Aku terbangun dikamarku menjelang Dzuhur, badanku rasanya lengket sekali. Ini pasti karena tadi aku tidur setelah berolahraga dan belum mandi.
Eh, tapi bukankah tadi aku sedang duduk dengan mas Rayyan di pangkuan ku?
Bagaimana bisa aku ada di kamar sekarang?
Apa kejadian menakjubkan tadi hanya mimpiku saja?
Ah, sepertinya memang begitu, mungkin aku kelelahan olahraga dan tertidur lalu memimpikan hal yang selalu aku impikan.
Itu mungkin saja bukan?
Oke, Hafizhah Khumaira bangun dari tidurmu
Aku memukul kepalaku pelan "Dasar tukang halu" gumamku
Aku melepas hijabku, dan bersiap untuk mandi karena sebentar lagi akan memasuki waktu Dzuhur, syukur-syukur kalo masih sempat membaca Al-Qur'an.
Kurasakan badan ku mematung seketika, hilang kantukku berganti dengan terbelalak nya mataku saat aku melihat ke arah kamar mandi dan menemukan mas Rayyan disana dengan celana pendek dan kaos pas badan.
Dia tersenyum,dan menghampiri ku, jantung ku dag dig dug tak karuan lagi. Aku menepuk pipiku pelan, hingga bila aku masih bermimpi aku harap aku bisa segera bangun.
"Tidurmu nyenyak sekali, baru saja aku akan membangunkan mu tapi kau sudah bangun duluan." Dia menyentuh rambutku, menyelipkannya di belakang telinga "lekaslah mandi, sudah mau Dzuhur, aku akan ke masjid."
Aku menganggukkan kepalaku, setelah kepergiannya aku segera masuk kamar mandi dan mengguyur kepalaku dengan air dingin berharap kewarasan ku akan kembali. Karena perlakuan mas Rayyan dan perasaan asing ini sungguh membuatku hampir gila. Nauzubillah
Alhamdulillah aku masih sempat membaca Al-Qur'an sebelum waktu Dzuhur tiba setelah melakukan shalat sunnah Rawatib Qobliyah Dzuhur, shalat Dzuhur, Sholat Sunnah rawatib Ba'diyah Dzuhur dan membaca serangkaian dzikir harianku, aku tidak langsung memasak seperti rutinitas yang biasa aku lakukan.
Aku menuju meja rias dan melihat penampakan ku disana. Aku menyisir rambutku yang masih belum ku rapikan pasca mandi keramas tadi.
Setelah selesai, aku segera menuju dapur untuk menyiapkan makan siang. Biasanya aku memasak di siang hari untuk makan malam nanti tapi karena hari ini suamiku pulang lebih awal, jadi aku berencana akan memasak lebih untuk makan siang dan makan malam.
Bertepatan dengan langkah terakhir ku menuruni tangga, kulihat mas Rayyan memasuki rumah sepulang dari masjid. Aku menghampirinya dan mencium tangannya.Kalau biasanya mas Rayyan akan bersikap dingin dan segera beralih dari hadapanku, siang ini aku di buat terkejut saat dia tersenyum dan mencium keningku. Sekali lagi kurasakan tubuhku mematung, aku hanya bisa menatapnya tak percaya.
"Aku boleh melakukannya kan?”
Yaaa Allah, jika ini mimpi hamba mohon segera bangunkan hamba, agar hamba tidak memupuk rasa yang seharusnya hanya pada-Mu.
"Ttt..ttentu saja boleh."
Mas Rayyan tersenyum, manis sekali, lalu berlalu pergi setelah mencubit pipiku pelan.
Selepas kepergian nya, aku hanya bisa terduduk lemas di lantai dengan memegang dadaku yang saat ini berdegup sangat kencang.
'Astaghfirullahal adzim' aku merapalkannya berulang kali hingga makan siang yang ku masak sudah siap untuk dihidangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ringan
Romance"kenapa kau terasa sangat tulus melayani ku, padahal tak sekalipun aku memperlakukan mu sebagaimana selayaknya seorang istri?" "karena sampai saat ini aku masih belum melupakan hakekat untuk apa aku ada di dunia ini"