Dada besar

28 0 0
                                    

Semua siswa sudah memperkenalkan dirinya masing-masing. Tinggal tersisa satu orang. Dia duduk di barisan paling belakang, dekat jendela.

"Ekhm..". Rara berdehem.
Tapi orang itu tak kunjung bangun.

"Ekheeem..". Kali ini sangat keras. Hasil nya sama saja.
Siswa di depan mejanya, menyentuh punggung al.
Dia pun bangun, sambil mengusap-usap muka. "Ada apa? ".

"Maaf al, giliran kamu memperkenalkan diri". Ucap rara.

"Lah, itu kamu udah tau namaku. Untuk apa berkenalan lagi?".

"Tapi kan, yang lainnya belum tau".

"Secara tidak langsung, kamu tadi sudah memberitahunya".

"Alamatnya belum al". Kali ini mungkin rara bisa sabar menghadapi sikap al tersebut.

"Yaudah, iya". Akhir nya berdiri.

"Kenalin nama gua sueb, asal dari pandeglang. Terima kasih".

"Oi, oi ,oi. Sejak kapan lu ganti nama?". Ucap ryan dari depan.

"Barusan".

"Tapikan nama lu bukan sueb, al".

"Nah, itu udah tau". Dengan tampang datar.

"Astaga al. Nama lu bukan sueb. Lu udah pikun ya".

"Itu lu udah tau yan. Ngapain nanya lagi ? ". Akhirnya al terduduk.

Siswa-siswa lain tertawa melihat tingkah mereka. Meski sebagian ada yang tak suka dengan tingkah so, si al.

"Sudah-sudah, terus kita mau ngapain nih. Masa sepagi ini udah pulang sih". Rara melerai.

"Kita adakan pemilihan ketua kelas saja ra". Ucap ryan. Tumben bener.

"Oke. Tapi gimana nih yang lain nya ?.

Sebagian setuju, yang lain nya keluar. Tak peduli dengan hal semacam ini. Termasuk Al.

"Eh al. Lu mau kemana?". Ucap ryan melihat kawan nya berjalan.

"Gua mau ke toilet".

"Tapi kenapa itu tas, lu bawa?".

"Takut ilang yan. Maklum, tas ini pemberian kakek buyutnya kakek gua.". Kali ini Al beralasan tak logis.

Tapi dengan polos nya ryan mengatakan "oh, yaudah hati-hati ya".

Al mengacungkan jempol.

"Mana ada kakek buyutnya kakek nya punya tas sebagus itu. Dasar orang aneh". Kini rara mulai jengkel dengan sikap orang itu.

"Eh".

Sadar akan hal itu ryan meloncat menyusul al. Sambil teriak. "Bangsat kau al".

Karena tidak ada yang antusias, akhirnya kelas itu bubar.

Dengan ngos-ngosan ryan berhasil menyusul al.

"Parah lu al ninggalin gua".

Al hanya tertawa. "Lu kek anak kecil bet dah. Orang di tinggal sebentar doang udah ngambek".

"Oh lu mau balik ke kelas lagi? ".

"Ya iya".

"Lah, bukan nya ngomong dari tadi. Yaudah gua mau ke kelas lagi ya".

"Iya, tapi besok".

"Tuh kan. Lu nyebelin bet dah. Boongin gua mulu".

Al hanya tertawa.

"Iya, besok kan kita ke sini lagi sueb. Lagian ngapain gak ada guru masih aja di kelas".

"Eh nama gua bukan sueb ya. Terus kita mau kemana nih?".

The Elite SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang