Ini yang namanya Selamat Datang Kembali!

995 101 21
                                    

Yerin duduk dengan kaku di belakang panggung sambil menatap Televisi besar dihadapannya, sedang ada siaran langsung untuk penampilan kekasihnya dan Ia antara senang dan sedih menikmati special stage tersebut.

Senangnya, karena Eunwoo bisa semakin bersinar tahun ini, meninggalkan masa-masa buruknya. Sedihnya, interlude pada versi terbaru lagunya adalah sebuah melodi yang tak ingin di dengar Yerin. Lagu itu terlalu menyakitkan untuk dikenang.

Hingga tak sadar Yerin kembali menangis, belakangan ini Ia menjadi sentimental, entah karena mengejar tenggat produksi lagu, atau karena alasan lain, tetapi Yerin sadar betul beberapa hari ini Ia sering menangis.

Penampilan usai, dan ternyata Eunwoo memiliki jadwal wawancara lain,
"Kau bisa pulang bersama Taehyung kan? Naik Taksi saja. Maaf dan terimakasih telah menemaniku hari ini," Eunwoo memasang wajah lucu sambil memegang kedua pipi Yerin,

Yerin ingin menolak karena itu bukan ide yang bagus, tetapi Eunwoo terus merengek dan tak mungkin Ia memperpanjang pembicaraan mereka ditempat yang sangat rawan wartawan, hubungan mereka belum saatnya Go Public.

"Baiklah... Aku kembali ke Agensi bersama Taehyung," Yerin menjawab malas

Eunwoo tersenyum cerah sebelum mencuri ciuman dari Yerin,

Dan Taehyung yang baru masuk ruangan ganti tak sengaja melihatnya,

"Oh... Taehyung! Kalian langsung pulang bersama saja yah, karena aku dan Manager akan menuju tempat lain untuk jadwal berikutnya," Eunwoo berbicara dengan cepat

Taehyung hanya mengangguk malas sambil menatap punggung Yerin, gadis tersebut membelakanginya,

"Aku titip Yerin yah?" Eunwoo menarik Yerin kearahnya, dan membuat Taehyung melihat wajah tertunduk itu,

"Tenang, Tuan Putri akan aman bersamaku," Taehyung membalas dengan senyuman.

Eunwoo terlihat lega dan segera berjalan meninggalkan mereka,

Tersisa Yerin dan Taehyung yang mematung di ruang ganti,

"Aku akan menelpon taksi," ucap mereka barengan, setelah itu suasana kembali kaku,

"Aku saja... " kali ini mereka masih mengucapkan kalimat yang sama,

***

Sinbi baru saja bangun dari tidur nyenyaknya, perjalan panjang hampir 15 jam yang melelahkan akhirnya berakhir, gadis itu meregangkan sedikit ototnya dan menyadari bahwa pemuda disampingnya belum juga bangun,

"Hey tukang tidur! Bangun! Kita sudah hampir sampai!" Katanya nyaris berteriak,

Supir dan seseorang yang berada di depan yang bertugas menjemput mereka dari bandara hanya memasang wajah datar, lantaran tak mengerti bahasa Korea,

Hoseok yang tidurnya terusik hanya memilih ganti posisi tidur tanpa menghiraukan teriakan nenek sihir disampingnya.

Perjalanan mereka berakhir di sebuah restoran mewah, seorang ber jas hitam membukakan pintu,

Seseorang menyambut mereka dengan sopan, yang Sinbi tebak adalah seorang interpeter, dan benar saja, orang tersebut membungkuk dan memberi salam dalam bahasa Korea. Sinbi sudah tidak asing dengan hal semacam ini,

"Selamat pagi, Silahkan Tuan, Nona. Tuan Fischer sudah menunggu di dalam,"

"Bukannya kita langsung ke Hotel?" Sinbi terlihat keberatan karena sejak tadi pikirannya hanya tertuju pada kasur empuk.

"Tidak Nona, Team ingin menyapa kalian terlebih dahulu,"

"Baiklah," Hoseok tersenyum ramah dan berjalan,

Diamond House: One HalfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang