3

41 9 7
                                    

Saturday,
.
.
.
.
.

September, 2025

Hari kedua untuk melakukan rutinitas yang akan dilakukan setiap hari sabtu yaitu exkul badminton

Suara kendaraan yang berlalulalang kesana kesini membuat shalfa dan elen bosan menunggu nya, tentu saja mereka sedang menunggu dari salah satu sahabat nya yaitu naya

So, pasti kalian bingung kenapa cuman shalfa, elen dan naya aja yang ikut exkul badminton? Ara kemana? Jadi ara itu sedang mengikuti kegiatan exkul voli misalkan kalau dia ikut dua dua nya jadi kebentrok karena jadwal yang sama, jadi ara lebih memilih mengikuti exkul voli dibanding exkul badminton

Elen mengangkat pergelangan tangan nya lalu melirik sebuah jam yang menunjukkan pukul 06.00 dengan berulang kali

"Naya kemana si, lama banget" Gerutu elen sambil mondar mandir kesana kesini

"Palingan dia lagi otw jalan len, kita tunggu aja dulu" Ucap shalfa menenangkan elen yang dari tadi tak bisa diam

Sudah beberapa bus yang berhenti di depan mereka namun mereka berdua tetap menolak nya karena naya belum juga datang

Tak lama dari keramaian pejalan kaki munculah naya dengan rambut yang terikat rapih sambil membawa sebuah raket di dalam tas nya, terlihat gagang raket yang muncul dari tas nya

Kemudian ia menghampiri shalfa dan elen yang sedang menunggu di halte "Baru nunggu kan? Berarti ga lama dong" Sapa naya seperti tidak tau malu

"Ga lama kata lo? Udah seabad kita nunggu di sini dan lo baru dateng?" Sahut elen memutarkan bola matanya sambil melipatkan tangan nya di atas perut

"Yaa maap maap namanya juga gue lagi otw" Jawab naya tersenyum

"Otw otw mulu, nyampe aja kaga" Ketus elen

"Maksudnya yang tadi gue chat itu otw ke kamar mandi" Jawab naya jujur apa adanya sambil tersenyum kuda

Shalfa dan elen melihat naya dengan tatapan yang sangat tajam rasanya seperti ingin membunuhnya "Inginku berkata kasar" Gerutu elen

"Ngatain tinggal ngatain pake acara batin batinan segala kaya di pelem pelem aja (film)" Oceh naya

"Yaudah sie" Ketus elen

"Udah udah kalian itu berantem terus, ayo kita naik bis nya kita udah telat tau" Saran shalfa

"Yuk" Ucap elen dan naya serentak

***

Setelah sekian lama mereka menaiki bus, tibalah mereka di suatu ruangan yang memiliki banyak lapangan yang luas nya sangat besar serta tempat duduk yang tersusun rapih di atas sebut saja namanya Gor

Shalfa memberhentikan langkah nya, otomatis elen dan naya juga berhenti "Kenapa shal?" Tanya naya

Terlihat shalfa berdiri seperti patung dengan wajah putih pucat dan tubuh yang sedikit kaku "Menurut lo kita bakalan di hukum ga sama pa budi" Ucap shalfa khawatir

Nah kebetulan banget nih, pak budi sering banget di sebut sebut karena apa? Karena pak budi adalah kepala sekolah dan guru olahraga sekaligus ia mengajarkan exkul bulu tangkis. Jadi wajar kalo nama nya sering di sebut di cerita ini

SarthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang