Chapter 7

5 5 0
                                    

Happy reading ♥️

2 Minggu sudah setelah kejadian di Rooftop itu, aku kembali menutup diri rapat-rapat tapi tidak dengan Aletha. Aletha baik, mampu mengerti keadaan ku, semoga saja tidak mengecewakan.

Saat ia mengutarakan nya aku sangat terkejut, aku paham dengan semua kode nya yang meminta lebih dari pertemanan, tetapi tetap saja kalimat yg ia ucapkan mampu membuat ku terkejut.

Terlalu asik dengan pikiran ku, aku sampai tidak sadar bahwa Aletha memanggil ku sedari tadi. Mungkin jika Aletha tidak menyengol lengan ku aku tidak akan sadar dari lamunan ku.

"Kamu baca novel apa sih sampe dipanggil dari tadi ga nyaut?" Tanya Aletha, ah aku sampai lupa jika sedang membaca novel.

Aku tersenyum, "novel bulan, kmu mau baca?"

"Aku baca novel? Yang bener aja, aku ga hobby baca. Ngebosenin."

"Kamu ga bakal tau enaknya masuk kedalam sebuah cerita."

"Loh? Emang bisa masuk ke cerita ya kalo kita baca novel? Kita bakal jadi pemeran nya?" Aletha menggaruk pipi tembam nya seperti sedang kebingungan, aku tertawa renyah sungguh dia polos sekali.

"Maksud aku kamu ga bakal tau enaknya terlepas dari beban di kehidupan nyata, kalau kamu udah terhanyut dalam sebuah cerita pasti kamu bakal ngerasa jadi pemeran dicerita itu, ngehayal mungkin bahasanya."

Kulihat Aletha hanya ber 'oh' ria, lucu sekali wajahnya jika sedang bingung seperti itu.

"Pulang sekolah ke cafe yu?"

"Kamu aja aku mau ke Rooftop."

"Hm oke, Aya jangan menyendiri mulu ya? Aletha sayang banget sama Aya, walau kita baru kenal tapi Aya udah Aletha anggap sahabat terbaik." Ia mengucapkan sembari tersenyum lebar memperlihatkan gigi putih rapihnya, cantik.

Aku ikut tersenyum, seandainya Aletha tau menyendiri ini bukan tanpa alasan.

Jam menunjukkan pukul 17:15 kelas baru saja selesai 15 menit yang lalu tetapi aku enggan pergi dari sekolah ini lebih memilih ke Rooftop untuk menikmati angin sore.

Aku memejamkan mata, menikmati semilir angin yang berhembus mengenai kulit ku sembari mendengarkan lagu 'Don't watch me cry' yang mengalun dari earphone ditelinga ku, meresapi setiap kalimat yang terdengar,

I wonder if  you're thinking
"Is she all right all alone?"

Sebaris kalimat yang berhasil membuat liquid bening menyusuri pipiku, apakah mereka memikirkan ku?

Aku tetap memejamkan mata, membiarkan air mata turun deras. Menangis dalam diam adalah salah satu caraku menghilangkan beban.

Sampai tiba-tiba seseorang melepaskan earphone dari telinga ku, aku menoleh mendapati Al dengan wajah datarnya lantas aku langsung berpaling lalu berdiri melangkah untuk meninggalkan nya. Sebelum,

"Udah apus video porno nya?"

Aku menghentikan langkah ku, video? Porno? Apa-apaan dia!

Aku membalik kan badan menghadap nya, jarak kami hanya berkisar 4 langkah.

"Gimana? Udah diapus video porno nya? Ga baik cewe nyimpen video kaya gitu,"

Aku memandang tidak mengerti, demi apapun aku tidak pernah menyimpan video semacam itu. Al benar-benar gila!

"Bingung? Gue jelasin, ibarat video porno kesedihan lo gak patut di simpen. Ngerti maksud gue? Seenggaknya lo harus cerita ke orang yang lo percaya, lo bisa cerita ke gue bukan malah menghindar. Lo marah pas tau rasa gue ke lo? Gue yakin lo bukan marah kan? Lo cuma takut saat lo udah bener-bener percaya dan orang yang lo percaya bakal ninggalin lo, bener kan? Lo gak bisa gini terus Ra lo har–

"Kamu gak bakal ngerti keadaan aku! Kamu tau rasanya berada di dalam lubang kesepian?! Lubang hitam, dalam, gelap, dan sepi. Aku pernah mikir buat keluar dari lubang itu tapi gak bisa gak segampang yang kamu dan orang lain kira, aku suka menyendiri karena dengan menyendiri sudah sangat membuat ku tenang sangat damai rasanya, aku takut keramaian, takut pertemanan, takut persahabatan, takut jatuh cinta. Apa yang kamu bilang benar, aku takut dengan perasaan nyaman saat aku sudah mulai percaya aku takut mereka meninggalkan ku, aku sudah pernah merasakan nya dan tidak ingin merasakan nya lagi, ini lebih sakit daripada putus cinta. Bagaimana perasaan mu saat keluarga mu hancur berantakan?! Aku menyendiri pun mempunyai alasan! Aku menghindari semuanya juga mempunyai alasan! Hatiku tak sekuat laki-laki hiks." Aku terisak sungguh sakit sekali rasanya.

"Lo berhak bahagia, lo berhak bebas dari lubang hitam itu. Gue, gue yang bakal bikin lo percaya bahwa kenyataan gak sepahit yang lo kira, bahwa kenyataan bisa juga berbuah manis saat lo mau mencoba. Gue Ra, gue yang bakal jadi tameng buat lo yang bakal ngejagain lo dan yang bakal –kalimat nya menggantung membuat aku menatap nya karena penasaran, dan yang bakal ada selalu disamping lo saat lo lagi berada dititik terbawah lo, lo bisa cerita ke gue, lo bisa percaya ke gue Ra dan lo. Lo cewek yang gue cinta."

Ia melangkah mendekati ku, menghapus air mata ku menggunakan ibu jarinya, "gue sayang sama lo, jangan pernah pergi dari gue tanpa seizin gue. Dan gue gak bakal pernah ngizinin lo pergi dari gue Ra." Ia memeluk ku, mendekap tubuh ku dengan erat, membisikkan kata cinta dengan indah.

"Kalau gitu hiks bikin aku percaya sama kamu."

Ia melepaskan pelukannya dan menatap ku dengan hangat, "gue pasti buktiin, tugas lo cuma harus buka hati buat gue. I love you."

Ia mendekat kan wajahnya ke arah ku membuat ku menutup mata, sedetik kemudian ku rasakan bibir dinginnya mengecup kening ku, aku menitikkan air mata.

'tuhan, jika memang kau yang mengirimnya kedalam hidupku pintaku hanya satu, jangan pernah jauhkan aku darinya.'

To be continued

Huh, berapa lama ga up? Lama dah ya pokoknya 😂 nih ilah up, baca ya! Btw scene Al ngomong "udah apus video porno nya," itu cuplikan dari drama 'somehow' yang main min hoo Shinee, sisanya emang ide dari otak gua! Oke gais jangan lupa Vomennt nya!!! Jgn jadi pembaca gelap! Hargain karya orang! Ngerti kan lu pada!
Maaf kalau typo typo ntr dibenerin santuy aja.

Sankyuuuuu♥️

RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang