Arka pov
Arkana Dausy Rahmana.
yah itu namaku, nama yang sering menjadi kebanggaan orang tua ku.
Aku terlahir dari keluarga yang lumayan berada, dari kecil aku tidak pernah merasakan rasa nya susah makan atau apapun hal lain yang membuat ku harus berjuang keras atas kehidupan.
Nama Arkana itu sering di sebut sebut dalam sebuah perlombaan olimpiade Matematika, orang orang sering menganggapku pria sempurna.
Aku tidak heran dengan sebutan itu, aku memang menyadari dengan ketampanan ku tubuh atletis ku, dan kekayaanku yang melimpah ruah, tak lupa dengan kecerdasan ku dalam pelajaran Matematika.
Tidak hanya Matematika aku juga pandai dalam segala bidang mata pelajaran, hanya saja aku lebih mencintai Matematika. Bukan sombong sih cuma mau pamer aja haha.
Dengan banyak nya kelebihan pasti ada kekurangan pastinya.
salah satunya ketidak sempurnaan ku adalah dalam keluarga. Jangan berpikir aku anak broken home tidak, bukan.
Keluarga ku tetap utuh meski runtuh. Paham maksudnya ? Tentu tidak,aku tebak !
Aku tidak mau menyebutnya sebagai broken home, meski kenyataannya adalah begitu. Aku yakini orang tuaku sangat menyayangi aku saat aku masih menjadi anak satu satunya.
Keadaan berubah saat dimana, papa ku sewaktu itu membawa seorang bayi yang tak ku ketahui jenis kelaminnya sampai sekarang, karena aku tidak di izinkan untuk bertanya tentang apapun yang katanya dulu papa sering bilang ' Jangan ikut campur urusan papa ' .
umur ku waktu itu kisaran 7 tahunan, Mamah ku menangis saat melihat bayi itu.
Aku tidak mengerti apa permasalahannya, aku yang saat itu sedang berada di samping mamah ikut menangis, karena aku paling tidak suka melihat mamah mengeluarkan air mata.
.
.
.
Author pov
Flashback
" Mamah gapapa ? " Tanya Arka kecil
wanita itu menggelengkan kepala, Arka kecil tahu jika wanita paruh baya di sampingnya itu sedang tidak baik baik saja, si kecil memeluk sang ibunda dengan penuh kasih sayang.
Arka kecil tidak tau harus bagaimana saat melihat papa nya membawa seorang bayi, detik berikutnya Ia melihat mamahnya menangis.
" Aku tidak akan menceraikanmu Ranti " suara yang Arka kenali, suara itu berasal seorang pria di atas tangga rumahnya. Ia berjalan menghampiri istri dan anaknya yang sedang terduduk di sofa.
" tapi kenapa mas ? kamu sudah bahagia dengan wanita pilihanmu bukan ? " wanita itu terus menangis, tak terima dengan kenyataan yang baru saja ia ketahui.
Bahwa laki laki yang dulu pernah menikahinya ternyata ia juga pernah menikahi seorang wanita secara sirih tiga tahun silam.
Kenyataan itu baru ia ketahui hari ini. Sakit rasanya, tiga tahun dia menyimpan rahasia yang begitu besar, hingga ia sendiri yang mengakui dengan membawa seorang bayi ke rumahnya yang dinyatakan itu adalah anak dari selingkuhannya.
Arka kecil tidak cukup mengerti dengan kata ' Cerai ' . Yang ia ketahui adalah orang tuanya kini tengah bertengkar hebat.
" Aku menyayangi Arka dan kamu Ranti " Laki laki itu mendudukan diri di sebelah istri dan anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AWAN HITAM
RandomAku berharap akan harapan harapan indah. Dimana kehidupanku tak lagi seperti Awan Hitam yang selalu menurunkan hujan, tanpa sudi menghadirkan pelangi, tanpa ingin menghadirkannya mentari. - Cara Adellin