4

34 8 2
                                    

Stay here!
.
.
.
.
.

September, 2025

"Arghhh" Lirih artha yang posisi nya sedang duduk di tempat sambil pelan pelan meluruskan kaki nya yang sedang tertekuk

Spontan shalfa menghampiri artha yang berada di tengah lapangan, tak hanya shalfa yang menghampiri artha seluruh penghuni yang berada di sekitar lapangan tersebut ikut mengerumuni artha layaknya seperti gula yang sedang di kerumuti oleh semut

Shalfa memang seperti itu orang nya mau kenal atau tidak itu urusan nanti yang terpenting adalah menyelamatkan seseorang dari kondisi yang tidak stabil seperti terbentur, terjatuh, terpeleset, terkilir atau pun sejenis nya

Terlihat kaki artha yang sedang terobek sedikit sehingga berlumuran darah di sekitar luka tersebut

Shalfa duduk tepat di sebelah artha yang tidak berdaya itu, tadinya artha mau beranjak pergi namun di tahan oleh shalfa "Tunggu! Biar gue bantu" Lengan nya di tahan oleh shalfa, mata shalfa sedikit beralih ke wajah artha lalu kembali lagi ke arah kaki artha

Sedangkan artha menatap nya dengan penuh pertanyaan

Kok dia perhatian banget sama gue?

Baru pertama kali gue ngeliat cewe yang perhatian banget sama gue

Padahal kan dia ga kenal sama gue

Kok dia baik banget si sama gue

Kalo diliat liat nih cewe cantik juga

Mungkin seperti itulah yang berada di fikiran artha untuk saat ini

Sedikit sentuhan dari shalfa membuat artha sadar dari fikiran nya dan sentuhan itu membuat artha merasa sedikit kesakitan

Kemudian artha memberikan sebuah senyuman kecil kepada shalfa yaa walaupun shalfa tidak melihat senyuman nya atau membalas nya sedikit pun karena shalfa sedang sibuk untuk menyembuhkan kaki artha

"Nay, nay tolong ambilin tas gue disana! Buruan!" Pinta shalfa panik karena darah nya semakin mengalir menyelimuti kaki artha

Naya yang tadi nya berada di samping shalfa tiba tiba langsung berlari ke pinggir lapangan untuk mengambil tas shalfa

Tak membutuhkan waktu lama untuk mengambil tas shalfa, shalfa segera membuka resleting tas lalu mengambil segulung kasa, satu buah obat merah, sebuah gunting kecil dan satu rol plester

Gunting kecil yang di keluarkan shalfa dari tas nya membuat artha semakin panik "Ehh tunggu tunggu, lo mau mutilasi gue apa gimana?" Fikiran nya sudah kemana mana, ia berniat tidak mau di obati untung saja tangan shalfa cepat menangkap artha yang ingin berlari dari tempat

"Apaan si, siapa lagi yang mau mutilasi lo? Ini gunting buat motong plester tau" Jelas shalfa

Artha langsung mengangguk paham ia tak ingin pergi lagi karena shalfa bermaksud baik bukan jahat

SarthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang