semoga selalu baik baik aja"

"Selalu nak"

"Kabar papa gimana?"

"Papa sehat,alhamdulillah"

"Alhamdulillah,via tutup dulu telfonnya ya ma"

"Iya iya nak"

"Wassalamu'alaikum mama"

"Wa'alaikumussalam via.."

Aku sedikit tenang dan lega ketika sudah bercerita tentangku kepada mama

Setiap harinya aku selalu meluangkan waktuku untuk berjama'ah di masjid melaksanakan shalat fardu,masjid itu tidak jauh dari kos san ku,aku selalu mengajak lala untuk menuju kesana,lala cukup pemalas,namun lambat laun dengan caraku yang lembut untuk membujuk dia agar tetap beristiqomah akhir nya terwujudkan

Suatu hari,saat itu Lala sakit aku pergi sendirian untuk menuju masjid,aku enggan melaksanakan shalat isya' dan ada satu pria di belakangku,aku cukup takut,kerena aku takut terjadi apa apa,aku berdoa kepada allah agar aku baik baik saja,serta selalu dalam lindungannya,pikiran negatif muncul dibenakku,setelah itu ternyata dia memiliki arah yang sama denganku,ya..dia juga menuju masjid

Sepulang dari masjid,lagi lagi dia berada di belakangku,namun aku tidak lagi takut,karena aku tahu dia adalah anak yang baik,jika tidak baik,ngapain dia pergi ke masjid?logikaku saat itu...

Lala sakit selama satu minggu,satu minggu juga aku pergi ke masjid sendirian,namun setiap harinya pria ini selalu berada dibelakangku,tak pernah absen dan selalu istiqomah

Banyak problematika yang harus aku lewati,aku sendiri harus bisa melawan egoku,

Kala itu aku mencoba memberanikan diri,di pagi buta saat aku pergi untuk shalat berjama'ah

Baru sampai di pagar kossan,rasa ragu untuk ke masjid mulai menghampiriku,karena aku hanya sendiri lala masih sakit saat itu,jalanan yang sangat sepi membuat imanku goyah,namun tiba tiba di depan kossan ku,ada seorang pria,dia sepertinya seumuran denganku

Dilihat dari penampilannya,sepertinya dia hendak pergi ke masjid juga,aku masih terdiam di dekat pagar kos san,baru setelah pria tersebut agak jauh,aku baru mengikutinya dari belakang,setidaknya aku merasa aman dan tenang untuk merealisasikan niatku ini

Aku sangat bersyukur bisa bertemu dengan pria ini,dan bisa shalat berjamaah subuh di masjid.

Sepulang dari masjid,tak sengaja aku melihatnya,ternyata wajahnya sama,mirip dengan pria kemarin yang berada di belakangku,dia sekalipun tidak pernah bertegur sapa denganku,aku

Yaa ...selama aku kuliah aku tidak mengenal pria itu,aku tidak tau namanya,tidak tau tempat kos nya di sebelah mana,aku hanya bertemu ketika enggan ke masjid saja

Hebatnya,ketika dia berjalan dia seolah selalu menjaga pandangannya,aku mengira jika dia sudah punya pacar,yah...mungkin sajaa...

The Power Of PrayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang