AB #20

18.2K 2.8K 702
                                    

Kenapa siders kemaren banyak bat yak?:') padahal yang baca udah lebih dari seribu :')

Iya saya tau bosenin,ini juga udah mau end kok :')













"Kalian pasangan gila." cibir Sehun kala melihat Chanyeol yang kini tengah terduduk di sofa dalam ruangan Baekhyun.

Pria tampan itu hanya tertawa singkat sebelum meringis pelan kala peluru itu dengan pelan di tarik oleh Jongdae keluar.

"Itu lebih baik daripada Baekhyun membiarkan aku hidup."

Sehun mengernyitkan keningnya. Walau sudah lama mengenal Baekhyun, ia tak tahu jika pria cantik itu begitu sadis.
"Bukankah itu lebih baik? Baekhyun membiarkanmu untuk hidup. Daripada seperti ini, yang ada kau akan cepat mati."

Chanyeol menggeleng tak setuju.
"Itu artinya dia membiarkanku mati perlahan. Dia membiarkanku tetap hidup, namun setelahnya ia akan menghilang bak ditelan bumi meninggalkanku. Kau tahu aku Tuhan memberikan rasa cinta ini kepadanya untukku jaga, bukan untuk kubiarkan sia-sia."

Sehun menghela napasnya dan melemparkan punggungnya ke sandaran sofa.
"Kalian memang pasangan yang rumit."

Chanyeol tersenyum tipis.
"Cinta tidak serumit itu jika kau bisa menjaga kebutuhannya dengan kepercayaan dan nyaman satu sama lain. Cinta tidak semelelahkan itu jika keduanya bisa berjuang satu sama lain. Dan juga cinta tidak sekejam itu jika sebelah pihak memaksakan egois.

Cinta itu realistis, omong kosong jika seseorang bahagia melihat orang yang dicintainya bahagian dengan yang lain. Tentu saja sakit, namun disitulah sabar dan keikhlasan hati di uji. Ingin bertahan dengan perasaan bodoh yang tak terbalas, atau ingin melepas dan melupakan dengan sebuah rasa baru untuk seseorang yang pantas."

Sehun mengangguk. "Kau benar. Ada angin apa kau bijak seperti ini?"

Pria tampan itu tertawa, lalu berterima kasih pada Jongdae saat diberitahu jika bahunya kini telah dijahit dan diperban.
"Untuk memahami kehidupan ini kau harus berpikir sebijak mungkin. Jangan ketika musibah datang, kau langsung menyalahkan Tuhan-mu. Karena bisa saja, Ia tengah mengujimu kau mampu melewatinya atau tidak.

Bukan begitu, Jongdae hyung?"

Jongdae yang sedang merapihkan alat-alat medisnya mendongak. Lali tersenyum.
"Aku pernah mendengar seseorang berkata. Bahwa cintai seseorang dengan seperlunya, agar ketika kau dikecewakan kau hanya merasakan sakit hati namun tidak dalam. Dan tidak berujung dendam."

"Jangan melihat satu sisi jika dia jahat, karena kau tak tahu kebaikan apa saja yang tak terlihat olehmu. Dan jangan melihat satu sisi jika dia baik, karena kau tidak tahu kejahatan apa saja yang tengah dia rencanakan dibelakangmu." lanjut Jongdae lalu tersenyum.

Dan Sehun hanya terdiam, begitu juga Chanyeol yang tersenyum tipis.

"Hidupmu, Matimu, Hartamu bahkan semua jabatanmu yang kau dapatkan itu bukan cuma hasil kerja kerasmu. Tapi bantuan dari Tuhan lah, kau bisa berdiri disini. Kau bisa hidup dengan harta yang berlimpah dan seseorang yang kau cintai.

Sehun-ah, kau akan banyak belajar dari Baekhyun. Semua perkataannya banyak tersirat akan makna dan suatu saat itu akan sangat berguna."

Jongdae membungkuk dan berdiri.
"Chanyeol-ah, perhatikan pergerakanmu jangan sampai lukamu kembali terbuka. Itu masih sangat basah dan bisa saja darahnya kembali merembes keluar."

Chanyeol mengangguk.
"Terima kasih, Jongdae hyung. Dan selamat atas pernikahanmu yang akan dilangsungkan dua minggu lagi."

Jongdae tertawa lalu menepuk bahu Chanyeol.
"Kau terlalu awal mengucapkannya, tapi terima kasih. Kau juga harus cepat menyusul, Chanyeol-ah."

ANTAGONIST BYUN [CHANBAEK]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang