❝si pengirim surat.

2.2K 244 74
                                    

aku menghentikan tungkaiku di koridor sekolah, memandang si hawa yang tengah mengajarkan sebuah materi dasar pramuka.

tidak tidak. dia bukan wanita paruh baya melainkan sama denganku, masih remaja tapi dia lebih muda.

si hawa yang aku kagumi tengah mengelap peluh di dahi.

ah, ingin rasanya memberi dia sebuah sapu tangan. andai aku bisa menampakkan diriku di hadapan.

tapi, mengingat kalau aku dan dirinya bukanlah siapa-siapa.

memang, cuaca di tahun 95 itu sedikit panas. mengingat sang surya dalam masa giatnya bekerja, membuat makhluk bumi harus sedikit lebih bersabar menghadapi teriknya hari.

oke, kembali ke awal.

ini memang kebiasaanku di hari paru-paru yang sedikit kelabu. yaitu, memandangi dirinya dari kejauhan dan selalu melempar segumpal kertas ke arahnya.

apalagi kalau bukan ucapan penyemangat?

tapi, berbeda.

biar ada sedikit kesan romansa aku tulisnya pakai kode morse pramuka, biar dia tidak terlalu tahu siapa pengirimnya.

tak ayal, jika aku sering melihatnya mengulas sabit penuh di rupanya saat membaca surat dariku.

aduh, manisnya si hawa.

ini baru awal dari kisah romansaku, tertarik untuk ikut bersua bersama?

ini baru awal dari kisah romansaku, tertarik untuk ikut bersua bersama?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❝ini aku, angkasa adiyaksa, pengagum rahasia si hawa tahun 95. selamat bersua dengan kisah romansaku ini di masa sma!❞

•••


( re-publish )

morse, renjun.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang