Prolog

37 6 5
                                    

Author pov

" Ibaratkan perasaan pelangi itu bahagia, hujan itu menangis, panas apa ya ? " Ucap gadis itu bermonolog sendiri.

Suasana sekolah masih terlalu pagi untuk di penuhi siswa siswi. Gadis itu memang datang selalu pagi, entah memang berniat belajar atau hanya akal akalannya saja untuk bertemu gebetan seperti di film film ? .

" panas mah lo kegerahan " Seseorang tiba tiba datang mengejutkannya dari arah belakang.

Gadis itu mengendus kesal. " Lo lagi Lo lagi " ucapnya dengan nada yang masih kesal karena ulah Bima sahabatnya yang barusan membuatnya terkejut dari arah belakang saat gadis itu tengah sibuk merangkai kata kata mutiara yang selalu ia bagikan di akun sosial medianya Instagram dengan foto pemandangan hasil dirinya.

" Masih aja lo kaya gitu Car " pria itu duduk di bangku kosong di sebelah Cara Adelline, Gadis yang baru saja kesal atas ulahnya.

" Gitu gimana ? " Tanya nya tak mengerti, sambil terus sibuk menulis sesuatu di note kecil yang selalu ia bawa kemanapun.

" Jelek " Ejek nya berlari sambil mengaduh kesakitan, sebab Cara gadis itu langsung mencubit setelah tau dan paham apa yang akan di katakan pria yang sudah entah kemana pergi nya. Cara tidak peduli ia kini tengah fokus pada ponsel genggam nya, wajah nya yang semula biasa saja kini berubah seperti terkejut.

" Gak mungkin " ucapnya pada diri sendiri, keadaan kelas masih kosong belum ada siapa siapa yang datang lagi selain pria rese tadi dan sekarang pun dia entah dimana.

Cara lemas, tangannya bergetar ketakutan entah apa yang baru saja ia lihat hingga membuatnya seperti ini.

'Tuhan aku ingin bangun, mimpi ini terlalu buruk aku tidak siap menerimanya. Aku ingin bangun tolong tuhann '  . batinnya masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

Tiba tiba suara teriakan memenuhi ruangan kosong yang hanya berpenghuni Cara Adelline ini.

" Caraaaa " Teriak orang itu yang baru saja memasuki ruangan kelas miliknya, napas nya yang terengah engah seperti sudah di kejar kejar hantu. Wajah pucatnya seperti menunjukan sesuatu buruk yang telah terjadi, apakah ini ada hubungannya dengan apa yang Cara lihat ? ...

" Metha " Panggil cara pada gadis yang meneriaki namanya tadi dengan mata yang sudah berkaca kaca. Tak bisa ia tahan lagi kini tangisannya pecah dalam pelukan sahabat nya Metha.

" Gak mungkin metha, barusan Bima sama gue. Ini gak mungkin terjadi gak mungkinnn " Rancau Cara dia seperti tidak menyangka baru saja Bima menghampirinya pria yang membuatnya terkejut itu tak lama kemudian setelah ia pergi entah kemana, tiba tiba saja ada notif dari grup whatsapp nya  bahwa Bima pria itu menjadi korban kecelakaan beruntun di perjalanannya menuju sekolah.

Lalu siapa yang bersama nya tadi ? tidak mungkin ia berhalusinasi sampai seperti itu. Jelas jelas barusan ia bersama pria itu, bagaimana mungkin ini terjadi ? Ia tidak punya indra ke enam untuk melihat sesuatu yang tidak bisa orang lain lihat. Dan ini bukan cerita fantasi dimana sesuatu terjadi di luar nalar. Mana mungkin ?...

" Car, gue juga kagett sama berita itu, kita sama sama gak percaya, semoga aja Bima gak papa yaa ... " Metha gadis itu berusaha menenangkan Cara sahabatnya meski ia pun merasakan apa yang sahabatnya rasakan. Cara, Metha, dan Bima. Mereka adalah sahabat yang pastinya akan merasa sedih jika sesuatu buruk terjadi di antaranya.

Tangisan kedua gadis itu belum bisa menghentikan tangisannya, sampai satu persatu anak kelas nya datang. Menanyakan hal yang sama. Mereka merasa tidak percaya dengan semua ini.

AWAN HITAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang