Malam harinya tenaga mereka berangsur pulih. Rania bergidik ketakutan saat Raga hendak kembali menggarapnya. "Hentikan kuda liar! Aku ini manusia bukan budak!"
Budak tidak mengaku budak. Itulah Rania Kusuma. Tidak peduli bagaimana proses terciptanya, Rania tetaplah budak. Hidupnya semakin hancur karena Jaya dengan alasannya yang tidak jelas. Kenapa Rania dijual? Berapa sebenarnya Raga membayar Jaya sehingga mau merelakan anak semata wayangnya?
Satu juta rupiah? Sepuluh juta? Atau seratus juta? "Ah, mungkin saja seratus juta rupiah. Mata ayahku pasti berbinar-binar melihat uang sebanyak itu. Apalagi dengan keadaannya sekarang."
Rasa benci Rania semakin besar terhadap ayahnya. Rania bersumpah akan menuntut balas dendam jika...
Omong kosong. Rania tidak bisa berbuat apa-apa. Sekarang Rania adalah budak, takkan bisa lepas dari jeratan Raga. Apalagi CEO tampan ini terlihat sangat bernafsu padanya. Tatapan mata Raga menunjukkan bahwa dia takkan bosan mempermainkan Rania.
"Aku benar-benar sangat beruntung bisa mendapatkanmu, Rania," kata Raga tersenyum buas. Kemudian Raga mengendus-endus Rania dengan liar. "Kau bukan sembarang budak. Kau budak yang istimewa karena bisa satu kamar denganku. Mencicipi tubuhku... Menikmati bibirku yang selalu didambakan kaum wanita..."
Rania ingin muntah dan melemparkannya ke muka Raga. Sungguh. "CEO yang terhormat ini terlalu sombong!"
"Ya, itu karena kau secantik jutaan wanita yang ada di seluruh dunia ini."
Rania merona merah. Pujian atau sebuah ledekan, Rania tidak tahu. Tapi yang pasti, omongan Raga berhasil membuatnya terbang ke awang. Siapa yang tidak suka dipuji.
Tentu saja Rania menyukainya. Tapi Rania harus mengingat sekali lagi kalau Raga adalah manusia berhati iblis. Jangan sekali-kali terjerat atau Rania akan menyesal. Itu jelas trik Raga untuk menjatuhkan harga dirinya hingga paling terdalam. Membuat budak ini jatuh cinta lalu...
"Kau pikir kau siapa, hah?! Kau itu hanya budakku! Cinta kau bilang?! Aku hanya butuh tubuh pelacurmu!"
Begitulah yang akan dikatakan. Rania tidak mau itu terjadi. Semakin membuat sempurna kehancuran hidupnya. Setidaknya...
"Setidaknya aku masih punya harga diri... Hiks."
Raga mengernyit heran ketika Rania kembali menangis. Meski tidak seperti tangisan semalam yang menurutnya berlebihan, kali ini tangisannya kalem. Tangisan kepasrahan atas perlakuan Raga sebentar lagi.
"Budak cantikku, kenapa kau menangis?" tanya Raga seraya mengusap pipi mulus Rania, merasa kasihan.
"T-tidak apa-apa, Tuan. Ayo, sekarang kau boleh menggarapku sampai dirimu puas, Tuan."
Raga masih mengusap, tidak mengatakan apa-apa. Tapi beberapa saat kemudian Raga tersentak. Menyadari kesalahannya.
“Apa yang kupikirkan? Aku adalah seorang tuan sedangkan dia cuma budak. Jadi berhenti untuk mengasihaninya!""Budak cantikku,” ujar Raga kemudian. “Selama satu hari kau di sini, kau tidak meminta apa-apa. Apa kau tidak mau emas, kalung, berlian, atau apapun? Atau rumah? Kau bisa memilikinya. Kau akan mendiaminya setelah kita selesai dengan bulan madu kita ini. Kau ini budak istimewa, kan sudah kubilang. Satu-satunya."
Rania tersentak. Jadi benar....
"Ah, masa bodoh!" batin Rania selanjutnya dengan benci. Ya, benci dengan omongan Raga selanjutnya. Bulan madu apanya sedangkan menikah saja belum--dan takkan terjadi. "Kau tuan sedangkan aku budak, permisiiii, heeeii! Jangan pakai bahasa sarkas hanya untuk semakin menyakitiku!"
Rania menggeleng dan berkata tidak seperti isi hatinya tersebut. Tentu saja. "Percuma aku memilikinya, Tuan. Sementara aku tidak bahagia... Inginku hanya satu tapi aku takkan mendapatkannya."
"Apa itu?" tanya Raga penasaran, meski sebenarnya bisa menebak...
"Pulang."
Tentu saja tidak bisa.
Raga adalah CEO tampan berhati iblis yang takkan menuruti keinginan Rania dari hatinya yang terdalam. Raga kejam dan memperlakukan Rania seperti budak--ah, bukan seperti tapi nyatanya Rania memang seorang budak yang hina.
Jadi apanya yang istimewa?
***
Jangan lupa vomentnya, ya.... Terus follow juga akunku. Thankyuu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Budak CEO Tampan
RomanceRania Kusuma dipaksa menjadi budak seorang CEO yang bernama Raga Anggara. Hingga suatu waktu Rania tidak menyangka ada hal yang mengejutkan dari Raga. Ternyata berhubung dengan sebuah masa lalu. Rania pun dibuat menangis di dalam sebuah ruangan yang...