Raga sangat puas dengan malam pertamanya. Meskipun Rania sudah tidak perawan tapi ia tetap merasakan sensasi yang luar biasa. Tidak dipedulikannya Rania yang menangis tersedu-sedu sehabis diperkosanya.
"Ah, apanya yang memperkosa?" batin Raga, merasa tidak bersalah. "Aku adalah tuannya sedangkan dia adalah budakku!"
Jika dibilang memperkosa, Raga lebih baik tidak usah mengeluarkan uang banyak-banyak untuk Rania Kusuma. "Bagaimana rasanya, budakku cantikku?" Raga berbisik di telinga Rania yang tubuh polosnya bergetar karena menangis.
Rania benar-benar seperti gadis malang yang habis diperkosa. Tubuh polosnya penuh dengan bekas-bekas merah. Sementara rambut Rania yang lurus menjadi awut-awutan.
"Kau jahat! Kau tidak seperti wajahmu!" Rania meluapkan kebenciannya. "Aku akan menuntutmu ke polisi atas tindakanmu ini! Biar kau dipenjara!"
Raga tergelak. "Kau mau membawa ini ke polisi, silakan. Tapi jangan salahkan aku jika orang tuamu keesokan harinya menghilang."
Rania tersentak kaget lalu mengangkat tubuhnya lalu mencondongkan wajahnya ke wajah Raga. "Jangan sakiti ibuku! Kumohon!" Air mata Rania kembali bercucuran.
"Hahaha!" tawa Raga meledak. "Budak cantikku ini sangat lucu di balik kecantikannya!"
Beberapa saat Raga baru berhenti tertawa dan menatap Rania dengan lekat. "Oh, tidak... Gadis ini memang seperti kabar burung. Sangat cantik. Pantas banyak yang tergila-gila padanya, apalagi dengan kemolekan tubuhnya."
Raga memalingkan wajahnya, tidak mau terlena terlalu lama. "Rania Kusuma. Sekarang kau milikku seutuhnya. Tidak akan ada yang bisa menyentuhmu kecuali aku seorang."
Kembali Raga memandang Rania seraya tersenyum licik. "Baiklah, aku tidak akan menyakiti ibumu dengan satu syarat."
Rania langsung senang mendengar. "Apapun syaratnya akan kulakukan! Apapun itu! Kau mau bercinta lagi? Silakan!"
Tanpa canggung dan malu, Rania memposisikan dirinya seperti wanita murahan yang sedang menggoda Raga. "Aku melakukannya demi ibuku! Kalau tidak, aku takkan sudi! Dia sungguh CEO tampan berhati iblis!"
Raga tersenyum liar. "Kau sudah memenuhi syarat pertama untuk melindungi ibumu, budak cantikku..."
"Ya, ya, cepatlah lakukan!" Rania tidak sabar.
"Sebenarnya kau ini sekalian juga melepaskan birahimu yang kembali naik, ya?"
"Apa kau bilang?! Aku melakukannya demi ibuku! Apa kau tidak dengar?!" batin Rania membalas omongan Raga.
"Iya, Tuan. Aku sebenarnya suka disetubuh* olehmu. Aku suka, Tuan. Ayolah, Tuan. Lupakan ibuku. Hanya kita berdua yang harus kita ingat, Tuan."
Setelah mengatakannya Rania serasa mau muntah. Juga malu... Benar ia telah melakukan hal yang sangat hina. Ia telah dibeli dan dijadikan budak, lalu ke mana tangisnya tadi? Tangis yang dibilang Jaya tangis termehek-mehek.
Tentu saja karena ibunya...
Penderitaan yang dialaminya sekarang memang menyakitkan. Bagaimana kondisinya saat ini adalah buktinya. Seorang Raga Anggara menyetubuhinya bagai binatang. Tidak ada cinta, yang ada hanyalah nafsu.
Demi ibunya tidak disakiti, ia rela melakukan hal hina ini. Asal ibunya dalam keadaan baik-baik saja, hati Rania bisa tenang.
Lalu bagaimana dengan ayahnya? Pasti Jaya sedang menyakiti ibunya sekarang. Rania mendadak kembali menangis. "Ibu harus kuat di sana, ya..."
"Aduh, kenapa kau menangis lagi?" heran Raga. "Aku kan tidak akan menyakiti ibumu. Oh ya, ayahmu juga, ya? Baiklah, aku juga tidak akan menyakitinya juga."
"Tidak, tidak, aku baik-baik saja, Tuan. Ayolah, sekarang Tuan bebas melakukan apa saja padaku." Rania cepat-cepat menghapus air matanya.
Setidaknya ibunya tidak sampai hilang dari dunia ini. Jaya memang suka menyiksa ibunya, tapi tidak sampai menghilangkan nyawa. "Itu lebih baik jika aku harus berpisah dengan ibuku untuk selamanya."
Raga ternyata benar-benar kejam. Jaya saja tidak pernah sampai mengancamnya atau Ratna sampai segitunya. Hati seorang iblis ya begini.
"Rentangkan kakimu lebih lebar, budak cantikku. Kita akan bertempur lagi sampai pagi."
Sebutir air mata itu Rania akhirnya jatuh diam-diam.
***
Jangan lupa vomentnya, ya.... Terus follow juga akunku. Thankyuu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Budak CEO Tampan
RomanceRania Kusuma dipaksa menjadi budak seorang CEO yang bernama Raga Anggara. Hingga suatu waktu Rania tidak menyangka ada hal yang mengejutkan dari Raga. Ternyata berhubung dengan sebuah masa lalu. Rania pun dibuat menangis di dalam sebuah ruangan yang...