Perpustakaan. Tempat itu bisa dibilang bukan pilihan yang tepat buat yang lagi galau,kayak Choco sekarang. Tapi, karna ada tugas yang dikejar Deadline,ia harus membusuk disana. Sudah hampir satu jam Choco di tempat gudang nya buku itu. Choco juga ga lagi sendirian disana. Ada Lisa,Yeji,sama Yohan.
Yang lagi sibuk bolak balik buku buat nyari referensi tugas yang dikasih Bu Irene, asdos alias asisten dosen dari Pak Suho. Sedikit ngerusuh karna Yohan yang ga mau bantuin buat nyariin buku yang lain, karna materi nya yang masih kurang.
"Ga guna,kantin aja Lo sana." Sungut Yeji, sambil nge-jewer kuping Yohan yang udah mengadu kesakitan.
"Sadar Ji, ini perpus bukan arena tinju." Ingat Choco, segera menjauh kan Yeji dari Yohan yang sudah siap-siap mau membalas.
Lisa dengan cepat menarik Yohan sebelum sempat menjangkau telinga Yeji dengan bebas. Yeji melotot, menjulur kan lidah nya mengejek. Choco dan Lisa menggeleng pelan dan membungkuk, meminta maaf pada mahasiswa lain dengan suara kecil, yang memprotes mereka karna terlalu ribut.
"Udahan belum sih, bikin malu aja Lo berdua." Ucap Choco menatap sebal kedua oknum yang suka ribut ga tau tempat.
"Yeji, duluan yang mulai. Kenapa gue juga kena." Jawab Yohan yang ga terima, di semprot sama Choco.
"Lo nya kepancing sih." Timbrung Lisa.
"Yaa maaf. Udah ga usah dibahas. Fokus fokus besok pagi dah mau dikumpul nih."
***
Choco mempercepat langkah nya, setelah berpamitan dengan yang lain ia langsung keluar dari perpustakaan tanpa mengucapkan apapun lagi. Membuat yang lain mengernyit tidak mengerti, dengan kelakuan Choco yang bisa di bilang berbeda hari ini. Ia langsung berjalan menuju halte terdekat, bahkan ia hampir saja mengabaikan Lisa yang tengah mengejar nya. Sampai sebuah tangan menarik lengan nya memaksa nya berhenti.
Choco berbalik menghadap orang tersebut. Menghela napas pelan, sebelum menunggu apa yang ingin orang tersebut katakan. Tapi, orang itu belum berkata apa pun masih mengatur napas nya yang tersengal.
"Ada barang Lo yang kebawa di gue?." Tanya Choco dengan ekspresi yang tidak seperti seorang Choco biasa nya.
Orang itu mengangkat kepalanya, menatap Choco masih tidak mengerti kenapa dia bisa berubah dalam sehari. "Gue ngerti Lo sakit hati. Tapi,ga gini juga." Ucap orang itu to the point ."Udah deh Lis. Gue ga pengen nge bahas itu." Balas Choco yang mengerti apa maksud nya dan hendak berlalu lagi, tapi gagal karena di tarik oleh Lisa dengan sedikit kuat yang membuat Choco melotot pada nya."sampai kapan Cho,-" kalimat Lisa menggantung, Choco tidak ingin bertengkar dengan sahabat nya sendiri.
Ia berusaha mengontrol emosi nya. Tapi Lisa malah mulai membahas tentang Choco dan Daniel.
"Sampai gue tau, kalau Daniel juga cinta sama gue." Ucap Choco, ia merasa segala unek-unek nya ingin ia keluarkan sekarang juga. Walaupun di tempat yang ga pasBeruntung ,baru ada segelintir orang yang berlalu lalang di koridor fakultas mereka.
"Lo tau apa yang sebenarnya Cho. Ga usah nyiksa diri Lo sendiri." Lisa mencengkram bahu Choco, mengguncang nya pelan disana."gue mau denger dari mulut dia sendiri. Bukan sugesti kayak gini." Choco melepas cengkraman Lisa di bahu nya. Bahu nya mulai merosot, sebentar lagi pasti mata nya mulai berkaca-kaca.
"Kalau gitu Lo bilang ke dia. Dengerin apa jawabanya. Pastiin apa yang selama ini yang pengen Lo denger. Jangan jadi Choco yang ga gue kenal, cuman gara-gara Jisoo". Choco enggan membuka suara, Lisa menatap tajam lurus ke mata nya. Membuat Choco merasa tersudut kan.
"Gue cuman mau bilang, If that doesn't match your expectations. Pliss lihat kebelakang ada laki laki yang ga perlu Lo raguin cinta nya." Lisa meraih tangan Choco yang mengepal, diusap nya pelan, sebelum pergi meninggalkan Choco yang tengah berperang dengan hati dan emosi nya. Hendak, memeluk sahabat dengan hangat tapi Choco lebih cepat dari Lisa untuk pergi dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me Tight - Han Seungwoo
Fanfiction" Ada istilah yang mengatakan....Kamu berhak memilih mencintai dia, dan dia juga berhak mencintai orang lain. Finally,itu semua karna Lo harus rela, melepaskan dia dengan orang lain ". Lisa tersenyum hangat sambil menggenggam tangan sahabatnya erat...