2. Kamu siapa?

4.4K 137 3
                                    

"Nduk, ini bude sama pakde mau ke rumah sakit dulu ya, mau menjenguk teman pengajian yang dirawat inap. Pak Ganda kan baru besok atau lusa sampai di sini. Katanya sih sudah sampai di Jakarta tapi masih ada urusan dulu."

"Gadis ikut dong bude nebeng sampai toko baju terdekat. Mau beli baju renang nih. Bude sih gak bilang kalau ada kolam renang kan gadis bisa bawa baju renang dari rumah. Sayang uangnya iih bude kan Gadis jadi beli baju renang lagi." Gadis merajuk manja pada budenya. Budenya ini tidak punya anak perempuan. Dua anaknya semua laki-laki. Gadis adalah anak terkecil di trah keluarga sang bapak, makanya dia sangat disayang bude pakdenya ini, dianggap seperti anak sendiri, bahkan cenderung dimanja.

"Kamu Dis, kok ya masih perhitungan ae toh. Mentang-mentang kuliah di akutansi ya. Lagipula bude sudah bilang sama Pak Ganda kalau nantinya beliau harus membayar upah buatmu kok. Gak usah khawatir, Pak Ganda setuju-setuju saja tuh waktu bude bilang kamu minta per bulan dikasih tiga juta. Banyak kan?"

"Alhamdulilah bude... jadi tiga bulan Gadis akan dapat sembilan juta ya? Asiiik bisa buat beli hengpon baru..." Gadis seperti anak kecil, melonjak-lonjak gembira.

"Hengpon? Opo maneh kuwi?" (Apa lagi sih itu?)

"Hahaha... handphone bude. Yuk aah, kita berangkat bude biar nanti Gadis kembali ke sini gak kesorean."

Di mobil, bude menceritakan sekilas tentang Pak Ganda pada Gadis. Gadis tidak pernah serius mendengarnya, apalagi sekarang dia sudah terbayang akan mendapat sembilan juta setelah tiga bulan bekerja di sini membantu budenya. Sudah terbayang sih apa saja yang akan dilakukannya dengan uang senilai itu. 

"Nduk... dengerin bude gak? Pasti enggak ya." Gadis meringis, ketahuan berkhayal.

"Pak Ganda itu memang duda, duren kalau kata anak jaman sekarang ya pakne? Duda keren. Ganteng, bagus ngunu uwonge (cakep orangnya), tapi bukan berarti kamu boleh menggodanya ya. Yang bude tahu, Pak Ganda itu ceplas ceplos kalau bicara, kadangan menyakitkan hati, tapi mungkin itu karena beliau lama tinggal di Jerman. Pak Ganda kan sudah jadi warga negara sono tuh, makanya jarang pulang ke Indonesia. Kalau ada perlu saja katanya baru pulang ke Indonesia."

"Ooh berarti Pak Ganda gak punya KTP lagi dong bude kalau begitu. Laah kenapa jadi pindah warga negara bude?"

"Bude gak tahu nduk, biarlah itu urusan Pak Ganda. Malam ini kamu sendirian dulu gak papa kan ya? Ada pak satpam sih tapi kan jaga depan. Kamu berani kan nduk?" Si bude bertanya pelan, takut-takut meninggalkan Gadis sendirian sebenarnya.

"Insya Allah berani bude. Gadis udah gak takut lagi sama kecoak kok, cuma geli aja. Eeh tapi gak ada kecoak kan bude di rumah?" Gadis bergidik ngeri membayangkan kecoak. Phobia terbesarnya pada hewan, mengalahkan ular. Ular sih asalkan tidak berbisa, dia masih berani pegang karena Bimo yang sering mengajarkannya. Tapi kalau kecoak...?? Waah dia menyerah kalah.

"Nah itu toko bajunya, jangan pilih baju renang yang modelnya aneh-aneh ya nduk! Ingat walau tubuhmu mungil seperti anak-anak tapi kamu sudah dewasa."

"Siyap bude."

Gadis segera saja asyik memilih baju renang. Tapi wajahnya berubah kecewa karena baju renang one piece  yang sesuai ukuran tubuhnya ternyata habis. Tinggal model yang two pieces. Ragu-ragu Gadis akhirnya membeli baju renang two pieces itu. 

Sementara di villa utama, pak satpam tampak tergopoh-gopoh membuka pintu dan meletakkan koper ke kamar utama. Sedangkan di belakangnya tampak sesosok tubuh tegap dan gagah mengikuti, berucap terima kasih, kemudian membuka kemeja yang dipakainya, dan segera melompat ke atas kasur empuk di depannya. 

Akhirnya... aku ketemu kamu lagi.... Lelaki itu kemudian menepuk-nepuk kasur dan tanpa sadar dia terlelap. 

Sementara itu, Gadis yang sudah sampai di villa utama, karena terlalu bersemangat akan berenang sampai tidak memperhatikan sekitarnya bahwa ada sepasang sepatu pantofel laki-laki yang rapih tertata di rak sepatu.  Segera saja dia memakai bikini two pieces  yang baru dibelinya, tanpa mau repot mencucinya lebih dulu. Toh sebentar lagi juga kena air kan?

A BOSS DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang