Hari terus berganti,tak terasa kita sudah di penghujung tanggal perpisahan, hari ini hari terakhir sekolah kami. seorang Guru datang ke kelas sambil membawa tas. Dan kami sudah bisa menebak nya, pasti guru tersebut akan mengumumkan hari perpisahan kami yakni wisuda. Dan benar saja, guru tersebut mengumum kannya. " Baik lah anak-anak mohon perhatiannya, terkait wisuda, akan di laksankan pada hari minggu, harap semua nya memakai baju batik dengan celana hitam dan tolong berikan surat pemberitahuan ini kepada orang tua kalian". Surat pun di bagikan secara estafet, setelah guru itu memastikan semua siswa dapat surat tersebut, ia pun pamit keluar.
Siswa-siswa mulai ribut kembali dan bergabung dengan masing-masing kelompoknya, karena memang di sini mereka berteman secara kelompok, dari awal masuk sekolah mereka mulai mengakrabkan diri dengan siswa lain dan terjalin pertemanan antara 2,3 orang lalu terbentuk lah suatu kelompok dan akan selamanya begitu sampai mereka berpisah atau pindah sekolah. Bagi mereka yang tak bisa berbaur sepertiku tidak akan bisa masuk dalam kelompok tersebut atau bisa di katakan tidak mempunyai TEMAN.
untuk bisa mempunyai teman, orang harus pandai pandai basa basi, berani berbicara, mental nya kuat, dll.
Bagi orang pendiam sepertiku yang lebih suka sunyi dari pada ramai hal itu terasa merepot kan. Karena demikian aku tak mempunyai seseorang yang bisa ku sebut sebagai teman. Paling hanya satu, ryan. Hanya satu tapi paham dengan karakter dan kepribadian ku, itu juga sudah lebih cukup bagi ku.Di tengah keramaian orang yang sedang berbincang.
Aku duduk paling pojok yang luput dari pandangan siswa lain mengangkat badan melangkah kan kaki hendak pergi. Tiba-tiba datang seorang siswi bernama ani.
Dengan ragu dan malu dia bertanya.
" Mm, mau kemana? " Dia membuka obrolan dengan sebuah pertanyaan."Baru ajja mau pulang, mm ada apa ya? .jawab ku juga tanyaku
"Enggak, cuma mau tanya ali mau di terusin kemana?
"Ke sma 11". Singkat padat.
"Oh" . Dia terdiam semua orang juga ikut terdiam dan malah melihat dan memperhatikan kami,si ryan juga ikut-ikutan melihat kami sambil senyam senyum, suasana jadi canggung, dia(ani) menoleh ke arah belakang, temannya memberi isyarat seolah menyemangati.
Aku menunggu dia bicara tapi terlalu lama akhir nya aku membuka obrolan dengan sebuah pertanyaan.
"Emang ani mau di terusin kemana".
"Eh,mm, belum tau nih, gimana nanti ajja".
"Oh, mm ..yaudah kalo gitu aku pamit pulang ya".
"Oh iya,hati hati ya". Dengan nada seperti orang gagap.
Aku pun melangkahkan kaki lalu pergi. entah kenapa suasana kelas masih saja hening, siswa-siswi belum melepaskan pandangannya dari arah kami, seolah ini menjadi tontonan yang menarik sayang dan nyesel kalo sampe kelewat.
Setelah aku keluar kelas kembali ramai. Dan aku belum tau apa maksud dari adegan tadi. Mungkin ani hanya sekedar basa-basi untuk lebih mengakrabkan diri pikirku. Dan reaksi anak-anak di kelas juga aneh menurut ku, yang tadi nya rame tiba tiba jadi hening. Lah bodo amat gumam ku.
*******
Di dalam kelasSetelah ali keluar, keadaan kelas kembali ramai. Tanpa sepengetahuan nya, mereka ribut membahas tentang ali, yang merupakan cowok pendiam,misterius dan cerdas. Bahkan satu sekolah sebenarnya tidak ada yang lebih cerdas darinya hanya saja dia tidak ingin menonjol di antara teman-teman nya, semakin dia tidak ingin menonjol justru dia semakin menjadi pusat perhatian teman sekelasnya.
"Gagal, sudah kuduga memang akan seperti ini jadinya, dan aku juga sadar diri ko, aku dan dia beda jauh level nya, tapi setidak nya perasaan ku sedikit lega karena bisa sedikit berbincang dan menyapa walaupun tidak sampai menyatakan cinta". Tukas anie dengan perasaan lega juga menyesal .
"Sayang banget padahal hari ini kesempatan terakhir loh". Kata salah satu teman nya.
"Yang sabar ya nie, mungkin belum waktunya". Tutur teman nya lagi dengan nada ke ibuan sambil tangan kirinya mengelus punggung ani.
"Haha iya ni sabar ya, masih banyak ko cowok lain yang lebih ganteng selain dia, contoh nya kaya gua hehe".- Ryan datang datang dari arah samping ikut nimbrung.
"Yee ogah banget". ketus salah satu teman anie.
"Tapi ngomong-ngomong sma 11 di mana?". Tanya ani penasaran.
Siswa yang lain ikut nimbrung dan merumbung karena penasaran juga.
"Iya di mana tuh baru denger gua".
"Setau gua sih di pandeglang, tapi gua juga belum tau detail nya sekolah itu seperti apa". Jawab ryan dengan santai nya.
"Sma 11 memang tempat nya di pandeglang tapi sulit banget buat masuk ke sekolah itu ". Jawab seorang perempuan yang tengah duduk di kursi nya membelakangi mereka lalu menoleh menjelaskan. dia duduk di urutan ketiga dari barisan meja paling depan, Yang sedari tadi sebenar nya mendengar perbincangan mereka.
"Sulit? Sulit gimana maksud nya". Tanya anie Penasaran,Siswa yang lain juga ikut penasaran.
" Mmh. Gimana ya ... Seriusan mau tau?
Tanpa bicara Semuanya kompak mengangung dua kali.
" Gini ya, sma 11 merupakan sekolah terbesar juga terluas yang ada di pandeglang, total luas sekolah nya 8 hekatare sudah termasuk halaman parkir, lapangan olahraga gedung klub, lapangan upacara, halaman sekolah, gedung perpustakaan dll. Karena sekolah ini di dirikan oleh pemerintah untuk orang-orang yang di nilai nya di atas rata-rata bahkan lebih, jadi buat masuk nya sulit, bukan karena biayanya yang mahal tapi test ujian sebelum masuk nya yang super sulit. Nilai test ujian harus di atas angka 80, bayangkan !!. Ujar perempuan itu serius.
Siswa-siswa di kelas itu menyimak dengan serius, hanyut dalam penjelasan nya. Lalu mereka saling menatap tidak percaya. Riuh suara siswa siswa kembali menyala setelah apa yang mereka dengar. Siswa pun mulai ribut.
" parah"."Mustahil gua bisa masuk".
Di tengah kebisingan.
"Seeh parah banget, sekolah elite itu mah, duh gua jadi pesimis". Kata ryan."Eh lu mau masuk sekolah itu". Tanya ani
"Tadi nya iya gua mau ngikut si al, tapi setelah tau, gua jadi pesimis gini ya". Jawab ryan
" Tapi si al yakin dia mau kesitu, padahal kn sekolah itu kompetitif banget loh, bukan nya meremehkan ya, gua tau al pasti bisa masuk, tapi bukanya dia gak mau hal hal yang merepotkan ya? Bener gk sih?". Perempuan itu kembali bertanya.
"Iya juga sih. Mungkin kaka nya yang maksa dia buat masuk ke sekolah itu".- Ryan menjelaskan.
______________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
The Elite School
JugendliteraturKetika dua orang sahabat dari desa memasuki sekolah elite.