S A T U

4.8K 573 7
                                    

Sepasang kaki itu berlari-lari menyusuri lorong demi lorong sekolah. Suara sepatu yang menapak dengan lantai menimbulkan decit gema yang terdengar jelas karena suasana yang agak sepi. Bel masuk sekolah sudah berbunyi sejak tiga puluh menit yang lalu, sehingga semua murid sudah memasuki kelasnya masing-masing untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Terkecuali siswa itu, dia terus berlari menuju kelasnya karena keterlambatannya.

Langkahnya berhenti pada sebuah pintu kayu yang di atasnya terdapat papan kecil bertuliskan '12-IPA 1'. Siswa itu mengetuk pintunya sesaat sebelum membukanya. Dari dalam sana, semua orang memperhatikannya yang tengah berjalan mendekati seorang guru yang tengah mengajar.


"Maaf Ssaem, saya terlambat lagi." ucapnya sembari membungkuk di depan guru yang tengah mengajar kala itu.

"Ini sudah keberapa kalinya, Seonghwa? Tidak ada niatan untuk berubah?" di balik nada bicaranya yang lembut, terselip rasa marah dalam kalimat yang dilontarkan gurunya.

"Maaf Ssaem, tidak akan saya ulangi lagi."

"Tidak perlu berjanji seperti itu lagi, sekarang pergilah ke lapangan, berdiri sambil hormat pada bendera." pemuda itu tak memprotes, ia mengangguk pelan lalu berjalan ke arah tempat duduknya untuk menaruh tasnya sebelum keluar menuju lapangan.

⭐❇⭐

"Kau benar-benar berandal sekarang, kemana Seonghwa yang selalu rajin itu?" pemuda yang tengah berdiri sambil hormat pada bendera pun menolehkan pandangannya ketika seorang siswa berucap padanya.

Pemuda dengan nama Park Seonghwa itu tak meresponnya, ia lebih memilih untuk diam daripada harus bertengkar dengan orang itu.

"Hey, aku bertanya padamu." kesalnya karena tak kunjung mendapat respon dari Seonghwa.

"Ck, pergi saja kau Hongjoong! Tidak usah menggangguku." ujar Seonghwa tak kalah kesal.

"Siapa yang mengganggumu? Aku tidak melalukannya."

"..."

Setelahnya hening pun menyelimuti mereka, Seonghwa yang fokus dengan hukumannya dan pemuda dengan nama Kim Hongjoong yang fokus menatap Seonghwa tanpa arti. Seonghwa sadar jika dirinya tengah di tatap, namun ia lebih memilih untuk tidak peduli.




"Bukankah sekarang masih jam pelajaran? Lalu kenapa dia bisa ada di luar?"

























"KIM HONGJOONG!"

Keduanya kompak menoleh saat seorang siswa berteriak memanggil pemuda bernama Hongjoong itu sembari berlari ke arah mereka.

"Sial, hukumanku." gumam Hongjoong yang membuat Seonghwa menoleh ke arahnya.







"JANGAN KABUR KAU!"

"Astaga." dengan terburu-buru Hongjoong pun berlari menghindari seorang siswa yang merupakan ketua osis di sekolah itu.

Seonghwa menatap keduanya dengan bingung, namun tak lama ia juga kembali fokus dengan hukumannya.

⭐❇⭐

"Akh! Sakit! Bisakah pelan-pelan?" Seonghwa memekik sakit saat pemuda di depannya itu memijit tangannya yang terasa pegal setelah berjam-jam berdiri sembari hormat.

"..."


"Akh! Ya!" pekikan Seonghwa semakin keras kala pemuda itu justru menekan tangannya seraya menatapnya tanpa arti.

"Semua itu salahmu, kau itu sudah berubah Hyung..." kalimatnya ia jeda untuk melanjutkan kegiatannya, yaitu memijat tangan Seonghwa.

"...Kemana Seonghwa Hyung yang dulu?" Seonghwa tak langsung menjawabnya, ia memalingkan wajahnya sejenak sebelum kembali menatap pemuda di depannya dengan serius.

"Aku akan menceritakannya nanti, jadi datangnlah ke rumahku." pemuda itu pun mengangguk mengiyakan ucapan Seonghwa.

⭐❇⭐

"Seonghwa Hyung!"

Seonghwa yang tengah berjalan beriringan dengan sahabatnya itu lantas menoleh ke belakang saat seseorang memanggil namanya.

"Ada apa?"

"Leedo Hyung tadi mencarimu." jawab seorang pemuda bersurai ungu yang tadi memanggil Seonghwa.

"Benarkah?" pemuda itu mengangguk cepat menanggapinya.

"Dia ada di perpustakaan sekarang."

"Kalau begitu, aku pergi dulu. Kau pergi dengan Wooyoung saja ya?" pemuda yang berdiri di sampingnya pun mengangguk setuju, dan hal itu membuat pemuda bernama Jung Wooyoung tersenyum lebar, lalu dengan cepat menarik tangan kelasihnya itu dan membawanya pergi.




"Aku pergi dulu Hyung, dan terimakasih untuk San nya." teriak Wooyoung sembari menarik tangan kekasihnya agar ikut dengannya.

"Akh! Wooyoung! Tanganku sakit!"

Seonghwa menggelemg heran dengan kelakuan kedua sahabatnya itu, tak lama ia kemudian berlalu pergi menuju perpustakaan untuk menemui kekasihnya yang katanya tadi sempat mencari dirinya.





















































Tbc~

Voment pliseu❤

[✔] 2. FEAR; JoongHwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang