Bab Dua : Wanita Serafim

1.8K 226 137
                                    

"Nona, anda punya janji dengan dokter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nona, anda punya janji dengan dokter."

Kata-kata itulah yang seminggu kemudian membuat Renaissance Ginevra seketika mengernyit bingung. Wanita itu menjauhkan kursi kulitnya dari meja kerja, dan melepaskan kacamata baca dari wajahnya.

Dokter? Dokter apa?

Pertanyaan itu terlontar dalam suara, membuat asisten malangnya (yang ternyata masih bertahan hidup seminggu kemudian), membuka mulut dan memberikan jawabannya.

"Nyonya Elleanor menelepon tadi, menyuruh saya untuk mengingatkan anda." Sonya mengangkat bahunya takut-takut.

"Elleanor--" Kernyitan di kening wanita itu bertambah dalam. "Oh."

Kartu nama.

Psikiater.

Ah, ya. Renaissance lupa sama sekali kalau makan siang terakhirnya dengan neneknya itu menghasilkan ketegangan dan satu kartu nama yang harusnya sudah ia robek-robek dan lenyapkan tempo hari. Wanita itu mengetukkan penanya ke bibir, tampak tak peduli beberapa titik hitam melekat di kulitnya akibat tinta.

Jelas, ia tak akan datang. Titik. Renaissance tidak sakit jiwa, dan ia menolak walau nenek Foster itu yang bertitah.

"Nenekku bilang apa?" tanyanya lagi masih dengan air muka berpikir.

"Dia bilang, katakan pada anda jangan berani-beraninya mangkir--"

Rena mendengus mendengarnya.

"Baiklah, baiklah." Renaissance terlanjur malas untuk mendengarkan kelanjutannya. "Keluar sekarang, Miles."

Asistennya itu bergeming.

Dan ini membuat Rena kembali mendongak dan memasang tampang sebal. "Kubilang keluar."

"Um, Nona—"

"Keluar," perintah Rena sekali lagi. Dingin, tak bisa dibantah. "Atau kau mau kukeluarkan saja selamanya?"

Sonya meringis sedikit saat mendengar ancaman pemecatannya itu. Sudah terbayang amplop merah muda keramat itu—amplop surat pemecatan, tepatnya—ada di mejanya nanti.

Serba salah, sungguh. Renaissance yang sialnya adalah bosnya, bisa memecatnya kapan saja. Hanya saja tadi Elleanor bilang padanya untuk 'mengganggu' saja Rena sampai wanita itu beranjak, atau kalau tidak, Elleanor sendiri yang akan membuatnya kehilangan pekerjaan.

Wanita muda itu mendengus. Kalau begini ceritanya, ia hanya tinggal memilih saja akan dipecat siapa. Toh sama saja, pada akhirnya ia harus hengkang dari sini.

"Miles," gertak wanita itu dari balik dokumennya saat melihat asisten pribadinya belum beranjak juga. "Keluar atau bereskan barang-barangmu saat ini juga."

Sonya diam-diam melemparkan satu pandangan hina ke Rena yang memberinya perintah tanpa ada kesopanan sama sekali. Namun bosnya itu tampak tak peduli, bahkan kembali ke fase berpikirnya yang tak bisa diganggu.

Talking To The Moon [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang