Meet the two strange men|3

5.8K 218 10
                                    

"Kita mulai!"ucapku.

"Anestesi."ucapku.

"Selesai!"balas Citra yang merupakan salah satu ahli anestesi.

"Mess (pisau bedah)!"ucapku.

Aku membuat sayatan secara vertical ditengah perut (dibuat ditengah perut untuk memudahkan menggapai membrane lapisan perut). Setelah, sayatan utama dibuat aku membuat sayatan lebih dalam melalui lemak subtukan hingga ke lapisan linea alba. Lalu, aku membelah lapisan itu sehingga terlihat lemak preperitoneal. Setelah itu, aku menjepit dan mengangkat lapisan peritoneum.

Aku melakukannya dengan perlahan agar tidak melukai usus dan organ lainnya. Lalu, aku melakukan eksploarasi untuk memeriksa apa benar ia mengalami pendarahan. Aku pun menghela nafas lega ketika aku melihat hasil jaitanku di organ yang bocor.

"Lakukan pembersihan (pada rongga perut mengugunakan kateter)!"suruhku. Setelah itu, aku memeriksa kondisi organ perut dan sekitarnya sebelum menjahitnya kembali.

"Selesai..."ucapku lega dan semua tersenyum.

"Bisa lanjutkan ini dokter Irwan?"tanyaku pada asisten operasi utamaku.

"Bisa dok!"balasnya aku pun mengangguk.

"Lakukan penjahitan sementara (untuk menghindari komplikasi pasca operasi seperti Intra Abdomen)!"suruhku membuat mereka semua mengagguk dan tiba-tiba saja, aku mendengar ada suara riuh yang berasal dari atas. Suara tepuk tangan yang riuh menggelengar di seluruh penjuru ruangan operasi dan aku hanya membalasnya dengan sebuah senyuman.

Aku pun keluar dari ruangan operasi. Lampu berwarna merah di atas pintu itu kini berubah menjadi lampu berwarna hijau. Seperti biasa, seluruh keluarga pasien tengah menunggu di luar. Aku pun berjalan menghampiri mereka.

"Bagaimana keadaan Istri saya dok?"tanyanya.

"Baik, operasinya berjalan dengan sukses."balasku sambil tersenyum.

"Alhamdulillah!"ucap syukur Bapak itu.

"Pasien akan langsung dipindahkan ke ruang perawatan dan saya akan melakukan observasi selama beberapa hari."ucapku.

"Terima kasih! Terima kasih dok!"ucapnya. Aku pun mengangguk-anggukkan kepalaku. Semua yang kulakukan sudah terbayarkan. Hanya dengan melihat harapan dan senyuman keluarga pasien membuatku merasa sangat lega.

...

Aku kini tengah duduk di kursi kebesaranku. Ketika aku tengah bersantai tiba-tiba saja aku mendengar ada suara kenop pintu yang diputar. Lalu, masuklah sesosok pria yang beberapa hari ini membuatku hanya menggelengkan kepalaku dengan heran.

"Operasi yang mengesankan."ucap pria iblis itu sambil tersenyum.

"Terima kasih."balasku sambil tersenyum paksa.

"Bagaimana kalau kita makan malam?"tanyanya.

"Maaf, tapi gue benar-benar lelah dan gue lagi gak pengen berdebat sama lu."balasku.

"Kayaknya otaklu itu penuh dengan pikiran negatif tentang gue."ucapnya.

"Emang!"balasku.

"Baik, sesuai permintaanlu. Gue bakalan pergi, biar lu bisa istirahat."ucapnya. Aku pun hanya memutar bola mataku dengan kesal dan sedetik kemudian aku dapat mendengar suara pintu yang tertutup.

"Tuh orang beneran berubah ya?"tanyaku.

"Bodo amat! Gue mau tidur!"ucapku lagi.

...

Hospital On Romance (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang