❄Sepuluh❄

51 8 0
                                    

El keluar dari perpustakaan dengan wajah yang semringah. Di tangannya sudah ada buku bersampul biru tua yang ia dapat di tempat yang sangat sulit di jangkau.

Buku itu terletak di sudut perpusataan, berada di tumpukan paling bawah di antara buku-buku usang yang sepertinya jarang bahkan tak pernah lagi di sentuh oleh seseorang.

Buku ASA Class? Bukan. Di sampul depan buku itu tertulis judul besar 'Crystal School'. El berharap, ia akan mendapat jawaban dari semua pertanyaannya tentang kenapa ia bisa memiliki kemampuan di luar nalar seperti itu. Mengingat itu juga satu-satunya buku yang judulnya adalah nama dari sekolah ini.

El naik ke lantai 3, lalu masuk ke dalam kelasnya.

"Itu buku yang kamu cari?" Tanya Ragiel yang tau kalau El pergi ke perpustakaan untuk mencari buku.

El mengangguk sebagai jawaban. "Buku apa itu?" Tanya Ragiel lagi.

"El mencari buku tentang ASA Class." Jemy yang menjawab. "Kamu sudah menemukannya?" Lanjutnya.

"Ya. Tapi aku menemukan buku ini," El menunjukkan buku yang di temukannya.

"'Crystal School'?" Jemy mengeja judul buku tersebut.

"Hm." El mengangguk. "Aku belum membacanya. Aku akan membacanya nanti di academy."

"Kenapa gak sekarang saja? Aku juga ingin tau." Ragiel ingin mengambil buku itu, namun dengan cepat El memasukkannya ke dalam tas.

"Terserahku ingin membacanya kapan!" Kata El dengan senyum usilnya.

"Terserah kamu aja. Yang penting aku akan ke kamarmu nanti malam." Kata Jemy.

"Aku juga," sahut Ragiel.

"Aku tak mengizinkan."  El mencebik.

"Dasar pelit!" Ingin sekali Jemy membekukan manusia bermanik emas itu.

"Aku susah payah mendapatkannya. Biar aku dulu yang melihatnya!" El berdiri, hendak pergi dari kelas itu.

"Mau kemana?" Tanya Ragiel.

"Berkeliling. Mau ikut?" El melirik Jemy dan Ragiel bergantian dan di jawab anggukan oleh mereka.

°°°°°

Pemuda berambut hitam-perak sedang duduk di kursi meja belajarnya, ada buku bersampul biru tua dengan judul 'Crystal School' di hadapannya.

El menautkan alisnya ketika buku itu baru saja ia buka. Bukan bahasa yang El tak mengerti yang membuat ia bingung seperti itu. Melainkan tak ada tulisan apapun di dalam buku tersebut.

El sempat diam untuk berpikir. Lalu tiba-tiba dia teringat akan film sekolah sihir yang pernah di tontonnya. Harry Potter.

Apa aku harus memperkenalkan diriku pada buku ini? Lalu buku ini akan menjawabnya?

Tanpa pikir panjang lagi, El mengambil sebuah pulpen lalu menulis sesuatu di salah satu lembar pada buku itu.

'Namaku El.' Tulisnya

Satu detik... Dua detik... Hingga satu menit pun tak ada yang terjadi. El semakin bingung di buatnya.

Apa ini hanya buku memo biasa untuk siswa ataupun guru Crystal School? Pikirnya.

El menghela nafasnya, lalu menutup buku itu. Tapi matanya terfokus pada sampul belakang buku begitu buku itu ia tutup. Sama seperti isinya, tak ada tulisan apapun. Namun, ada sebuah gambar siluet seseorang yang di kelilingi sesuatu seperti cahaya berwarna silver. Pemuda bermanik gold itu membolak-balik buku itu lagi. Dan ia baru menyadari, hanya ada warna biru tua dan perak yang ada pada sampul buku itu. Bahkan judul dari buku tersebut juga berwarna perak.

A Secret Academy ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang