Abil memejamkan matanya, ini bukan yang pertama namun rasanya Abil masih berat untuk memenuhi keinginan ayahnya. Orang tuanya bukan orang tua pemaksa yang keinginannya harus selalu di penuhi oleh anaknya. Tapi berat bagi Abil untuk memenuhi permintaan ayahnya kali ini.
"bagaimana Bil? Kamu mau ya? Lagian skripsi kamu juga udah bab 3 itu" lagi, dan selalu. Bukannya tidak sopan atau tidak menghargai, rasanya Abil ingin menulikan telinganya tiap ayahnya menyinggung hal ini.
"Bian baik ko, ayah tau dia dari kecil. Dia juga dulu suka main kesini waktu kalian masih kecil, semenjak kalian sekolah saja jadi jarang bertemu"
Menghirup nafas sejenak, seraya menutup matanya. Abil mencoba memikirkan hal yang memang sudah ia fikirkan sejak sebulan yang lalu.
"ayah yakin? Ayah kan tau Abil anaknya masih mageran, masih kekanakan. Gimana kalo suami Abil nanti gasuka sama sikap Abil? "
"hus, kamu tuh ya kalo sudah nikah jangan begitu, kan sudah punya tanggung jawab. Lagian ya Bil, ayah tuh kadang suka mikir kamu kalo di rumah ko kaya manja bangett giliran di luar aja di media sosial keliatan banget dewasanya"
Seperti biasa, ayahnya tak pernah mau kalah soal berdebat. Selalu melibatkan dengan pekerjaan Abil. Yang katanya pergi jalan jalan lalu foto dapat duit banyak, padahal menjadi model sebuah brand itu tidak gampang, huh dasar ayahnya.
"ayah ah kebiasaan deh suka manjang kemana mana" memanyunkan bibirnya, terlihat bahwa memang Abil sedang kesal dengan ayahnya itu.
"ya makanya turutin maunya ayah, lagian ayah takut ga keumuran liat kamu nikah" ucapnya berubah sendu, dan ada gurat kesedihan di matanya. Seolah menyiratkan bahwa hanya ini keinginan terakhirnya.
"ayahhh, azal kan sudah ada yang mengatur. Selalu saja bahas itu, gasuka Abil kalo begitu" mendorong kue yang sedang ia makan sedari tadi, Abil menatap tepat di manik mata ayahnya, menarik nafas lalu meyakinkan bahwa inilah final keputusannya
"ayah akan liat Abil nikah, oke, Abil mau nikah sama Bian"
Hal itu tentu saja membuat senyum ayah merekah. Bukan hanya keinginannya melihat putri semata wayangnya menikah, tetapi memang Rudi, ayahnya Abil yakin bahwa Bian sosok laki-laki bertanggung jawab yang bisa menjaga Abil terlebih disaat ia sudah tidak ada di dunia ini lagi.
Dan sejujurnya, Abil cukup tau Bian seperti apa. Pamornya yang cukup terkenal di kota Bandung ini. Bukannya tidak bersyukur dengan lelaki pilihan ayahnya, Abil hanya takut satu hal. Satu hal, bahwa ia hanya akan menjadi mainan lelaki tersebut, seperti banyak kabar yang beredar bahwa lelaki tersebut memang seorang yang handal dalam memainkan hati seorang wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa
RomanceBerbakti pada orang tua dan membuat mereka bahagia adalah hal utama yang di lalukan oleh Myesha Nabila di setiap detik kehidupannya. Lantas apakah keinginan ayahnya untuk segera menikahkan putri tunggalnya akan Abil lakukan pula? Terlebih calon suam...