Happy Reading ♥️
Disini aku sekarang, dijembatan yang selalu aku datangi bersamanya. Jembatan indah yang langsung menghadap kelautan lepas, jika ingin melihat senja pun bisa. Disini juga sepi amat tenang dan damai.
Seolah ia tau tempat yang cocok untuk diriku, ah aku merindukan nya.
Hey Al? Kau melihatku? Apakah kau berada disamping ku? Coba lihatlah ombaknya mulai tinggi, angin juga sudah mulai kencang langit pun sudah mengelap. Seperti nya akan turun hujan.
Apakah kau kedinginan Al?
Aku memandang lurus kedepan, mencoba menikmati hembusan angin dan ketenangan ini. Tetapi entah mengapa air mata ku turun tanpa diperintah. Kurasakan setetes air mengenai tanganku lalu kemudian pipiku, aku mengandah ah gerimis rupanya.
Aku biarkan rintik-rintik air itu mengenai tubuh ku, sampai hujan deras pun aku masih enggan untuk beranjak dari tempat berdiri ku.
Pandangan ku masih lurus kedepan, entah apa yang ku lihat. Semuanya kosong.
"Hey, kau nakal ya kucing kecil."
Aku menoleh, lalu tersenyum kemudian menggeleng, "Aku tidak nakal Al."
"Lantas mengapa tidak pulang? Bibir mu sudah pucat ingin ku hangat kan?"
Aku terkekeh, bisa-bisanya Al bercanda. "Aku menunggumu datang."
Ku lihat ia tersenyum lalu menyentil kening ku, "gadis nakal, kemari."
Aku mendekatinya, ku sandarkan kepala ku di bahunya lantas ia merangkul ku.
Lalu semuanya menggelap.
Rain
Terjaga.
Nafasnya terengah-engah, hanya mimpi rupanya.
Tok tok tok
"Ayaa, kau sudah bangun nak?" panggil sang Bunda yang berada didepan kamar anaknya.
"Iya Bun udah." jawab Aya.
"Cepat mandi Ay lalu turun untuk sarapan, jangan terlarut dalam kesedihan."
Aya tidak menjawab ia juga tidak beranjak, malah kembali merebahkan tubuhnya diatas ranjang.
"Aya udah bangun Bun?" tanya seorang pria paruh baya yang sedang menyesap kopinya. Kerutan didekat matanya sudah mulai terlihat, tetapi kegagahannya tidak kalah dari anak muda.
"Udah Yah, Bunda harap dia mau turun untuk sarapan bersama."
"Semoga saja."
15 menit berlalu.
"Aya masih belum turun Bun?"
15 menit sudah orang tua Aya menunggu putrinya keluar, tetapi sepertinya kali ini mereka akan sarapan berdua lagi. Tanpa sang putri.
Tuk tuk tuk
Langkah kaki menuruni anak tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain
Teen FictionHidup ini tentang apa yang akan anda perbuat, hidup untuk mati bernafas pun untuk berhenti setelah itu semuanya akan pergi. Mau tau kelanjutannya?? Ayo mampir ke lapak ini!!! #Rain #Lautan #Senja