Halo. Wah udah lama banget gue nggak update cerita ini.
It's been too long. Terakhir kali gue update (berdasarkan waktu yang ada di bab yang terakhir gue publish) adalah tanggal 16 November 2017. Dua tahun. Dan gue merasa bersalah udah nganggurin cerita ini begitu lama.
Jadi temen-temen sekalian, gue mau kasih penjelasan yang harusnya udah dari lama gue kasih. it's been long overdue, dan gue merasa kalian berhak buat dapet penjelasan dari gue.
***
JADI WORK INI DI DISCONTINUED?
Ya.
Plain and simple, ya. Mungkin kalian yang udah lama sadar dengan tambahan status on-hold yang udah gue sematkan di judul cerita ini dari ... lamaaaaa banget. Gue yakin
Kenapa gue memutuskan untuk berhenti nulis cerita ini?
Mungkin ini bakalan jadi jawaban yang panjang. Dan lumayan personal buat gue. I'm sorry mungkin kalau ada yang mikir gue lebay atau gimana dengan bab ini tapi, I'm totally honest with u guys here.
Gue nulis cerita ini udah lama banget. November 2016 adalah bulan yang gue cantumkan di disclaimer bab pertama buku ini. Gue waktu itu masih SMA pas nulis ini, kelas 11 dan kelas 12. Gue nggak terlalu inget pasnya, tapi seinget gue, banyak bagian dari buku ini yang gue tulis pas gue kelas 12.
Tahun terakhir gue di sekolah itu, gue akui, adalah salah satu masa paling gelap yang pernah gue lalui dalam hidup gue. Banyak hal yang terjadi pada tahun itu, dan itu bikin gue tertekan dan lonely. Terutama secara emosional dan sosial. So long story short, gue nulis cerita ini sebagai saluran gue untuk mengalirkan emosi-emosi gua yang menumpuk dan nggak bisa keluarkan langsung. I got nothing else to do that year selain belajar dan sekolah, dan dengan tema cerita ini yang dark dan angsty, gue kinda melampiaskan semua rasa frustrasi gue akan real life ke dalam cerita.
Cerita ini jadi sanctuary buat gue.
Cerita ini bikin gue mengalirkan semua kepahitan, kesedihan, dan kesepian gue akan waktu itu ke dalam tokohnya. Bikin gue bisa survive tahun itu dan nggak jatuh dalam depresi.
I'm glad nulis cerita ini. Cerita ini personal banget buat gue--bukan secara alur cerita atau gimananya, tapi gue punya banyak hal yang gue curahkan disini.
Gue enggak tahu gimana kalian ngerasanya, tapi ada beberapa bagian dalam cerita ini yang setelah gue baca lagi, bikin gue inget kalau gue nulis itu pas nangis. Atau pas gue sesak. Atau pas senang. Gimana langit New York dalam cerita gue selalu muram kayak hari-hari gue. Atau kota yang selalu kelihatan ramai dan terang, tapi tokohnya merasa gelap dan dingin. Cerita ini mirip dengan diari gue mungkin, tapi bukan menceritakan gue. Gue cuma mengalirkan apa yang gue rasakan saat itu dalam tulisan.
I'm glad too gue punya kalian. Gue tahu cerita ini bukan cerita yang wow super banyak banget yang baca, tapi selama nulis ini gue merasa punya banyak pembaca yang support gue, banyak yang bikin gue senyum dengan komentar atau bahkan sekedar votes di cerita gue. It makes me feel like I'm worth something.
Dan buat itu, I'm forever grateful to you guys.
DOH GUA PENGEN NANGIS JADINYA NULIS INI.
Oke tenang reg.
Semua alasan di atas, bikin gue selama ini ragu buat berhentiin cerita ini. Selain karena semua perasaan yang ada di setiap bab cerita ini, gue juga merasa plot cerita ini menarik buat dikembangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Talking To The Moon [DISCONTINUED]
Mystery / ThrillerDISCONTINUED, AKAN DITULIS ULANG. Baca bab pertama untuk keterangan lebih lanjut mengenai work ini. *** Sebenarnya ini sederhana saja. Adonis ingin menjatuhkan orang yang membunuh tunangannya, walau melakukannya sama saja dengan membunuh dirinya se...