Chapter 2

25 13 1
                                    

Happy Reading ♥️

Aya POV

Seperti kehidupan ku sudah hilang, semenjak kejadian itu semuanya terasa hampa.

Bagaimana dengan Al? Mayatnya belum ditemukan sampai sekarang, sudah dari seminggu yang lalu aku menunggu kabar dari TIM SAR tetapi sampai sekarang belum ada kabar.

Hah!

Aku menghela nafas kasar, boleh kan aku berharap Al masih hidup? Lagi pula kan tidak ada bukti bahwa Al sudah meninggal. Tapi apakah benar ia masih hidup?? Setelah kecelakaan itu? Ledakan itu??

Flashback on

"Ra cepet buka safety belt nya!!"

"Ga bisa Al macettt!"

Keadaan menegangkan ini membuat ku panik, air mata sudah bercucuran membahasi wajahku sampai menetes mengenai lengannya yang sedang berusaha melepaskan safety belt ku.

Klik.

Terbuka.

Akhirnya terbuka.

"Ra cepat lompat keluar!"

Aku tertegun, lompat? Keluar? Gila!! Mobilnya sedang kencang. Lebih baik mati bersama.

"Ga gamau."

"Raaa! Jangan keras kepala disaat seperti ini!"

Ku lihat Al mencoba memberhentikan mobil ini, tetapi percuma! Rem nya blong!

"Gamau pokoknya aku lompat kamu juga harus lompat."

"Ga ada waktu Ra!"

"Ada!!"

Aku mencoba membuka mobilnya, tetapi pintunya macet!! Oh Tuhan apa lagi ini?! Tadi sabuknya yang macet sekarang pintu!!

Kulihat Al tidak melakukan apa-apa lagi, ia malah tersenyum menatap ku. Lalu memelukku sangat erat, "hiduplah bahagia Ra, jangan sedih terus karena mungkin setelah ini aku tidak akan ada disamping mu saat kau berada dititik terbawah mu. Hujan sebagai gantinya, lihatlah hujan sebagai diriku. Hujan akan datang saat kau memerlukannya."

Aku terisak, semakin terisak saat ia mengecup kening ku.

Pintu mobil terbuka.

Ku lihat Al tersenyum,

Lalu ku arahkan pandangan ku kedepan.

Huh?! Jurang?!!! Sial!! Waktu kami tak banyak. Mau tidak mau kami harus melompat.

"Al ayo lompat!! Disana jurang!!"

Al tersenyum, "maafkan aku Ra, tetap jadi Khumaira yang aku kenal. Sampai jumpa Ra."

Al mendorongku hingga keluar dari mobil, aku terguling luka nya cukup banyak. Tetapi aku harus mengejar Al!!

Aku mencoba bangkit tetapi sudah tidak kuat,

Aku terduduk, dengan berderai air mata.

"Allll!!!! Alllll kumohon kembali!"

Kulihat mobilnya semakin mendekat ke jurang, lalu terjun. Tak lama kemudian terdengar ledakan yang sangat keras.

Tidak mungkin.

Tidak!!

Pasti ini mimpi!!

Aku menampar pipiku, sakit.

Ini bukan mimpi

"Kenapaaa Alll kenapaaa!!!!"

Aku menjerit menangis tersedu-sedu, lalu hujan datang mengguyur tubuh ku.

Setelah itu semua buyar, aku tidak merasakan apa-apa. Lalu jatuh dalam kegelapan.

Flashback off

Nafas ku terengah, hanya dengan mengingat kejadian itu jantungku sudah berpacu dengan cepat.

Air mata turun tanpa diperintah.

Tok tok tok

"Ay cepat turun ini telpon dari TIM SAR."

Setelah mendengar Bunda mengatakan itu, aku segera bergegas. Berlari menuruni anak tangga. Aku menerima telpon semoga ada kabar.

Hah.

Aku menghela nafas, lalu mendekatkan telpon itu pada telinga ku.

"Apa ada kabar?"

"Maaf, sudah seminggu kami berusaha mencari mayatnya atau tanda-tanda tetapi tidak menemukan nya. Ini sudah seminggu, apakah pencarian ini diberhentikan saja?"

"Gila! Masa diberhentikan?! Saya gamau tau pokoknya sampai ketemu!!"

"Kami tidak bisa, sudah seminggu pencarian tetapi tetap tidak ada tanda-tanda. Sepertinya Al sudah meninggal, tidak mungkin ia selamat saat ledakan besar itu."

"Ga percaya!! Kan mayatnya belum ditemuin!!"

"Pasti sudah hangus."

"Kalo angus ya pasti ttp ada mayatnya!!"

"Bisa saja sudah dimakan oleh hewan-hewan."

"Gimana sih! Katanya mau dicari!!"

"Maaf, saya melaporkan pencarian diberhentikan. Laporan yang sudah kami simpulkan mas Al sudah meninggal."

Bip.

Author POV

"Sembarangan bilang orang meninggal!!"

"Kenapa Ay?" tanya sang Bunda.

"Masa katanya Al udah meninggal Bun, kan sembarangan tuh orang."

"Ledakan seperti itu jika orang biasa yang mengalami nya pasti sudah meninggal Ay, ikhlaskan saja nak Al dia pasti sedih melihat mu tidak merelakan kepergian nya."

"Bunda sama aja!!"

Aya berlari keluar rumah tidak memperdulikan panggilan sang Bunda.

"Biarin aja Bun, Aya butuh waktu." ucap sang Ayah saat melihat istrinya ingin mengejar putri mereka.

Disini Aya sekarang, ditempat yang biasa ia datangi bersama dengan Al.

"Hey Al lihat airnya tenang." seolah Al sedang berada didekatnya Aya berbicara sembari menatap lurus ke depan.

"Hidup ini untuk mati, nafas pun untuk berhenti pada akhirnya semuanya akan pergi. Bukan begitu Al?"

Aya tersenyum lalu duduk, kakinya bergelantungan dengan tangan yang ditaruh dipembatas jembatan. Tidak, Aya bukan ingin bunuh diri Aya hanya ingin menikmati indahnya senja sembari duduk dengan melemparkan batu kelautan.

Flashback on

"Jika kau bosan kemarilah, duduk disini dan coba lemparkan batu ke laut. Setidaknya jauh lebih baik."

"Lalu jika aku frustasi?"

"Cobalah teriak, aku tau tidak dapat menghilangkan beban dengan berteriak. Setidaknya bebanmu berkurang karena kau sudah adukan pada semesta."

Flashback off

Teriak ya?

"Akhhhhhhhhh!!!! Semestaaaaaaaaa Aku kangen Alllllllllll!!!"

Aya berteriak lalu tersenyum, "setidaknya semesta sudah mendengar bahwa aku merindukan mu Al."

To be continued

Voment jangan lupa!! Ga lupa cara ngehargai seorang Author kan? Kalau lupa berarti pikun.

RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang