Bab Empat : Pria Bersenyum Matahari

1.3K 146 81
                                    

"Rena, Sayangku!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rena, Sayangku!"

Renaissance Ginevra menyipit sebentar saat sapaan cerah itu seakan menjadi sinar matahari di tengah mendung yang selalu menyelimuti kantornya. Wanita itu melepaskan kacamata yang bertengger di hidungnya, sebelum menyambut orang yang melangkah masuk dengan ceria itu.

Pria itu, yang secerah matahari baik penampilan maupun kelakuannya itu segera muncul di hadapan Rena yang muram, membuat wanita itu mengangkat alisnya tinggi-tinggi.

Dia Leonard Myers, si fotografer dan satu-satunya sepupu yang Rena anggap  sedikit menyenangkan.

Dan seharusnya, si pria sialan ini ada di Paris.

"Leon," sapa Rena sedikit lebih ramah seraya memberi pelukan singkat pada tubuh jangkung sepupu kesayangannya itu. "Kau kembali lebih cepat."

Baca : seharusnya kau tak di sini sekarang.

"Begitulah." Pria itu tertawa ringan. "Makanan Perancis sepertinya tidak cocok untuk pencernaanku."

Rena melemparkan pandangan skeptisnya.

Baca : aku tahu kau bohong.

"Makanannya, atau wanitanya?" tembak Rena balik dengan sarkasme yang menetes-netes dalam suaranya. "Jangan bilang kalau kau lagi-lagi dikuntit wanita psikopat yang tak sengaja kaukencani di sana."

Rena tahu popularitas sepupunya sebagai womanizer, dan ia tak akan heran kalau hal itulah yang terjadi.

"Bukan begitu." Pria itu--Leon, tertawa singkat dan dengan sangat tak tahu malu menguasai sofa lembut di ujung lain kantor sepupunya. Seenaknya, pria itu menendang sepatunya sembarangan dan mengangkat kaki ke meja kopi, membuat Rena mengernyitkan hidungnya dengan wajah mencela.

"Apa kau ke sini hanya untuk merusak meja kopiku?"

Leonard tertawa mendengar ucapan kecut wanita itu, dan dengan santainya, ia merentangkan tangan ke arah Rena. "Sini, sini. Aku akan menceritakannya padamu, asal kamu memelukku."

Muka tembok, seperti biasanya.

"Mimpi saja sana, Myers." Bola mata Rena yang hari ini memakai lensa kontak cokelat keemasan memutar dengan kesal.

Leonard hanya melemparkan senyum manis sebagai balasannya.

"Kau tahu," desah pria itu pelahan, seraya bangkit dari singgasananya. "Aku hanya ingin memeluk wanita kesayanganku. Sudah ... tiga belas hari kita tak bertemu. Apa salah?"

Talking To The Moon [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang