——————————————————“Lyla, bangun sayang. Ini hari pertama kamu sekolah, masa hari pertama sekolah kamu terlambat, sayang.” Bunda ngebangunin gue dengan cara membelai rambut gue dan mengucapkan kata-kata yang terdengar di telinga gue itu kayak dongeng, lembut ditambah belaian. Ini bunda mau ngebangunin sleeping beauty gue atau mau bikin gue tidur lagi sih?!
“Iya bunda, ini baru jam berapa sih? Lima menit lagi ya?” Ujar Lyla sambil menutup mukanya dengan selimut.
“Lylaa anak bunda yang cantik, ini udah mau jam tujuh lewat tiga puluh menit, dan kamu tau kan kamu masuk sekolah jam berapa?” Bunda mulai mengeluarkan kata-kata yang akan buat Lyla lompat dari tempat tidur sekarang juga.
Mata Lyla langsung terbuka penuh dengan bekas liur di ujung bibir, Lyla melompat dari atas kasur karena terkejut.
“Bundaa, kok bunda baru bangunin Lyla jam segini sih?! Lyla udah telat bun kalau gini” Lyla mulai kelabakan sendiri, mau mandi nanti kelamaan, gak mandi nanti bau tapi gak makan waktu lama. Akhirnya Lyla gak mandi dihari pertama sekolah setelah libur panjang yang sangat membosankan.
Dengan mendorong Bunda nya keluar, Lyla berkata “Bunda keluar ya sekarang, Lyla mau ganti baju dan siap-siap ke sekolah”
“Eh eh Lyla, kok bunda didorong-dorong sih. Kamu jangan gak mandi ya. Awas aja kalau gak mandi, gak bunda kasih uang jajan.” Ujar bunda pada Lyla.
Lyla hanya menghela nafas pasrah dan berkata, “gitu amat ya bun sama anak sendiri, iyaiya Lyla mandi tapi cuma sikat gigi aja.”
“Lylaa, kamu ini anak perempuan kok gak merhatiin penampilan. Nanti gak ada yang mau sama kamu sayang. Pokoknya kamu harus mandi, dan itu rambut disisirin rapi-rapi jangan kayak monyet yang gak mandi. Bunda tunggu di bawah.” Ujar bunda sambil berjalan ke bawah, 'bisa-bisanya bunda nyamain gue sama monyet belum mandi, untung sayang' batin Lyla.
Selesai Lyla mandi dan bersiap untuk ke sekolah, Lyla segera turun dan menemui bunda nya di meja makan. “Bun, Lyla gak sarapan dirumah, nanti beli aja di sekolah. Ini udah telat banget soalnya. Pak jajang udah ada juga kan di depan? Kasian kelamaan nunggu.” Ujar Lyla pada bunda yang lagi nyiapin roti lapis cokelat buat Lyla.
“Makan dulu Lyla, nanti bunda bilangin sama pak jajang buat nunggu sebentar lagi.” Bunda membalas ucapan Lyla dengan masih menyiapkan sarapan buat Lyla.
“Bunda gak tau ya, kalau nunggu itu gak enak bun. Se gak enak makanan buatan Lyla. Lyla sarapan di sekolah aja deh bun, udah mau jam delapan ini. Lyla udah telat tiga puluh menit dua puluh detik. Pak Maman gak bakal bukain pintu gerbang sekolah buat Lyla kalau bunda terus-terusan gak biarin Lyla pergi sekolah.” Ujar Lyla sambilberjalan ke arah bunda untuk meminta izin.
“Ya tapi kan, 25% anak indonesia gak semangat belajar itu karena gak sarapan, jadi Lyla kamu-” Ucapan bunda terpotong karena Lyla langsung menyalimi tangan bunda dan berujar, “Lyla bukan anak-anak lagi bun, bentar lagi Lyla juga bakal dapat Ktp dan bisa nyoblos. Gak sarapan sekali gak akan buat Lyla mati. Yaudah Lyla pergi ya bun, Assalamu'alaikum.”
Lyla akhirnya dapat pergi ke sekolah walaupun melihat bunda nya yang tidak rela anak nya pergi sekolah sebelum makan. Bunda kebanyakan nonton iklan energen, makanya pake bawa-bawa 25%.
“Eh neng Lyla, udah mau pergi nih neng?” ujar mang Jajang dengan cengiran khas nya.
“Iya mang, ayo buruan. Lyla udah telat banget nih mang, maaf juga ya mang udah lama nungguin.” ujar Lyla sambil menaiki motor mang Jajang yang gak se keren motornya Dilan.
“Yaudah, sok atuh neng. Berangkat” ujar mang Jajang dengan logat sundanya dan slogan khas tukang ojek pengkolan.
Sangat terasa perjalanan dari rumah ke sekolah. Jalanan sudah sepi karena tidak ada anak-anak sekolah yang akan pergi. Ya kali mau pergi sekolah jam segini, hanya orang-orang yang paling jenius datang ke sekolah jam segini, termasuk Lyla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three words
Teen Fiction"Gue gak percaya cinta, karena cinta menurut gue hanya memberi luka. Tapi, semenjak ada lo, gue percaya kalau cinta bukan hanya memberi luka, tapi juga bahagia yang gak gue kira sebelumnya." -Lyla "Awalnya gue cuma mau main-main sama dia, tapi terny...